Tania??

172 20 5
                                    

Setelah sampai di rumah, dilihat mama dan adiknya tidak ada dirumah. Untung saja dia punya kunci cadangan.
Tiba-tiba handphone nya berdering dari dalam tas ranselnya. Buru-buru dia menjawab panggilan dari Mamanya. "Halo assalamualaikum ma." Sapanya memulai pembicaraan dulu. "Waalaikumsalam. Vin, mama sedang mendaftarkan adikmu ke sekolah barunya. Mama ga masak hari ini. Kamu masih punya uang bulanan yang papa kasih kan? Pakai itu dulu untuk kamu makan siang di luar. Mama sampai sore disini. Kalau keluar, pintu jangan lupa dikunci. Jangan ceroboh jadi anak cowok." Kevin memutar bola matanya, serasa pegal kupingnya mendengar celotehan Mama nya itu. Tapi tetap saja, walau Mamanya bawel dia tetap sayang pada Mamanya. "Ya mam." Jawabnya singkat. Kemudian Mama mematikan panggilannya.
"Apa aku ke Grage Mall aja dekat sekolahku tadi? Kelihatannya disana banyak restoran lezaat." Ucapnya kemudian berjalan ke kamar untuk mengganti pakaian seragam dengan kemeja hitam yang dilapisi dengan kaos putih bergambar mobil. Kemejanya ia biarkan terbuka. Dengan celana jeans hitam yang ia kenakan, tampak sangat seperti anak muda kekinian. "Yaelah.. gua lupa. Masa iya gua pake angkot lagi sih? Capek. Dibawa muter-muter dulu gue, keburu kenyang kalau gitumah." Tiba-tiba terdengar suara mesin mobil yang ga asing lagi ditelinga gue. Langsung gue berlari keluar. "Thanks Pak Anton, akhirnya dateng juga. Pak, kalau bapak mau istirahat, di lantai 2 ya. Papah sudah menyiapkan kamar pribadi untuk bapak. Minta kunci mobilnya dong pak." Ucapku sambil menengadahkan telapak tanganku. "Kevin mau kemana? Biar bapak antar.." Jawabnya "No, gausah pak. Aku mau makan. Nanti biar aku bawakan makanan untuk bapak. Mending bapak istirahat dulu. Kalau kecapekan, bagaimana bisa fokus di jalanan kan?" Ucapku meyakinkan pak Anton. "Tapi bapak takut.." Jawabnya "Bapak emangnya baru kali ini lihat Kevin naik mobil? Udah ah pak, kalem okey." Jawabku seraya menerima kunci mobil dari pak Anton dan bergegas masuk ke dalan mobil. Memutar arah mobilku dan pergi menuju mall.

Sesampainya di mall, dia mengambil karcis pakir dan memarkirkan mobilnya di area parkir khusus mobil.

Dia langsung menaiki escalator mall menuju lantai dua. Kemudian mencari restoran padang yang tadi spanduknya dia lihat ketika di pintu masuk mall.
Ketika sudah sampai di depan restoran padang "Awak Juo" dia langsung duduk di tempat yang kosong. Dan waitress menghampirinya. "Permisi mas.. mau pesan apa?" Tanya waitress itu dengan ramah. "Nasi Rendang tambah perkedel satu, es jeruk tapi gulanya sedikit aja ya, Uni. Oiya sekalian bungkuskan satu porsi nasi kikil." Ucapnya kepada waitress itu. Setelah waitress mencatat pesanannya, kemudian ia kembali menuju dapur.

Sambil menunggu makanannya datang, Kevin memutuskan mengisi waktu sembari membaca cerita-cerita di wattpad.

- Rafael pov -
"Semoga dengan kita jalan-jalan disini, kamu ga keki lagi sama aku yah." Ucapku dengan masih menggandeng tangan Tania. "Hm, semoga." Jawab Tania ketus. "Kamu udah makan sayang?" Tanyaku pada Tania, kami berdua sama-sama berhenti tepat di depan restoran padang. "Ga. Aku ga lapar." Jawab Tania masih ketus padaku. "Aku tau kamu pura-pura ketus sama aku. Kamu pasti ga tahan kan liat Dendeng padang? Hahahaha" Ledekku mencubit hidung Tania "Ihh" Tampaknya senyum original Tania mulai memancar di wajahnya, dia berusaha memukulku tetapi aku menghindar dan menyeret Tania dengan lembut untuk masuk ke restoran.

- Kevin pov -
"Ah.. tak ada yang menarik." Ucapku lirih lalu ku letakkan handphone ku di meja. "Permisi mas, ini pesanannya.."

Ketika dia ingin menyendokkan makanannya, dilihatnya Rafael yang sedang duduk berhadapan dengan seorang wanita. Wanita itu duduk membelakanginya, sehingga dia tak dapat melihat wanita itu.

Dia akhirnya melanjutkan menghabiskan makanannya.

Setelah habis, dia berniat menuju meja Rafael dan cewe itu.

"Woi Raf." Sapanya dari tempat duduknya yang bisa dibilang cukup dekat dengan tempat rafael. Otomatis Rafael dapat melihatnya. "Woi Bro, ngapain lo disitu? Sini bareng gua." Jawab Rafael melambaikan tangannya ke arah Kevin.
Kevin pun menghampiri Rafael. Dia terkejut dengan apa yang ada dihadapannya. Ternyata wanita yang saat ini bersama Rafa adalah Tania. Tania yang sedaritadi memandangi handphonenya tidak menyadari kedatangan Kevin. "Kenapa lo? Kok kaget gitu? Kenalin nih doi gue. Hehe.." Ucap Rafa sambil tertawa kecil padanya. Tetapi dia hanya memberikan senyum kecil.
"Entah kenapa, gue kok sesek ya rasanya lihat Tania sama Rafa." Batin Kevin. Dia dapat merasakan jantungnya berdegup kencang. Apa dia sedang merasakan jatuh cinta? Cinta yang tulus datang dengan sendirinya, bukan karena nafsu. Tapi mana mungkin dia jatuh cinta kepada pacar sahabatnya sendiri.

Tiba-tiba Tania memalingkan wajahnya ke arah Kevin. Matanya yang bulat makin bulat ketika tau Kevin ada dihadapannya. Tetapi Kevin hanya tersenyum kecil padanya.

"Kevin.. sejak kapan lo disini? Dan.. lo kenal sama Rafa?" Tania mulai membuka pembicaraan dengannya "Sejak kemarin. Kami teman sebangku." Jawab Kevin kemudian dia duduk di sebelah Rafael. "Loh, kalian dah saling kenal dimana?? Kevin kan anak baru disini, mana mungkin dia bisa main jauh-jauh." Tanya Rafael sembari menaikkan kedua alisnya.
"Iyaa Raf. Jadi, di Line tuh, aku sama si Kevin ini satu grup. Dia di Jakarta aku di Cirebon. Hahahaa" Jawab Tania sumringah. "Ah.. kalian gak asik. Udah saling kenal. Tadinya aku mau bikin surprise gitu. Gagal total deh." Keluh Rafael. "Surprise apaan Raf? Ngaco kamu!" Jawab Tania dengan menaikkan bibir atasnya. Mulut Kevin masih belum tergerak untuk berbicara. "Woi Vin. Lo diem aja daritadi? Ada masalah? Cerita lah sama gue." Rafa menepuk bahu Kevin sehingga dia tersadar dari lamunannya. "Ngg.. kaga Raf. Keep calm hehe." Jawab Kevin. Terlihat goresan senyum terpaksa di bibirnya.

Tiba-tiba waitress datang mengantarkan sebuah kantong plastik berwarna hitam.

"Permisi.. Mas yang tadi duduk di meja nol delapan kan? Ini pesanan nasi kikil nya. Jadi totalnya lima puluh empat ribu." Ucap waitress itu sambil menyerahkan nota pembelian kepada Kevin.
"Terima kasih." Jawab Kevin dan mengantongkan nota kembalian di saku kemejanya.

"Kok ga dateng-dateng ya makanannya. Gilaaa.. udah laper banget nih. Kalau makan di restoran mall ngantrinya padet banget yah yang." Ucap Tania memelas.

"Iya betul. Kalau aku sendiri sih sering beli nasi padang di Jalan Kesambi itu loh. Ga ngantri. Pelayannya ga lemot by." Jawab Rafa sambil memegang kedua telapak tangan Tania.

Kevin terbelalak melihat Rafa yang membelai halus tangan Tania. Tania memalingkan wajahnya ke arah mata Kevin, kemudian melihat ke arah tangannya lagi. Lalu dilepaskan tangannya yang sedang dibelai halus oleh Rafa.
Tetapi Rafa hanya menarik bibirnya dalam-dalam.

Cinta Pertamaku Berawal dari LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang