Chapter 16

2K 251 11
                                    

Aku terkejut dan tidak percaya. Oh astaga. Akhirnya...

"Harry, apa yang sedang kalian lakukan? Mengapa kalian berpelukan? Apa kau besok tidak ada kelas? Sekarang sudah sore."

Kami semua berteriak kesenangan dan aku meneteskan air mataku. Kami kembali, kami kembali ke rumah Harry. Kakiku sudah tidak lagi sakit dan patah. Aku sehat dan keadaan kita semua seperti keadaan seperti semula. Seperti tidak terjadi apa-apa.

"Gemma!!" teriak Harry dengan kencang serta tidak percaya. "Kita kembali. Kita telah menyelesaikan ini semua." Kami kembali berpelukan dan berlompat kegirangan.

"Aku harus kembali. Aku ingin pulang." Grace segera berjalan keluar dengan cepat. Dia melepas sepatunya dan membawanya serta berlari ke arah luar. "Aku kembali...." teriak Grace dari arah luar sementara perempuan yang di panggil Gemma oleh Harry hanya terdiam dan merasa bingung.

"Apa maksud kalian? Kalian telah kembali? Kembali darimana?" tanya Gemma penasaran dan kami hanya diam melirik satu sama lain. Keheningan pun meliputi kami dan tidak ada satupun di antara kami yang ingin membuka suara. "Tidak ada yang ingin memberitahuku apa yang telah terjadi di antara kalian?"

"Terlalu sulit untuk si jelaskan." jawab Liam cepat. "Tidak perlu ada yang di jelaskan."

"Kalau begitu, aku dan Jenny ingin pulang." Emily kini yang mulai membuka suara dan ingin segera kembali. Aku juga ingin segera kembali ke rumah. Aku melakukan perjalanan dan di permainkan oleh permainan itu hingga berhari-hari namun pada kehidupan nyata, itu semua hanya berlangsung dalam hitungan jam.

"Aku juga ingin kembali." kataku sambil membereskan kembali papan permainan bodoh ini. Aku ingin kembali ke toko tersebut untuk mengembalikan benda ini, khawatir akan ada yang memainkan permainan dan kejadian bodoh ini akan terulang. Aku tidak mau. "Emilly, Jenny kalian pulang bersamaku. Aku tidak ingin memikirkan tugas kita lagi untuk sementara waktu. Aku butuh istirahat."

"Oh astaga. Bagaimana bisa kita melupakan tujuan pertama kita. Kita datang kesini bertujuan untuk mengajakmu pergi keluar dari rumah Harry dan mengerjakan tugas bersama." Jenny menepukan jidatnya dengan tangannya sendiri.

"Lupakanlah Jenny. Kita semua butuh istirahat. Istirahat! Hanya itu yang harus kita semua lakukan. Ayo, kita kembali."

***

Pagi ini aku memasak bersama dengan Gigi. Gigi juga menginap di kamarku dan kita lebih banyak membahas suatu hal serta menertawakan suatu hal. Tadi malam, aku juga menerima telepon dari ibuku. Dia menanyakan kabarku dan keadaanku. Entah, mungkin seorang ibu memiliki perasaan yang kuat terhadap seorang anak sehingga ibu meneleponku dan menanyai keadaanku. Aku juga telah menyimpan permainan itu dan menaruhnya dengan baik.

"Menurutmu, apa yang kemarin itu nyata?"

Aku menggeleng tidak mengerti pada Gigi. Kami selalu membahas soal permainan itu dan aku juga sama sekali tidak ingin tahu dan tidak ingin peduli lagi. "Aku juga tidak tahu dan tidak mengerti."

Gigi nampak terlihat sedang berfikir. Apa yang ada di otaknya saat ini? "Ken... Apa kau tidak penasaran dengan permainan itu?"

"Ya, aku sangat penasaran. Tetapi harus bagaimana lagi? Aku sama sekali tidak ingin memikirkan hal tersebut."

"Tidak tidak tidak. Kau tentu harus memikirkan hal tersebut. Kapan kau akan mengembalikan permainan itu ke toko?"

Aku memikirkan waktu yang pas dan sepertinya siang ini akan menjadi waktu yang pas untuk mengembalikan permainan tersebut ke toko. "Sepertinya siang ini."

Gigi menggebrak meja yang tepat berada di hadapan kami. Dan itu sempat membuatku takut serta kaget. "Aku ikut!"

***

The GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang