First

137 18 2
                                    

Kenapa sejak tadi jantung ini sangat cepat detaknya? Apa ini penyakit baru? Apa nama penyakit ini? Kenapa separah ini? Sungguh rasanya sangat lelah..

Aku sedang dibalkon kamarku, menatap bulan yang menempel indah diatas sana, dipadukan dengan beberapa bintang yang menemaninya dan background yang gelap, mereka sangat berkilauan, sama sepertinya.

Dia..
Dia itu seperti bulan yang jauh diatas sana, membuat malam yang gelap menjadi lebih indah dengan kehadirannya yang tanpa ditemani seorangpun, bahkan bintang pun hanya beberapa, dan saat malam semakin larut bintang-bintang itu menghilang.

Tok Tok Tok

Suara ketukan itu mengagetkanku.

"Iya.."
Akupun berjalan untuk membukakan pintu kamarku.

"Dipanggil ibu disuruh makan malam!" Ujarnya ketus lalu berbalik. Akupun mengikuti langkahnya menuruni tangga lalu menuju ruang makan.

"Udah mulai akrab yaa?" Ujar ayah membuka pembicaraan.

"Iya nih yah.." Ujarnya dengan nada ceria dan.. apa benda ini? tidak.. itu bukan benda, tapi itu.. ah itu sebuah lengan. lalu, lengan siapa ini? YAA ALLAH.. Dia merangkul bahuku! Ini.. ini pertama kalinya bagiku.. Dan.. Dan apa seperti inikah rasanya? Kalian tahu? Rasanya seperti beribu kupu-kupu yang hinggap diperutku. Ah tidak, bahkan aku mati kutu, aku tak bisa bergerak sedikitpun!

"Yaudah duduk gih!" Ucap Ibu memerintah dengan lembut. Akhirnya Dia melepaskan rangkulannya dibahuku, Sungguh aku sangat gugup tak bisa berbuat apa-apa. Kami pun menduduki kursi kami masing-masing.

"Yaudah berdoa dulu yaa." Ucap ayah memimpin doa sebelum makan. Dan saat ayah berkata seperti itu Ada sebuah senyuman diwajah Ibu. Sungguh, kebahagiaan kecil yang tak pernah kulihat sebelumnya. Akupun ikut tersenyum tipis.

"Sini yah." Ujar Ibu mengambilkan nasi untuk ayah. "Udah bu." Ujar ayah memberi tahu Ibu.

"Kamu mau diambilin nasi juga?" Ujar Ibu menanyai kami berdua yang dibuatnya tercengang karna perilaku mereka tadi, Yang menurutku sangat romantis. Kamipun menggeleng dengan bodohnya.

Saat ingin mengambil nasi, telapak tangan kami berdua menyentuh sendok nasi bersamaan. "Eh, kakak duluan saja." Ujarku menarik kembali tanganku. "Makasih adikku." Ujarnya dengan senyum lebar yang menghiasi wajahnya sambil mengacak-acak rambutku. Aku hanya tersenyam ramah.

Catat! Ayo dicatat! Ini pertama kalinya aku mengalami ini! Sungguh kebahagiaan yang tak pernah terbayang sebelumnya. Sebenarnya, Dia yang memberi perhatian lebih atau aku yang mempunyai pikiran berlebihan? ah, Entahlah.

****
Setelah makan malam selesai, aku masuk ke dalam kamarku.

"Bu, yah, lala ke kamar duluan yaa, mau ngerjain tugas. Night Bu, yah. Assalamu'alaikum." Ujarku berpamitan kepada kedua orangtuaku yang sedang menonton televisi.

"Iya, jangan tidur larut malam ya la! Wa'alaikum sallam." Ujar ibu mengigatkanku. "Kalo Ada yang ga Kamu paham, tanya aja ke auzan ya la." Timpal ayah. "Ah.. i..Iya yah." Ujarku yang tengah berjalan menaiki anak tangga.

Apa-apaan! Yang benar saja! Aku? Nanya ke kakakku? Mana mungkin! Sampai kapanpun itu takkan terjadi! Bukan karna aku membencinya bermuka dua, tapi aku memang tak punya keberanian penuh untuk itu! Kejadian tadi saja masih terrekam jelas dikepalaku! Karna bagiku, itu pertama kalinya bagiku. Ahh.. sangat indah..

Deg!

Loh? Kenapa ini?! Kenapa semuanya gelap? Aku sama sekali tak bisa melihat apapun disini! Bagaimana ini, aku belum sampai kamar lagi! Duh.. siapapun tolong bantu akuu!!

Karna mataku tak berfungsi saat situasi sedang gelap, jadi yang bisa kulakukan hanya menggunakan indera perabaanku. Yaa.. aku meraba sekelilingku! kanan, kiri, depan, belakang. Dan sedikit demi sedikit aku mulai melangkah maju perlahan, sambil terus meraba. Kurasa sekarang aku berada di ruang belajar.

O, Iya, kalian belum kuberitahu yaa? Dilantai 2 hanya Ada 4 kamar, kamarku, Kamar kakakku, dan dua kamar kosong. Lalu 1 kamar kecil, dan ruang belajar ditengah-tengah kamar.

"Lala, auzan. Kalian diam diatas yaa, jangan turun, bahaya gelap begini. Ayah coba nyalain stopcontaknya dulu, mungkin listriknya ga kuat jadi tiba-tiba mati deh." Ujar ayah dari bawah sana. "Iya yah." Ujarku dan auzan bersamaan.

Bugh!

"EHH!! ASTAGFIRULLAHAL'AZZIM!!" Ujarku kaget karna terpeleset.

To be countinued..












@#¥%&*-+()!"':;/?
Haiii... 🙋 Author kembalii.. maaf udah lama banget ga update 😂 O,Iya besok puasa kan? Author minta maaf yaa Kalo banyak salah sama Kalian 😊 Tunggu kelanjutannya yaa.. gatau kapan 😂

Because I Can [On Editing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang