Jimin POV~
Udara di musim ini dingin, meskipun tak sedingin saat musim dingin, namun tetap saja. aku merapatkan jaket yang kupakai sembari berjalan mencari kafe yang cocok untukku. Tak berapa lama aku menemukan kafe tepat beberapa meter dari apartemenku. Dekorasi depan kafe itu cukup unik, banyak warna kopi dan coklat kayu yang mendominasi. Sangat cocok untuk penggemar kopi jika mendatangi kafe itu. Seperti diriku saat ini.
Aku melangkah pelan, membuka pelan pintu kafe itu. sangat bagus dan unik untuk dekorasi kafe ini. aku mengedarkan pandanganku ke seluruh kafe ini, namun pandanganku terhenti pada satu titik. Dia .. seseorang yang beberapa hari lalu memenuhi seluruh otakku. Bagaimana bisa aku bertemu dengannya lagi. Kebetulan ini aneh.
"selamat datang di kafe kami. Kami akan melayani anda dengan sepenuh hati"ucapnya sembari membungkukan badannya sembilan puluh derajat. Aku masih menatapnya dari ujung kaki sampai puncak kepalanya. Apa yang sedang dia lakukan disini ?? apakah dia salah satu dari pegawai kafe ini ?? cukup !! sejak kapan Park Jimin menjadi banyak bertanya ?? hentikan itu Park Jimin !! . Dia menegakkan tubuhnya kembali. Matanya melotot setelah melihatku tepat didepannya.
"Apa yang kau lakukan saat ini ?? bukannya kau harus melayani pelangganmu dengan sepenuh hati ??" tanyaku. Aku berlalu menuju meja yang tepat untuk ku tempati.
Author POV~
'bagaimana bisa dia kesini ?? apa dia mengikutiku ??'batin Seohun. Ia masih tak percaya dengan makhluk yang sedang duduk di meja pojok depan kaca jendela besar yang memungkinkan dia dapat melihat keadaan luar dari kafe ini. Namja itu, Park Jimin.
Seohun masih merutuki nasibnya sekarang, bagaimana bisa dapat menemui namja menyebalkan di tempat ini? dia menghembuskan nafasnya kasar, mencoba untuk mengontrol emosinya jika nanti dia menghadapi makhluk didepannya. Kemudian dia berlalu menuju Namja itu.
"ada yang bisa saya bantu TUAN ??"ucap Seohun menekan kata 'tuan' untuk namja dingi didepannya. Jimin menoleh masih dengan tatapan dinginnya kemudian tatapannya berlalu keluar kafe.
"satu Caramel macchiato"ucapnya tanpa menoleh kearah pelayan yang menulis pesanan yang ingin dia pesan.
"hanya itu TUAN ??"ucap Seohun. Ia masih mengontrol emosinya. Ia masih tak habis pikir bagaimana bisa ada manusia yang mempunyai kepribadian seperti dia. Jika Seohun mau, dia ingin menyiram air panas tepat pada hatinnya agar dingin yang berada pada hatinya dapat mencair.
Seohun berlalu meninggalkan Jimin yang masih memandang ke arah luar kafe itu. seohun menghampiri rekan kerjanya atau lebih tepat pegawainya.
Untuk sekedar informasi saja. sebenarnya Seohun adalah pemilik Kafe itu. semua dekorasi pada kafe itu juga dia yang mendekornya. Jika dilihat dari itu, mungkin sudah dapat ditebak jika ia sangat berpengaruh dengan keadaan Kafenya. ia juga sangat sengang jika ia melibatkan dirinya untuk membantu pegawai di kafenya. Seperti tadi,dia menjadi pelayan di kafe yang ia miliki.
"dia ingin Caramel macchiato"ucap Seohun pada salah satu pegawai yang tugasnya meracik kopi. Seohun memandang Jimin lagi.
'sebenarnya, kalau difikirkan, jika ia tersenyum mungkin sangat manis. Tapi itu hal sangat tidak mungkin!! Lihat saja mungkin otot-otot pipinya sudah kaku karena tidap pernah tersenyum' batin seohun. Ia menggelengkan kepala sembari berdecak heran atas sifat yang dipunyai Jimin.
"wae Seohun-ah ?? kau menyukainya"ucap Pegawai itu. seohun membelalakan matannya.
"Nega ?? menyukainya ?? yaak!! Nari-ah apa kau sedang mabuk? Dan juga.. manusia berhati dingin itu sama sekali bukan tipeku"ucap Seohun pada pegawai yang diketauhi bernama Nari itu. Nari hanya terkekeh mendengar ucapan atasannya –yang mungkin lebih sebagai sahabatnya- itu, kemudian memberikan secangkir kopi yang dipesan Namja –yang Seohun sebut- berhati dingin itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring And Destiny
Romancekarenaku mereka pergi.. karenaku mereka tersakiti.. dan karenaku juga mereka tak pernah kembali.. karena musim ini aku mendapat kebahagiaan dan juga kehancuran..