BBAPG 5; Permintaan

1.1K 105 1
                                    

Cewek itu membuka matanya dari tidur lelapnya, dan mengerjapkan matanya berkali-kali. Ia kemudian mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi, merenggangkan otot tangannya yang lemas.

Ia kemudian meloncat dari kasur, dan berjalan kearah dispenser setelah mengambil gelas yang terdapat disampingnya. Vany kemudian mengisi air tersebut hingga penuh, dan meneguknya habis.

"Pagi!"

Vany sukses tersedak oleh minumannya sendiri saat mendengar sapaan yang disusul oleh suara aktifitas menguap seseorang. Ia menoleh kebelakang, melihat cowok yang berjalan ke arahnya sambil menggaruk tengkuk. "Lo!" seru Vany yang disusul dengan batuknya. "Kenapa lo bisa disini?!"

Cowok itu mengabaikan Vany. Ia terus berjalan kearah dispenser, dan melakukan hal yang sama seperti Vany.

"Jo! Jawab gue!!"

Jo meletakan gelas tersebut ditempat, dan menatap Vany malas. "Kenapa emang? Gak boleh?"

"KAGAK! Lu pikir, gue sudi?!"

"Ck, gue udah nolongin elo loh kemaren."

"Tapi, bukan berarti, gue ngizinin lo buat nginep dirumah gue!"

"Pelit!"

"Bukannya pelit! Gue tuh tinggal sendiri, disini! Dan cewek sama cowok kalo berada diruang yang tertutup berduaan, itu gak baik!"

"Yaudah. Bagus dong kalo cuma berdua? Gak ada bonyok lo kan?"

Vany memejamkan matanya, menahan amarah dipagi hari karna sarapan yang tidak menyenangkan ini. "Tapi ..., tetep aja gak boleh! Ini rumah gue! Dan lo seenaknya aja masuk tanpa permisi? Dan lo, bisa masuk gimana kesini? Lo masuk lewat mana, setan?!"

"Gue masuk lewat jendela kamar lo waktu lo udah ngorok."

Mulut Vany menganga lebar, menatap Jo dengan wajah kagetnya. Dengan was-was, ia memeluk tubuhnya tepat didepan dada. "Lo gak ngapa-ngapain gue, kan?! Lo gak grepe-grepe, kan?! Jawab gue!!"

"Kagak. Gue cuma ngintip doang."

"JOOO!!!!" teriaknya, kemudian mengambil barang terdekat yang terdapat disana untuk kemudian dilemparnya kearah Jo dengan bertubi-tubi.

Jo sukses menghindari berbagai macam barang yang Vany lempar. "Apa? Ribet banget sih lo?! Pagi-pagi udah berisik aja."

"Keluar dari rumah gue!"

"Kagak. Elah, gue belum mandi."

"Gue gak peduli!!"

"Oh ..., yaudah. Gue gak mau dibimbing sama lo lagi."

Vany terdiam dengan mulut yang menganga setengah. Selalu saja. Ancaman Jo selalu saja sama. Cewek itu menghela napas panjang, dan menatap Jo malas. "Terserah!"

Jo nyengir lebar. Vany cemberut.

Cewek itu kemudian terdiam. Ia teringat sesuatu. Hal pertama yang ia lupakan kemarin. "Jo, gue mau ngomong sama lo," katanya, membuat Jo yang sedang memaninkan dispenser menoleh. "Gue punya permintaan. Dan kalo lo mau mewujudkan permintaan gue, gue bakal kasih lo apapun yang lo mau. Tapi satu."

"Beneran?" tanya Jo dengan mata berbinar, "Apa aja, nih?" tanyanya lagi, yang diangguki oleh Vany. Cowok itu kemudian tersenyum jahil. "Boleh dong kalo gue minta tidur bareng?"

Vany melotot pada Jo. Cowok itu malah tertawa puas sambil memperhatikan Vany yang menghela napas panjang. "Gue serius."

Jo terkekeh, kemudian mengangguk paham. "Apa? Selama gue bisa wujudkan, gue mungkin terima. Asal lo gak ingkar janji aja."

JoVan✔[BADASS #2] [PROSES PENERBITAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang