02. Oh Man

307K 24.1K 17.4K
                                    

KUPANDANG sejenak setelan serba biru yang kini kupakai di depan cermin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KUPANDANG sejenak setelan serba biru yang kini kupakai di depan cermin.

Aneh, rasanya perawat selalu memakai setelan putih seperti di film-film. Tapi apalah peduliku, Biru lebih baik. Jika aku memakai baju putih, ketampananku akan menyilaukan mata orang-orang.

Aku menghirup napas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan. Mengapa aku begitu gugup saat ini?

Ini tidak seperti diriku. Biasanya, aku tidak mempedulikan pekerjaan yang sedang menantiku. Sungguh.

"Ya! Cukup berkacanya. Para bayi-bayi besar sedang menunggumu, kau ingat?" teriak Hoseok hyung membuyarkan pikiranku dari luar kamar ganti pakaian.

"Eoh. A-arasseo" (Baiklah)
Aku menggeleng-geleng dan menguatkan diri.

Jalani saja, Jeon Jungkook
Terimalah peluang ini sebagai kesempatan langka.

Aku segera keluar dan ikut mengelilingi kamar-kamar pasien rumah sakit ini bersama Hoseok hyung.

Tak butuh waktu lama, kini kami tiba di kamar pertama. Sebelum pintu itu terbuka, Hoseok hyung berpesan. "Siapkan hatimu untuk mendengar kisah-kisah mereka, eoh?"

Aku mengangguk sementara pintu itu perlahan terbuka lebar untukku. Di dalamnya kudapati sebuah kamar yang cukup luas dengan buku-buku yang berceceran kemana-mana, seakan-akan ada seekor monster yang tinggal di dalamnya.

Aku yakin jika seorang manusia yang tinggal di sini, tempat ini akan menjadi sebuah perpustakaan yang enak dilihat.

Kuambil salah satu buku yang berada tidak jauh dari ujung sepatuku. Entahlah buku apa yang kupegang saat ini, yang jelas isinya pasti berisi bahasa inggris yang selalu kuhindari. Mungkin semacam buku pengetahuan atau dongeng, aku tidak tahu.

Kemudian mataku kini tertuju pada seseorang lelaki berkaki panjang yang sedang duduk di sebuah kursi dengan buku di tangannya sambil bergunam sendiri. Rambutnya berwarna hijau dengan potongan rambut entahlah mengikuti trend apa, yang jelas bentuknya seperti sebuah pondok penginapan.

"Gentleman and gentleman...,"

Hobi hyung mempersembahkan, "Ini dia pasien terpintar kita, Kim Namjoon. Perlu dicatat, dia hanya dapat berbicara bahasa inggris. Mungkin hanya sekali dua kali dia menggunakan bahasa korea."

Mendengar suara Hoseok hyung, lelaki bermarga Kim itu pun berdiri dan membungkuk kepadaku.

Aku ikut membungkuk dan berdiri kembali, "Annyeonghaseyo, Jeon Jung..."

Lelaki itu tetap membungkuk dan tak berdiri kembali untuk waktu yang cukup lama.

Aku berbisik pada kuda di sampingku, "Hyung, ada apa dengan..."

Tiba-tiba, dia menangis dan berlutut di depanku.

"Eo-eomma, Na-namjoon a-akan be-belajar le-lebih gi-giat la-lagi. Su-sungguh. Eomma... Eo-eomma... Eomma..."

SAVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang