44. Lie

103K 9.7K 1K
                                    

SUARA alat pendeteksi jantung bersenandung mengisi seisi ruangan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SUARA alat pendeteksi jantung bersenandung mengisi seisi ruangan ini.

Sudah satu minggu Choco terbaring koma di kamarnya sendiri dengan selang-selang infus yang menembus tubuhnya.

Sudah satu minggu aku tidak mendengar tawa dan teriakannya.

Sudah satu minggu aku divonis oleh rindu.

Sudah satu minggu aku hanya bisa melihat raganya tapi tidak dengan jiwanya dan sudah satu minggu pula aku duduk di samping ranjangnya dengan segala harapan dan doaku padanya.

Dokter menyatakan dirinya keracunan akibat laba-laba itu.
"... Apa baju masih penting bagimu? Bagaimana kalau laba-laba itu beracun? ..."

Mengapa aku tidak menanggapi perkataannya sebelumnya?

Mengapa aku lebih mempedulikan bajunya dibanding nyawanya?

Mengapa laba-laba itu tidak menggigit aku saja sebagai penggantinya?

Mungkin jika aku tidak melepas dirinya dari punggungku, dia akan baik-baik saja.

Mungkin jika aku bisa mengantarnya ke puncak gunung itu, dia akan baik-baik saja.

Mungkin jika aku...,

"Ya! Jeon Jungkook! Irona! Apa kau mau membuat sungai di ranjang Choco?" Teriakan Hoseok hyung yang menggelegar berhasil membangunkanku dari tidurku.

Aku membuka mataku perlahan dan mengangkat wajahku. Kudapati Choco masih terlelap di di depan mataku.

“Ah, rupanya aku tertidur di sisi ranjangnya lagi.” gunamku sambil mengelus rambutnya. “Aku selalu berharap bahwa ini hanyalah sebuah mimpi.”

“Tapi mengapa saat aku bangun, kau tetap di posisi yang sama, eoh?”

Hoseok hyung menaruh sebuah nampan berisi semangkuk bibimbab. "Sampai kapan kau akan seperti ini? Seminggu ini kau belum mandi dan hanya memakan coklat batangan itu. Mandilah dan makan bibimbab ini. Kau tampak menyedihkan, Jungkook-ah."

Aku mengeluarkan dan memakan snickers dari sakuku. "Bagaimana bisa aku makan hidangan favoritnya sedangkan dirinya belum makan seminggu ini, eoh?"

"Ya! Jinja geumanhae!“ Hoseok hyung merebut snickers dari tanganku dengan kasar. “Apa kau akan terus-terusan seperti ini? Apa dia akan senang melihat dirimu seperti ini? Apa perlu aku menyuapimu agar kau makan? Apa perlu aku memandikanmu? Eoh?"(Sungguh, berhentilah)

SAVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang