Pertemuan

369 5 0
                                    


KEVIN SIDE.

"Kau menyebalkan! Dasar playboy!" sebuah tamparan keras mendarat dipipiku dengan sempurna, lalu wanita itu berlari pergi setelah menamparku. Aku pun kembali duduk di kursiku dengan tenang sambil memegang pipiku yang memerah karna tamparan itu. Semua mata di restoran itu tertuju padaku namun aku menghiraukannya. Dia pasti berfikiran bahwa Lisa itu adalah pacarku. Terserahlah aku tak perduli.

"Siapa tadi itu, Kev?" tanya Lisa

"Entahlah" kataku sambil menyalakan rokokku

"Sepertinya kau memiliki hubungan khusus dengannya" lanjut Lisa

"Tidak dia hanya salah satu wanita yang merasa bahwa aku permainkan perasaannya hahaha" tawaku

"Kau sungguh tidak berperasaan, Kev"

"Mungkin" jawabku sekenanya sambil menghembuskan rokokku

"Semoga kau lekas menemukan seseorang yang bisa mengubahmu" kata Lisa

"Haha kurasa tidak" elakku

"Yah kita liat saja" tantang Lisa

"Well aku sudah harus pergi, masih banyak tugas kuliah yang harus kukerjakan bye" pamit Lisa

"Okay"

Lisa pun beranjak dari tempat duduknya. Dan pergi meninggalkanku. Kata-kata Lisa masih terngiang dikepalaku. Mana mungkin seseorang bisa mengubah diriku. Seberapa besar dia bisa memberikan efek itu kepadaku?. Kurasa mustahil aku bisa diubah oranng seseorang bahkan ayah dan ibuku saja sudah lelah dengan sifatku. Aku pun kembali menghisap rokokku kemudian mematikannya di asbak. Aku pun memanggil waiter untuk meminta bill. Setelah membayar, aku pun pergi meninggalkan restoran itu dengan mobil mercedesku. Sampai didepan apartemenku, aku membuka pintu dan langsung merebahkan diriku dikasur.

Perkenalkan namaku adalah Kevin Rosvelt. Semua temanku memanggilku dengan sebutan Kev. Yah aku tidak perduli tentang panggilan mereka kepadaku. Dan yang tadi bersamaku adalah Lisa. Sahabatku semasa SMA. Hanya Lisa yang bisa tahan dengan segala sikap menyebalkanku. Sedangkan Wanita yang menamparku tadi direstoran adalah Catrin. Dia adalah salah satu wanita dari sekian banyak wanita yang merasa aku telah memberikannya harapan palsu. Padahal memang seperti inilah sifatku baik kepada setiap orang meskipun aku suka sekali memikat para wanita dengan kata-kataku yang manis. Entahlah aku terlahir cukup beruntung memiliki wajah tampan, prestasi bagus, keluarga yang kaya raya. Sekarang ini aku sedang melanjutkan kuliah di luar negeri sehingga jauh dari orang tua. Dan aku merasa bebas bisa melakukan apapun disini tanpa ada yang cerewet kepadaku. Aku berada di negara ini dari SMA hingga sekarang aku menginjak semester empat di perkuliahan.

.....

Apa?!? Sudah jam 7?!?. Aku lekas bangun. Cuci muka dan sikat gigi. Memakai t-shirt putih dan jeansku. Kemudian menyiapkan roti untuk sarapan. Oh shit nggak ada banyak waktu man! Aku pun berlari sembari mengigit rotiku yang tinggal setengah dan kemudian menyambar kunci mobil yang bertengger digantungan. Aku menyetir mobil dengan kalap. Tidak perduli sumpah serapah orang-orang karna aku membawa mobil benar-benar diluar kendali. Aku pun sampai dikampus dan untungnya ternyata dosennya belum datang. Aku pun duduk dimejaku.

"Hi kev! Tumben gak telat" sapa Mike

"Yo bro sup? haha lagi lucky aja kali"

"I'm great, bro. Hei hei kudengar kau ditampar lagi direstoran tadi malam?" tanya Mike

"Hahaha kau tahu darimana? Ahh, i see tahu dari Lisa kan?"

"Haha yeess she told me bruh"

"Dasar Lisa. Dia memang paling tidak bisa menyembunyikan apapun darimu"

"That's my girl hahaha" kata Mike sambil tertawa

Mike dan Lisa pacaran semenjak SMA kelas 1 sampai sekarang. Aku, Mike dan Lisa bersahabat dekat jadi masing-masing dari kami sudah tahu betul sifat masing-masing. Kami pun ngobrol panjang lebar sampai akhirnya dosennya masuk. Yah meskipun tampang-tampang pemalas gini masih mau merhatiin dosen walaupun ujung-ujungnya bakalan ketiduran juga HAHAHA. Kelas hari ini pun selesai. Aku pun berniat untuk ke perpustakaan untuk meminjam novel misteri terbaru. Mike tidak akan mau jika ku ajak ke perpustakaan. Alasannya dia alergi buku. Jadi, aku pun pergi sendirian ke perpustakaan. Sesampainya di perpustakaan aku pun mencari novel incaranku. Saat aku hendak mengambil novel itu, tiba-tiba ada tangan lain yang juga menyentuh novel itu. Langsung aku menengokkan kepalakku ke samping mengikuti arah tangan yang menyentuh tanganku  dan disana ada wanita dengan mata abu-abu menatapku. Aku pun tersadar dan menyingkirkan tanganku dari tangannya.

"Mmh sorry kamu juga mau minjem novel ini juga?'' tanyaku

"Ya tapi sepertinya kau saja duluan yang meminjamnya"

"Ah tidak kau bisa meminjamnya duluan, ah aku mau meminjam novel ini" kataku sambil tangan kananku asal mengambil novel dan pergi meninggalkannya

"Hei tunggu!" dia mencekal tangan kananku aku pun berbalik badan dan kembali bertatapan dengan mata abu-abunya itu

"Aku akan meminjamkannya padamu setelah aku selesai membacanya" kata wanita bermata abu-abu itu

"Haha baiklah siapa namamu?" tanyaku

"Amy" jawabnya

"Baiklah, Amy. Aku akan selalu ke perpustakaan ini setiap hari rabu setiap jam makan siang. Jika kau telah seleai membaca novelnya. Temui aku disini. Ingat itu baik-baik" kataku sambil memegang dagunya

"Apaan sih pegang-pegang aja" katanya menampar tanganku

"Reaksi yang bagus nona, kau membuatku tertarik" kataku tersenyum

Aku pun memasukkan tanganku ke saku celana depan jeansku dan pergi meninggalkannya sembari membawa novel yang secara random aku ambil untuk aku pinjam.

bersambung...

....

Haii terima kasih udah mau baca story gue yang gajelas ini. Masih banyak kekurangan sana sini. Tapi gue bakalan seneng banget kalo kalian ngasih komentar tentang ini makasih yaa

I Found You.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang