Ini adalah hidupku.
Aku hidup di lingkungan yang bagiku itu menyesakkan,
Aku hidup di sekumpulan orang-orang tak berperasaan,
Aku hidup dengan rasa sakit dan perih
Aku hidup dengan segala nikmat yang hanya sebatas khayalan,
Aku hidup dalam kesunyian diri yang mencekam,
Aku hidup dan berjalan tak tentu arah,
Miris, tapi itulah hidup seorang
Byun Baekhyun※MY POOR TWINS※
Aku baru saja tiba dirumah dan dikejutkan dengan keadaan rumah yang bisa dibilang cukup berantakan. Semua barang-barang di dalam berserakan, sepertinya ada yang sengaja melakukannya. Atau jangan-jangan─
"Tabunganku!" Pekikku dan langsung lari ke arah kamarku.
Kamarku tak jauh beda dengan keadaan di luar tadi. Pintu lemariku terbuka, memperlihatkan baju-bajuku yang tadinya tersusun rapi kini sudah berserakan di lantai. Tempat tidurku bahkan tak serapih pagi tadi. Hancur seperti terkena gempa dahsyat.
Aku berlari kecil menuju laci nakas dekat tempat tidurku dan membukanya secara brutal. Terdapat kotak berukuran sedang lagi di dalamnya. Lantas kotak itu memberi jawaban hampa padaku; kosong tanpa sepeser pun receh di dalamnya. Aku menghela nafas pasrah, pasti Ayah telah mengambilnya.
"Tidak apa. Aku hanya perlu menabung dua tahun lagi, mungkin."
Ya. Dua tahun belakang ini aku menabung untuk biaya kuliahku beberapa bulan lagi. Saat ini aku duduk di bangku kelas 12 di SMA yang tidak terlalu ternama di Seoul. Dan setelah ujian nanti aku berencana mendaftar kuliah di Universitas S, tapi Ayah membawa pergi semua uang tabunganku. Jadi ya, kurasa aku harus menabung lagi mulai hari ini.
"Lebih baik aku merapihkan rumah." ujarku sembari meletakkan tasku diatas kursi dan keluar dari kamar. Mungkin aku akan membersihkan rumah dari ruang tamu dulu.
Mengeluh dan memaki pada ruang kosong tidak ada gunanya, 'kan?
※MY POOR TWINS※
Setelah membereskan seisi rumah, perut Baekhyun tiba-tiba saja berbunyi, menandakan bahwa srsuatu haruslah masuk ke dalamnya. Baekhyun terkulai lemas di sofa dan menutup matanya rapat. Sejak pagi dia memang belum makan dikarenakan semua uang jajannya dia tabung di kotak yang kini sudah kosong karena diambil Ayahnya.
Apalah arti sekeping roti juga susu vanilla yang tersisa untuk pagi ini. Bahkan untuk memasak lauk saja Baekhyun tak punya persediaan. Dia benar-benar kehabisan segalanya. Harta, makanan, juga kasih sayang.
Ah, pemuda itu rasanya tambah lemah.
Ceklek
Tiba-tiba pintu terbuka perlahan hingga Baekhyun membuka matanya dan menoleh ke belakang. Seseorang datang mendekatinya dan duduk disamping Baekhyun. Ia menyodorkan sebuah papper bag yang entah berisi apa pada pemuda surai hitam itu.
"Makanan dari Ibuku, ambil lah!" Titahnya sambil tersenyum.
"Aku rasa kau tidak perlu─"
"Tidak usah banyak bicara, cepat makan saja."
Kali ini Baekhyun tersenyum tipis, sedikit banyak merasa tak enak. "Terima kasih. Aku benar-benar merepotkanmu, Chan."
KAMU SEDANG MEMBACA
MY POOR TWINS [EXO FANFICTION]
Fanfic[DALAM PROSES REVISI] [PROLOG] Sebuah kejadian merenggut memori masa kecilku. Seketika semuanya berubah drastis. Aku hidup dengan sangat layak, bertingkah banyak, juga manja pada orangtua yang tadinya kupikir adalah orangtua kandungku. Ternyata, da...