MEONG..."Pus, turun dong!"
Untuk yang kesekian kalinya gadis berambut sebahu itu berusaha membujuk Owel, kucing kesayangannya yang entah sejak kapan berada di atas pohon pinus setinggi lima meter di halaman samping rumah. Ia sudah menggeram kesal, karena Owel sejak tadi tidak kunjung turun dari sana. Kucing gemuk berwarna kuning itu mengibaskan ekornya seakan memberi ejekan karena tidak mampu meraihnya.
"Owel, turun ga? Turun dong sayang, emakmu ga bisa manjat nih," ucap gadis itu asal antara marah dan memohon.
"Mang Ujang!!!" Ia berteriak keras memanggil tukang kebun yang entah berada dimana.
"Iya Non, ada apa?" tanya Mang Ujang yang lari terbirit-birit dari samping rumah karena mendengar teriakan itu.
Gadis itu menunjukkan jarinya ke atas pohon. Mang Ujang yang sudah hafal dengan isyarat tersebut dengan sigap mengambil tangga, membawa Owel turun tanpa perlawanan. Ia segera mengambil dan memeluk kucing itu hingga tidak bisa bernafas bebas karena pelukannya yang cukup erat.
"Makasih ya, Mang."
Mang Ujang tersenyum sambil mengangguk, membuat gadis itu juga tersenyum senang ke arahnya.
***
Di dalam rumah besar berlantai dua inilah gadis itu tinggal. Bersama orangtua dan saudara laki-lakinya, juga dua asisten rumah tangga di keluarga mereka, yaitu Mang Ujang yang tadi sudah membantu gadis itu dan Bi Nem orang yang selalu mengikhlaskan waktunya untuk mengurus keluarga ini.
Gadis itu adalah anak dari pasangan Firman Atmojo dan Karina. Ayahnya memiliki perusahaan properti yang terus berkembang dan memiliki cabang di beberapa kota, sehingga bisa dikatakan jika ia adalah anak seorang pengusaha yang cukup sibuk dengan menghabiskan lebih banyak waktunya untuk bekerja.
Anak sulung mereka yang juga berarti saudara pertamanya bernama Eleya.
Mereka memiliki selisih umur enam tahun. Gadis itu biasa memanggilnya dengan sebutan 'Mba Iya', yang sebenarnya kadang membuatnya teringat makanan Bakpia. Eleya memiliki kecerdasan yang memang sudah terakui, bahkan menyelesaikan kuliahnya dengan hasil cumlaude. Dia juga pernah diangkat sebagai asisten dosen di Universitas tempatnya kuliah dulu, sebelum diboyong suaminya tinggal di Australia sekitar satu tahun ini.Suami Eleya adalah anak dari kolega bisnis Ayah mereka, yang artinya Eleya menikah karena dijodohkan. Gadis itu sering perfikir sendiri, heran kenapa Eleya mengiyakan saja saat ditanya tentang perjodohan itu. 'Apa dia ga punya pacar? gebetan? atau orang yang akan sakit hati jika dia menikah dengan orang pilihan Papa? Entahlah! Mungkin dia terlalu sibuk dengan rutinitasnya--lebih banyak bergaul dengan buku--sehingga dia tidak sempat memilih pacar dan selalu menuruti apa kata papa dan mama.' Itulah yang selalu ia simpulkan tentang kakaknya.
"Untung bukan gue yang jadi anak sulung
mereka. Mana mau gue dijodohin kek jaman Siti Nurbaya kek gitu," gumam gadis itu.Kakak ke dua yang sering ribut dengannya adalah Leo, sesekali dipanggil Bang Leo saat gadis itu sedang ingin bermanja ria dengannya. Umurnya hampir duapuluh satu tahun, kuliah semester lima di salah satu Perguruan Tinggi terbaik dikota itu. Leo termasuk orang yang populer dimana pun ia berada, sehingga Leo sering dibuat kewalahan dengan tingkah para wanita yang berebut mengambil perhatiannya. Sejak dulu gadis itu yang selalu menjadi bahan untuk wanita-wanita yang berusaha dekat dengan Leo. Mendekatinya, menyogoknya, bahkan bersikap sok baik padanya adalah cara jitu menurut mereka, tetapi sikap mereka langsung berubah 180 derajat setelah mendapat penolakan dari Leo.
Sebenarnya gadis itupun mengakui jika kakak keduanya ini memang punya wajah yang tampan. Bisa dibilang kadar ketampanannya di atas rata-rata, dengan style yang selalu modis dan ditunjang perawakannya yang gagah dan cukup membuat siapapun yang melihatnya pasti selalu memiliki tatapan seakan harus menerkamnya hidup-hidup.
"Key, kerjain tugas di rumah lo ya?" pinta salah satu teman sekelas gadis itu.
"Tumben banget. Siapa aja?"
"Cewek-cewek satu kelas. Rumah lo 'kan gede, ga papa dong?!"
Awalnya gadis itu masih cukup santai meladeni mereka, tapi tiba-tiba ia tercegang mendengar setengah isi kelas ingin datang ke rumahnya.
"Kok rame banget. Bukannya tugas individu?"
"Ya... sebenarnya sih sekalian pingin liat abang lo," jawab temannya yang lain dengan jujur.
'Fix! Modus di mulai dengan memperalat gue.'
"Sorry nggak bisa! Gue sibuk nemenin nyokap," tolak gadis itu sambil melangkah pergi meninggalkan teman-temannya.
Alhasil, gadis itu hanya mempercayai satu orang teman yang sejak SMP selalu tulus menemaninya tanpa ada embel-embel apapun. Walaupun dia juga pernah mengakui ketampanan Leo, tapi setidaknya dia tidak munafik seperti yang lainnya.
Namanya Katrin. Nama itu mungkin seperti nama bule, tapi tampang Katrin indo seratus persen. Dia selalu memahaminya dan bisa menetralkan emosi gadis itu saat banyak teman-teman di sekolah yang merayunya untuk bisa di ajak berkenalan dengan Leo, dan hal itu selalu membuat tensinya naik.
Gadis itu adalah adik bungsu mereka. Namanya Keyza Aprilita, umurnya tujuhbelas tahun dan baru saja mendapat e-KTP yang diserahkan pak RT langsung ke rumahnya. Semua orang boleh memanggilnya Ily, Lyta, tapi ia lebih suka di panggil Key. Untuk nama itu, Key punya filosofi yang ia buat sendiri :
'Kunci (Key), benda kecil yang mampu menjaga pintu untuk tertutup rapat, hanya bisa terbuka saat ada kunci yang cocok dengan pintu itu. Begitupun dirinya (si Key), yang tidak akan sembarangan membuka hati untuk seseorang, karena orang itu harus bisa membuktikan bahwa dirinya pantas untuk Keyza.'
Keyza bersekolah di salah satu SMA Negeri yang mana 95% siswanya sudah tercemar gaulnya kota metropolitan. Ia menduduki kelas sebelas di penambahan umurnya yang baru saja dilalui beberapa minggu yang lalu. Teman-temannya berpikir bahwa Keyza akan melewatkan sweet seventeen itu dengan membuat party dan banyak hadiah-hadiah mewah. Nyatanya tidak, Keyza tidak suka pesta dengan segala hiruk pikuk orang-orang di dalamnya. Ia juga yakin teman-teman cewek di sekolahnya yang akan hadir pasti hanya untuk bertemu Leo, bukan untuk memberinya ucapan selamat dengan tulus. Itu semua sudah terlihat setiap kali Leo berada di sekolah untuk mengantar ataupun menjemputnya. Mereka seperti sedang melihat malaikat yang baru turun dari surga. Ada yang mangap, ada yang merem-melek, bahkan terbentur pintu saking fokusnya memandangi Leo.
Tapi sebenarnya bukan hanya alasan tentang dirinya yang tidak suka pesta dan daya tarik Leo, situasilah yang tidak mendukungnya untuk mengekspresikan kebahagiaan di hari ulangtahun itu. Walaupun Keyza sudah merasa cukup dengan semua fasilitas yang diberikan oragtuanya, Keyza tetap menjadi anak cacing di antara dua saudaranya. Orangtuanya menjadikan Eleya sebagai anak emas mereka, selalu menggaungkan namanya karena selalu membuat mereka bangga. Begitu juga dengan Leo yang menjadi kandidat ke dua. Sedangkan untuk ulangtahun Keyza ini, hanya Leo yang mengingatnya sebelum memberitahukannya pada orangtua mereka saat di meja makan. Namun topik itupun tidak berlangsung lama, karena keduanya kembali sibuk dengan tablet dan handphone dimana hanya ada topik tentang saham dan keuangan perusahaan.
Keyza merasa dirinya hanya bermodal tampang yang diakui banyak pihak juga tidak kalah dengan Leo. Walaupun dengan otak yang standar dan tubuhnya yang agak mungil--karena ia tidak suka disebut pendek--yang membuat Keyza akan kalah sebelum berperang jika diikutsertakan dalam seleksi pencarian model.
Sejak kecil Keyza sering disebut anak cacing. Menurutnya, anak cacing mungkin sebutan untuk orang yang tak di anggap ada seperti dirinya. Sekarang, ejekan itu sudah jarang ia dengar lagi, selain Leo yang menjadikan sebutan itu bagai panggilan sayang padanya.
Keyza termasuk anak yang mudah bergaul, walau cuma punya satu sahabat. Namun, ia juga terkenal cuek, setidaknya itulah yang sering digambarkan beberapa orang tentang dirinya. Cuek pada setiap anak cowok di sekolahnya.
"Bukan berarti gue ga normal, tapi jujur gue ingin jaga filosofi nama gue, dan gue emang lebih seneng menikmati hari-hari jomblo gue ini," ucapnya pada Katrin.
"Ck, jomblo akut lo!" Balas Katrin padanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/72422059-288-k962523.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KUNCI HATI
Novela JuvenilGimana jadinya kalo lo berada di tengah-tengah tawuran dua SMA yang menjadi musuh bebuyutan? Dan gimana jika penyelamat lo adalah orang menyebalkan yang malah memberikan lo semakin banyak masalah?