Sekeping Kenangan

5.6K 267 4
                                    

Di pojok ruangan dia menemukan sebuah ruangan yang dipenuhi monitor-monitor CCTV. Dia mengamati satu persatu sosok yang ada di dalam monitor. Dia melihat beberapa anak buah Baron terlihat mondar mandir. Dia menghitung semua anak buah Baron dengan jari. 13. Namun dia sangat yakin kalau dia tidak melihat sosok Baron. Dan salah satu sosok di salah satu CCTV menggetarkan hatinya.

Rianna

Gadis cantik itu tengah menghadapi seorang pria dengan tubuh yang besar. Bukan cemas yang ditunjukan Naga saat melihat Rianna bertanding. Melainkan dia tersenyum geli sambil mencoba menahan tawanya. Dia sangat kagum dengan sosok Rianna. Polwan cantik dengan kehebatan yang sama dengan laki-laki. Dia juga sangat kagum dengan keahlian bela diri Rianna yang sudah sangat mahir. Jelas saja, dari kecil Rianna memang sudah dilatih bertanding oleh ayahnya. Dan Naga sangat tau itu.

***

Mata Naga menjamah setiap sudut ruangan yang sedikit kontras dengan ruangan lainnya. Dindingnya yang terbuat dari besi namun dilapisi koran-koran bekas menjadikan ruangan ini sedikit tertata dari pada ruangan-ruangan yang lainnya. Bahkan beberapa monitor pengawas nampak tertata rapih di atas meja. Naga heran, kenapa ruang pengawasan malah tidak di awasi. Tapi kesempatan ini tidak disia-siakan olehnya.

Naga mulai melakukan rencananya. Dia memutus beberapa kabel yang tersambung agar monitor mati dan CCTV tidak akan mendapatkan wujudnya. Namun baru beberapa kabel yang ia potong, langkah kaki mengagetkan nya. Dia berdiri dan dengan sigap bersembunyi.
Sedetik setelah Naga bersembunyi di balik pintu. Pria dengan kumis tebal serta topi berwarna hitam masuk kedalam ruangan. Dia kaget saat tau beberapa monitor sudah mati. Dia memeriksa kabel-kabel penghubung, dan tersadar kalau kabel-kabel itu ada yang memotong.

Naga melompat menerjang pria itu hingga tersungkur. Seutas kabel yang ia temukan di bawah meja langsung ia kalungkan pada pria malang itu. Dia meronta sambil menggapai sebuah tombol berwarna merah. Tangan Naga mencoba menepis namun...

"Sial!" desis Naga saat bunyi bising alarm mulai terdengar. Dia melihat di layar monitor beberapa anak buah Baron berlari ke tempatnya sekarang.

Tanpa mau berlama-lama Naga dengan cepat mengencangkan ikatanya. Dan suara leher patah terdengar dan sejurus kemudian pria yang ia tunggangi itu pun tidak lagi bergerak.

Secepat kilat Naga keluar dan meninggalkan mayat pria itu. Dia mencoba mencari tempat persembunyian serta keberadaan Rianna.

***

Mata Rianna dan Baron bertemu. Pemuda itu menghampiri Rianna dan melihat luka yang berada di lengan gadis itu. Rianna meringis dengan tampang malu. Naga tekekeh.

"Bukankah kamu sudah merasakan itu Rianna? Kenapa masih sakit juga"

Rianna mendelik mendengar ucapan Naga. Dia meraba bawah lehernya. Kalau dia tidak memaki kerah atas, dia pasti sudah meraba bagian luka goresan pisau. Goresan itu ia dapat waktu kecil. Lalu bagaimana Naga tau itu, sementara Rianna sendiri belum menceritakan nya.

"Mas Naga tau dari mana luka di dadaku itu?"

"Coba kamu ingat 16 tahun yang lalu"

Rianna memutar otaknya dan mengulang memori lamanya....

....Rianna menepuk jidatnya sendiri dan baru mengingat, kalau Naga ini adalah teman kecilnya dulu lebih tepatnya Yuda, Prayuda. Teman sepermainan nya saat TK. Namun karna ayah Naga pindah tugas di Surabaya, jadilah Naga melanjutkan sekolahnya disana. Rianna meringis malu bercampur tak enak hati. Bisa-bisanya ia lupa dengan Naga.

"Maaf mas, abis dulu mas itu aku panggil Yuda. Jadi pas tau sekarang pake nama Naga, aku gak ngenalin"

Naga terkekeh geli.

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang