Nyanyian Hujan

5K 240 7
                                    

Aku adalah bulir perak yang jauh menciptakan
Galur yang diturunkan dari surga oleh dewa-dewa
Alam kemudian mengambilku, untuk menghiasi
Ladang-ladang dan lembah-lembahnya

Aku mutiara cantik, yang direnggut dari
Mahkota Isthar oleh anak perempuan Fajar
Untuk mempercantik kebun-kebunnya

Ketika aku akan menangis bukit-bukit akan tertawa;
Ketika aku merendahkan diriku kembang-kembang
Bersuka ria;
Ketika aku menunduk, semua mahluk bergembira.
Ladang dan awan adalah para pencinta
Dan diantara mereka adalah aku sebagai pembawa
Pesan belas kasih.
Aku memuaskan dahaga salah satu dari mereka;
Aku obat bagi sakit yang lainnya.

Suara petir menyambut kehadiranku;
Pelangi mengantarkan keberangkatanku.
Aku mirip kehidupan duniawi, yang mulai pada
Kaki-kaki cuaca yang marah dan berakhir
Dibawah sayap kematian yang terentang,

Aku muncul dari hati lautan dan melayang dengan angin
Sepoi. Ketika aku melihat sebuah ladang dengan
Kebutuhannya, aku turun dan memeluk bunga-bunga dan
Pepohonan dalm jutaan jalan kecil.

Aku menyentuh dengan lembut kaca jendela dengan
Lemari halusku, dan maklumatku adalah
Lagu penyambutan. Semua dapat mendengar, tetapi
Hanya yang peka dapat memahami.

Panas di dalam udara menciptakan kelahiranku,
Tetapi sebaiknya aku membunuhnya,
Seperti perempuan mengatasi lelaki dengan
Kekuatan yang diambil dari lelaki itu.

Aku adalah desahan lautan;
Tawa padang rumput; Air mata surga.

Maka dengan cinta
Desahan dari dalam laut dipenuhi kasih sayang;
Tawa dari padang spirit menajadi berwarna-warni;
Air mata dari surga sarat kenangan tanpa akhir.

Nyanyian Hujan
- Kahlil Gibran

***

Suara hujan terdengar mencekam malam ini, langit nampak menghitam karna awan yang menggulung. Dahan-dahan pohon bergoyang hebat karena tiupan angin kencang sementara gemuruh terus menghiasi langit Jakarta dengan kilatan-kilatan yang menyilaukan mata.

Rianna baru juga sampai namun mobil yang ia tumpangi nampak oleng ke kiri dan kanan. Supirnya Mang Tarjo merasa was-was mengemudikan kendaraannya. Tidak di sangka Rianna, baru lima hari ia di Yogyakarta karna mengurus bencana gunung meletus, sekarang kotanya terserang bencana badai yang luar biasa. Raut wajah cemas bercampur takut tergurat di wajah Rianna. Apa dia bisa menerima permintaan ayahnya untuk mengurus Jakarta yang sedang melawan hujan?

Hujan ...

Setiap kali ia mendengar kata itu, rasa benci selalu muncul di kepalanya. Dia bahkan tidak mau melihat hujan. Selama ia dan hujan tidak pernah bersinggungan, ia sama sekali tidak akan merasa sakit. Namun kali ini, musuh utama nya adalah hujan. Rianna mendekatkan wajahnya ke jendela mobil, dilihatnya air sudah mulai naik ke jalanan, bahkan beberapa dahan sudah tumbang di sisi jalan. Menurut cerita Mang Tarjo, badai baru akan mereda kala pagi tiba, dan kembali deras kala malam datang.

Rianna mendengus kesal saat tau kantor polisi tempatnya bertugas sudah tidak bisa di akses. Sudah pasti kantor nya itu terendam banjir. Di banding yang lain, dataran tempat kantornya berdiri terlihat lebih rendah.

"Kita ke rumah aja mang"

Mang Tarjo melajukan mobil sedan berwarna hitam itu menuju rumah Rianna di daerah Daan Mogot. Padahal malam ini dia ingin sekali tidur di kantornya yang berada di daerah Pluit. Namun bagaimana dia mau tinggal, kantornya saja terendam. Sepanjang jalan, dia melihat rumah-rumah gelap gulita, hanya beberapa rumah yang menyala. Jakarta sudah tiga hari ini padam listrik. Beberapa gardu terkena dampak badai dan pihak PLN sengaja memutuskan alirannya.

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang