LEADER
Namaku Kyle, 17 tahun. Aku memimpin preman - preman, tukang pukul bayaran. Aku sudah tahu risiko dari perbuatanku, cepat atau lambat pasti akan tertangkap polisi. Tapi.. aku tidak menyangka kejadian setelahnya.
***
FLASHBACK
"Jangan melawan!" teriak polisi yang sedang memasang borgol ke tangan Kyle.
"Cih"Kyle dikawal masuk ke ke salah satu mobil polisi. Sesaat setelah ia duduk, semua mobil polisi tersebut langsung melaju meninggalkan tempat itu.
"Lho? Kok cuma aku yang dibawa? Yang lain kok ditinggal?" batin Kyle.Belum sempat mengutarakan kebingungannya, mobil itu sudah berhenti di depan sebuah pagar kawat. Seorang yang tampak seperti penjaga berjalan mendekati mobil. Sang sopir membuka kaca mobil dan memberi hormat pada orang itu, setelah penjaga membalas hormat, ia membukakan pagar supaya mobil bisa masuk.
"Apa - apaan ini?" akhirnya Kyle bicara, namun tidak ada yang menggubris.
Singkat cerita Kyle dibawa ke sebuah ruangan dan ditinggal begitu saja. Namun Ia tidak sendirian, ada seorang anak laki - laki lain yang sudah duduk disana.
Ruangan itu berdinding putih dengan lantai berkeramik putih. Hanya ada sebuah meja kayu dengan empat buah kursi yang tersusun di setiap sisinya.
"Hai." dia menyapa duluan.
"Hai, namaku Kyle. Siapa namamu?" jawab Kyle.
"Namaku Devon."***
HEROINE
"Apa? Kalian tidak akan menyakitiku? Yakin?"
"Kenapa kamu terdengar seperti berharap disakiti?" pria itu balik bertanya.
"Jelas donk, aku pembunuh, siapapun yang datang padaku pasti mau balas dendam."
"Benar juga," jawab pria itu, "tapi kami bukan salah satu dari mereka. Kalau kamu mau ikut dengan kami, kami akan-"
"Oke."
"O-oke? Maksudnya kamu mau?" Gadis itu mengangguk "Baiklah, ini lebih mudah dari yang kubayangkan." katanya sambil menggiring gadis itu ke mobil.
"Aku juga gak punya hal yang lebih baik untuk dilakukan, sih. Lagipula kalian tidak seperti orang yang punya maksud jahat."
***
Sepanjang perjalanan tidak ada percakapan yang terjadi. Suasana di mobil ini aneh, mereka seperti takut padaku, padahal secara teknis, aku 'kan tawanan mereka.
"Jadi," pria yang tadi buka suara "kami harus memanggilmu apa?"
"Begitu caramu menanyakan nama pada seseorang?""Maaf." pria itu tidak bicara lagi.
Suasana makin suram, seharusnya aku tidak bicara seperti itu.
"Kiara" paling tidak aku menjawab pertanyaannya "namaku Kiara."
"O-oh, Kiara ya? Nama yang bagus." Pria itu kelabakan "Namaku Heinz dan pak sopir ini Eric"
"Oh, kau yang hampir kehilangan nyawamu, kan?" aku mencondongkan badanku ke arah kursi pengemudi.
Erik hanya mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood Stained Youth
FantasyApa yang terjadi ketika kriminal direkrut untuk menangkap kriminal lainnya? Apakah mereka berubah dari setan menjadi malaikat? Atau masih tetap menggunakan otak kriminal mereka? Kisah tiga orang anak muda yang tidak seperti anak muda pada umumnya. B...