To Liong To/ Thio Boe Kie 41 - 50
Dengan demikian, aku justru terjerumus ke dalam jebakan yang dipasang oleh binatang Seng Koen. Sudahlah! Aku harus menelan semua hinaan. Hanya dengan begitu barulah aku bisa membalas sakit hati kedua orang tuaku dan Gie-hoe.
Sesudah melepaskan Goan im, ia berkata dengan suara perlahan, Matamu bukan dibutakan oleh Thio Ngo Hiap. Janganlah mendendam begitu hebat. Apalagi sesudah Thio Ngo Hiap bunuh diri, semua sakit hati sebenarnya sudah harus habis. Taysoe adalah seorang pertapa yang tentu tahu, bahwa dunia ini penuh dengan kekosongan. Perlu apa Taysoe begitu sakit hati
Sesudah lolos dari lubang jarum, Goan im berdiri terpaku dan mengawasi Boe Kie dengan mata membelalak tanpa bisa mengeluarkan sepatah katapun. Melihat pemuda itu mengangsurkan sian-thungnya seperti orang linglung ia menyambut dan sesaat kemudian ia mengundurkan diri dengan menundukkan kepala.
Melihat hebatnya Boe Kie, Cong Wie Hiap kaget bercampur heran. Tapi sebab ia sudah turun ke dalam gelanggang tak dapat ia memperlihatkan kelemahannya. Orang she Can! teriaknya. Siapa sebenarnya yang sudah menyuruh kau berbuat begini
Aku bukan suruhan orang, jawabnya. Aku bertindak demi keadilan dengan harapan agar enam partai dan Beng Kauw bisa berdamai.
Cong Wie Hiap mengeluarkan suara di hidung, Tak mungkin aku berdamai dengan Beng Kauw, katanya dengan kaku. Bangsat tua she In itu hutang tiga pukulan Cit siang koen. Sesudah aku menghajar dia, kita boleh bicara lagi. Seraya berkata begitu ia menggulung tangan bajunya.
Cong Cianpwee tak henti-hentinya menyebut Cit siang koen, kata Boe Kie. Tapi menurut penglihatan boanpwee, latihan Cianpwee dalam ilmu itu masih jauh dari cukup. Dalam tubuh manusia terdapat Ngo heng. Jantung berarti Api, paru-paru berarti Emas, ginjal berarti Air, nyali berarti Tanah dan hati berarti Kayuz. Disamping itu terdapat dua macam Khie (hawa), yaitu Im dan Yang (negative dan positif) sehingga semuanya berjumlah tujuh unsur. Begitu seseorang terburu-buru melatih diri dalam ilmu Cit siang koen maka ketujuh unsur itu akan terluka semua. Makin tinggi latihannya makin hebat luka di dalam badannya. Sebelum ilmu itu dapat melukai musuh, ilmu tersebut lebih dulu melukai diri sendiri. Untung juga latihan Cianpwee masih belum tinggi sehingga luka Cianpwee masih dapat diobati. (Cit siang koen berarti ilmu pukulan tujuh luka)
Cong Wie Hiap terkejut. Keterangan pemuda itu sesuai dengan apa yang tertulis di dalam kitab Cit siang koen! Di dalam kitab itu diperingatkan keras bahwa seseorang yang mau melatih Cit siang koen harus mempunyai Lweekang yang sangat tinggi harus mencapai di mana Khie (hawa) yang dikerahkan bisa menerobos masuk ke dalam semua jalan darah yang terdapat di dalam tubuh manusia. Siapa yang belum mencapai tingkat setinggi itu dilarang mempelajarinya. Tapi Cong Wie Hiap tak menggubris. Begitu ia merasa tenaga dalamnya sudah cukup kuat, ia segera melakukan latihan Cit siang koen. Latihan itu benar saja banyak menambah tenaganya, karena belum merasakan bahaya, ia lupa daratan. Sekarang mendadak ia mendengar perkataan Boe Kie dan lantas saja ia jadi kaget. Mengapa kau tahu tanyanya tanpa sadar.
Sebaliknya dari menjawab pertanyaan itu, Boe Kie berkata, Cong Cianpwee, bukankah kau sering merasa sakit pada In boen hiat di pundakmu In boen hiat berhubungan dengan paru-paru. Itu berarti paru-paru Cianpwee sudah terluka. Bukankah Ceng leng hiat Cianpwee di lengan terasa gatal-gatal Ceng leng hiat berhubungan langsung dengan jantung dan itu berarti bahwa jantung Cianpwee telah terluka. Setiap hawa lembab dan turun hujan, betis Cianpwee di bagian Ngo lie hiat terasa lemas. Bukankah begitu Ngo lie hiat berhubungan dengan hati dan aku berani mengatakan bahwa hati Cianpwee juga ikut terluka. Makin lama Cianpwee berlatih, tanda-tanda itu akan makin terasa. Kalau Cianpwee berlatih terus enam tujuh tahun lagi, maka sekujur tubuh Cianpwee akan menjadi lumpuh.