Part 1

291 19 3
                                    

Disclaimer : Tadatoshi Fujimaki sensei

Warning ! OC, OOC, TYPO, DLL, DSB, DST

.

.

.

KRIIINNNGGG!

Jam beker yang sudah ku set tadi malam berdering nyaring. Dengan malas aku bangun dan mematikan jam beker itu, beranjak dari tempat tidur dan mengambil handuk untuk mandi. Saat membuka keran air, aku mendengar bel rumah ku berbunyi.

"Ya..sebentar." sahutku.

Dengan sedikit tergesa aku membuka pintu dan mendapati seorang wanita cantik berambut pirang dengan penampilan sedikit nyentrik berdiri di depan pintuku.

"Putriku." Katanya dan memelukku erat.

.

.

.

Yuki, seorang gadis berumur tujuh belas tahun. Memiliki warna mata hitam dan rambut hitam lurus sebahu. Memakai kacamata minus yang memenuhi hampir setengah wajahnya dan lebih suka memakai kaos oblong dan celana pendek.

Ia tidak memiliki orang tua dan yang selama ini merawatnya adalah neneknya yang baik hati. Akan tetapi, beberapa bulan yang lalu sang nenek meninggal karena sakit. Dan hari ini, secara tiba-tiba seorang wanita cantik berdiri di depan rumahnya dan mengatakan bahwa dia adalah sang ibu yang telah melahirkannya tujuh belas tahun yang lalu dan mengajaknya untuk tinggal bersama.

"Tidak." Jawab Yuki singkat dengan wajah datar.

"Kenapa? Apa kau tidak mau tinggal dengan kaa-san?" tanya Alex-orang yang mengaku sebagai ibu Yuki- dengan wajah sedih.

"Bukannya menolak, hanya saja kalau aku ikut denganmu. Bagaimana dengan sekolahku disini? Aku masih kelas dua SMU, ingat?" jelas Yuki.

"Ooh, kalau itu sih bisa di atur. Kaa-san akan menyekolahkanmu di tempat yang sama dengan Nii-san mu. Kaa-san sudah menyiapkan semuanya, kau tenang saja." Kata Alex.

Yuki menatap Alex dengan kening berkerut, "Dan itu artinya aku harus menyesuaikan diri lagi di sekolah baruku dan mengejar pelajaran yang tertinggal bukan? Itu merepotkan, aku tidak mau." Kata Yuki

"Ayolah Yuki...apa kau tega pada Kaa-san? Kaa-san benar-benar ingin tinggal bersama putri Kaa-san. Selama ini Kaa-san tidak pernah merawatmu, kalau saja saat itu Kaa-san tidak keras kepala..." kata Alex dengan sorot mata sedih.

Yuki menghela nafas, dia bukannya tidak mau tinggal bersama ibunya. Tapi dia benar-benar tidak suka hal-hal yang merepotkan. Kalau dia pindah ke tempat Kaa-san nya, itu artinya ia harus mengosongkan rumah, membereskan barang-barang yang akan di bawanya, kemudian juga harus berpamitan dengan teman-teman sekolahnya. Jujur saja, Dia terlalu malas untuk melakukan semua itu.

Tidak tahan melihat wajah sedih Kaa-san nya, akhirnya Yuki menjawab, "Baiklah, aku ikut."

Dan Alex melompat gembira.

.

.

.

Yuki menatap bangunan megah di depannya datar.

"Kaa-san...ini..."

"Ayo masuk, Onii-san mu sudah menunggu." Kata Alex ceria.

Yuki menghela nafas-lagi- dan menyeret kopernya mengikuti Alex.

.

.

.

Yuki berdiri tenang di tengah ruangan berwarna putih bergaya barat dengan koper di samping kanannya.

Me & My BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang