When It Loses

2K 100 38
                                    

Jika kau diberi kesempatan kedua, apa yang akan kau lakukan?

Jawabannya tentu berbeda setiap orangnya, tapi semua tak jauh dari 'memperbaiki sesuatu menjadi lebih baik'.

Apa yang ingin kau perbaiki saat kesempatan itu datang?

Mengubah dunia. Membalikkan keadaan. Menjadi lebih baik untuk orang yang disayangi. Menukar nyawa. Meminta maaf. Menyatakan penyesalan. Aku mencintaimu.

Okita Sougo, sang Inspektur kepolisian di Kota Tokyo membiarkan dirinya dipukuli tanpa berniat untuk membalasnya. Pukulan bertubi-tubi yang penuh emosi itu seperti mengingatkannya akan setiap kesalahan yang dia perbuat, menyadarkannya bahwa penegak keadilan terlalu lemah dan bodoh untuk melindungi seseorang.

Okita Sougo tidak menyangkalnya, akan dia terima semua siksaan fisik bahkan hinaan karena telah gagal menyelamatkan nyawa orang yang disayangi sang pemukul. Dia menyeka darah yang keluar dari sudut bibirnya, berkata 'ini belum cukup' dalam hati dan lebih memilih untuk dibunuh saja.

Pria yang masih memiliki wajah cantik di umurnya yang menginjak tiga puluh tahun itu tetap memukulnya beberapa detik sekali meskipun telah ditahan beberapa orang yang sejak tadi berada di tempat sembari terus melontarkan cacian serta makian yang sepertinya belum puas dia keluarkan. Seperti yang diharapkan dari agen rahasia Negara, kekuatannya bagai monster yang tak mampu ditahan hanya dengan tiga orang saja.

"Brengsek, apa yang kau lakukan saat itu terjadi? Hanya diam dan melihatnya perlahan-lahan mati?"

Sougo sering dihadapi pada kesedihan yang sama setiap kali tidak bisa menyelamatkan nyawa manusia saat menjalankan tugasnya sebagai polisi, dia juga masih bisa membela diri saat ada yang mengatainya atau tidak puas atas hasil kerjanya. Tapi ini sungguh berbeda. Ini bukan tugas, ini kewajibannya.

Kematian seorang wanita beserta anak yang dikandungnya adalah sebuah percobaan pembunuhan dari para sekumpulan orang yang ingin membalas dendam. Penyebab kematian adalah sebuah tabrakan mobil yang dibawa Sougo dengan sebuah truk tanpa awak, wanita hamil yang dibawa Sougo sedang dalam perjalanan pulang saat mobil tiba-tiba menabrak beberapa detik sebelum masuk terowongan. Zaman sudah sangat maju, penjahat kelas teri pun bisa mendapatkan robot pengontrol jarak jauh dengan mudah. Meskipun penjahat tersebut telah tertangkap, tapi dua nyawa yang telah hilang tidak dapat digantikan.

"Jika saja kau tidak ada, jika saja kau tidak mengambil Kagura dari kami, semua ini tidak akan terjadi." Pria cantik itu menangis, air matanya tak berhenti keluar.

Benar. Jika dia tidak bertemu Kagura, jika dia tidak menikahinya, jika dia terus hidup sendiri, semua ini takkan pernah terjadi. Secara logika kematian Kagura murni balas dendam dari orang-orang yang membenci Sougo, tapi bagi dirinya dan sang pemukul, ini semua salahnya.

Okita Kagura, mantan model majalah wanita dan Istri seorang Inspektur kepolisian Tokyo bernama Okita Sougo meninggal sore hari bersama janin berusia lima bulan yang dikandungnya. Ambulans tidak datang tepat waktu sedangkan darah tak berhenti mengalir dari tubuh Kagura. Dengan tubuh yang juga terluka, Sougo membiarkan Istrinya itu mati di pangkuannya. Menyerahkan segalanya, bahkan napas terakhirnya.

"Kamui, hentikan itu." Seorang pria yang tidak terlibat dalam menghentikan amukan tersebut berdiri di hadapan Sougo yang terduduk lemas. Hakama yang dipakainya sebagai tanda ikut berkabung tampak cocok dipakai di tubuh kekarnya. "Apa kau orang satu-satunya di sini yang merasa kehilangan Kagura hingga memukulnya seperti itu?"

"Berisik!"

"Kau bertingkah seperti Sougo yang membunuh Kagura, apa sedikit saja kau tidak bisa mengerti bagaimana perasaannya sekarang?"

RevivalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang