Memory

756 54 26
                                    

Sougo membuka matanya saat merasa silau akan sinar matahari pagi yang masuk ke kamar. Kamar ini langsung terhubung ke halaman samping rumah yang menghadap ke arah timur, karena itu sengatan matahari sangat terasa di kulitnya.

Pria dengan warna rambut light brown itu segera bangun menuju pintu kamar yang sejak awal terbuka, mendapati Kagura yang sedang duduk dengan menggendong seorang bayi. Sougo duduk di samping Kagura, melihat wanita itu tersenyum.

"Selamat pagi."

Sougo tidak menjawab, matanya hanya terus menatap bayi berambut senada dengannya di gendongan Kagura. "Kau sudah memberinya nama?"

"Belum, aku menunggumu memberikannya nama."

Sougo menghembuskan napasnya, membuat uap panas yang keluar dari tubuhnya terlihat ---musim gugur memang telah tiba. "Aku tidak terpikir nama yang bagus untuknya."

"Sebelumnya kau juga mengatakan seperti itu, sehingga aku yang harus memikirkan nama anak pertama kita. Jadi sekarang giliranmu."

Sougo mengambil alih bayi tersebut dari gendongan Kagura, cukup membuat sang bayi terbangun untuk membuka matanya walau hanya sejenak. Sougo menatap Kagura yang tersenyum lebar, warna matanya memancarkan warna yang sama dengan sang bayi. Bercahaya layaknya langit biru di siang hari yang memayunginya.

"Hiruma."

"Eh?"

"Namanya Hiruma, Okita Hiruma."

"Sebentar Sougo." Kagura mulai curiga. "Rasanya aku pernah dengar nama itu entah dimana."

"Jelas saja, lebih dari tujuh orang di seluruh Jepang mempunyai nama yang sama." Sougo mengangkat alis saat Kagura masih cemberut. "Kau mau nama yang beda dari yang lainnya? Itu mustahil."

"Bukan seperti itu." Kagura mengambil kembali sang bayi dari pelukan Sougo, lalu menatap tajam suaminya. "Dari mana kau mendapatkan nama Hiruma?"

Melihat langit, Sougo pun menjawab. "Kata Hiru yang berarti siang dan kata Ma dari Akuma yang berarti iblis."

"Sadis, anakku bukan iblis!"

"Tapi Ayahnya iblis."

"Tidak, aku tidak setuju."

Meskipun mendapati Kagura yang sedang kesal, Sougo malah tersenyum. Tangan Sougo terulur pada pipi sang bayi, dia menunduk dan mengecup kening bayi tersebut sebelum beralih mengecup kening Kagura.

"Aku harap ini bukan mimpi." Sougo menarik kepala Kagura hingga bersandar di pundaknya.

"Kau tidak sedang bermimpi, ini juga merupakan kenyataan."

"Kenyataan yang tak bisa kuraih?"

"Sougo, jagalah Rumi-chan, bahagiakanlah dia."

"Aku tidak akan mungkin bisa membahagiakannya. Rumi mungkin tidak akan kekurangan dalam hal materi, tapi dalam hal kasih sayang aku tak yakin."

Suara yang keluar dari mulut Kagura terdengar seperti mendesis di telinga Sougo, dia tidak bisa menangkap satu katapun yang bisa membuatnya mengerti. Ketika ingin meminta Kagura untuk mengulanginya, wanita itu hanya tersenyum.

Dan Sougo terbangun dari tidurnya.

Sougo mengusap wajahnya, menyisir rambutnya ke belakang dengan jari-jarinya dan menutup mata lagi. Entah sudah berapa kali Sougo memimpikan Kagura, yang pasti lebih dari yang bisa dihitungnya.

RevivalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang