part 4 - Mujhe Dosti Karoge or.....

2.3K 197 46
                                    

kemarin ngetiknya banyak yang lupa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

kemarin ngetiknya banyak yang lupa.. pas edit juga ngantuk.. beda deh dg yang direncanakan n dibayangkan sebelum ngetik.. hhhh

****
** mujhse dosti karoge: maukah berteman denganku?
** mujhe shaadi karogi : menikahlah denganku

*******
Pagi yang tak biasa hari ini. Dev sudah bangun sebelum Naina datang, dia tampak sedang jogging dengan Veer sambil tawa terus mengembang di wajahnya. Berbeda dengan sebelum kedatangan adiknya itu, wajahnya suram.

"Adik ipar, ini minumnya." Simran yang duduk di kursi taman memanggil Veer dan menyiapkan dua minuman di tangannya. Veer melambaikan tangan dan mengajak kakaknya kembali ke kursi, lalu menerima minum dari Simran. Dev memilih mengambil minuman yang masih di box pendingin daripada yang ditangan Simran. Kontan saja istrinya cemberut dan menatapnya kecewa.

"Pagi.. Tuan Verma, nyonya Simran, tuan...Veer." Naina menyapa mereka dengan senyuman yang mengembang. Veer langsung menoleh ke arah suara yang sudah bisa dia bayangkan seperti apa wajahnya. Ya, siapa lagi yang memiliki suara seperti itu di negeri ini bahkan dunia ini?

"Mr. Viswas akan datang ke kantor hari ini?" Dev membuka obrolan dengan Naina.

"Ya, semua sudah kuatur jadwal pertemuan dengan anda juga data-data yang dibutuhkan telah aku siapkan." Jawab Naina serius sambil sesekali membetulkan rambutnya yang tertiup angin pagi ke wajahnya. Dev mangangguk dan melakukan peregangan. Simran tampak tak tertarik dengan bahasan bisnis, dan langsung melenggang pergi dari tempat itu.

Veer menatap Naina dengan wajah seperti musuh namun tampak lucu, karena mungkin dalam hatinya pun tak ada niat memusuhi Naina.

Naina tersenyum dan mendekat ke arahnya.

"Hmmm... tuan Veer. Maaf untuk kejadian kemarin." Naina gugup dan memandang Veer yang so' tak peduli padanya.

"Kemarin aku terlalu panik." Naina menundukkan wajahnya dan tampak tulus meminta maaf. Veer merasa menang dan langsung tolak pinggang.

"Tidak semudah itu nona.." Veer meregangkan otot dan membuat jari-jari tangannya berbunyi ciri khas tukang pukul yang akan berkelahi. Naina menaikkan kedua alisnya. Sedang Dev melongo penasaran apa yang akan dilakukan adiknya.

"Kau harus lari keliling taman ini sepuluh putaran. Bagus kalau sampai slim..." ledeknya membentukkan tangannya seperti bentuk gitar. Naina menarik nafas panjang dan menatapnya penuh penyesalan.

"Veer.. " Dev menarik pundak adiknya ke belakang, "O..ya Naina. Ikut denganku." Dev segera menyelamatkan Naina dari pangeran pendendam itu. Naina buru-buru berlari mengikuti langkah Dev menuju ke dalam rumahnya dan masuk ke dalam ruang kerjanya.

"Aku hari ini meminta Amar ke Delhi untuk menyelesaikan pekerjaan kita. Dan aku harap kau tak keberatan membimbing Veer beberapa hari ke depan." papar Dev sambil duduk di atas meja. Naina menarik nafas dan membuangnya dengan cepat.

You Are Mine!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang