Sepatu Putih

175 3 0
                                    

Kiki POV*

'Kring.....kring....'

Begitu mendengar suara bel menggema, aku memasuki kelas dengan tampang bete. Aku berjalan kearah kursiku, di bangku nomor tiga, barisan pertama. Di sebelah Mitha.

"Ki, muka lo kenapa?", Mita menatap ku bingung begitu aku menghampirinya, sebenarnya aku menghampiri kursi sebelah tempat Mita duduk, kursiku. Aku menghempaskan tas biruku di atas meja. Kemudian menenggelamkan wajahku di permukaan tas biruku itu.

"Ki, lo kenapa?", Mita kembali melontarkan pertanyaan sejenis, tapi kali ini di sertai dengan goncangan-goncangan kecil di bahuku. "Hhhsss", aku menepis tangan liarnya. Aku mendongakkan kepala, Mita menatapku penuh tanya.

''Lo kenapa?", ulangnya untuk ketiga kalinya. Aku memberengut, namun tak urung menjawab pertanyaannya.

''Salahin gebetan lo tuh!", ucapku sembari menunjuk Abdi yang tengah fokus membaca buku di mejanya.

"Dia ngapain lo?", tanya Mita penasaran.

"Dia ngatain gue 'minions''', sungutku sebal dan kembali menekurkan kepala diatas tas biruku.

"Hahaha tawa Mita menggelegar seruang kelas, membuat seluruh warga kelas menatap 'kepo' kearah kami, sebenarnya hanya kepada Mita tatapan itu di tujukan.

"Eh, sorry kelepasan", dia memohon maaf masih dengan bibir berkedut. Menahan tawa.

"Lo kenapa sih?", tanyaku.

"Hahaha, lo di katain minions sama Abdi? Hahaha itu mah biasa", aku mendengus mendengar penuturannya. Sepertinya dia belum sepenuhnya sadar.

"Eh, wait! Lo di katain 'minions' sama Abdi?", tanyanya lebih ke dirinya sendiri. "Sama Abdi?"

Aih, dia sudah sadar rupanya.

"Sama Abdi?"

"Sama Ab--"

"WOY!! GANTI BAJU CEPETAN. PAK RAIS UDAH DI LAPANGAN!", monolog Mita terpotong oleh teriakan Yudha, sang ketua kelas.

"di?", lanjut Mitha.

"Iya, Abdi", sahutku seraya berdiri dan berjalan keluar kelas. Aku berjalan menuju lorong tempat lokerku berada.

Aku memasukan kunci ke lubang kunci, lalu memutarnya. 'Ceklek', pintu lokerku berbunyi begitu aku membukanya. Baju olahraga dan celananya sudah ditanganku. Aku mengganti bajuku di ruang ganti. Setelah memakainya aku kembali menuju lokerku, untuk meletakkan seragamku.

Tapi kok rasanya ada yang kurang deh!. Oh iya, sepatu olah raga. Aku pun membuka kotak sepatu tempat aku meletakkan sepatu nike putihku.

"Loh kok gak ada?", gumamku begitu melihat hanya udara kosong dan selembar notes berwarna merah yang tertempel di situ. Wait, sepertinya aku tahu notes siapa ini. Hah! Ini kan....

Tanpa pikir panjang aku membaca isi notes.

"Lo berurusan sama kita!"

-GB-

Nah kan,

Itu notes milik genk Barbie. Gunanya untuk memberi peringatan kepada sasaran bully-an mereka. Dalam kata lain, sasaran mereka adalah aku. Tapi kenapa mereka memberikan ini padaku. Jangan-jangan....

Deg,

"Pasti karena kejadian tadi pagi nih! Hfht... Kenapa mereka melebih-lebihkan kejadian sepele macam tadi sih", sungutku sebal.

Jantungku berdetak dua kali lebih cepat. Bukan! Bukan! Aku tak takut sama mereka. Asal tahu saja aku ini seorang karateka. Sabuk hitam pula. Tak mungkin aku takut sama cewek menye, lebay, dan sok macam mereka. Aku hanya tak ada waktu dan terlalu malas meladeni mereka.

LOVE MINIONsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang