OGB

118 3 0
                                    

°•AUTHOR POV•°

"Lo yakin mau balik aja, Ki?", Erza menatap Kiki khawatir. Gadis itu sedari tadi bersikeras ingin kembali ke kelasnya, padahal kondisinya belum memungkinkan untuk berjalan, apalagi untuk belajar.

"Iya, Za. Lagian ntar gue juga mau ulangan fisika", jawab Kiki sambil tersenyum lemah. Sebenarnya, Kiki bersikeras ingin kekelas bukan hanya karena ulangan fisika, tapi juga karena Abdi. Kiki ingin meminta maaf dan juga berterima kasih kepada cowok itu.

"Yaudah deh, tapi lo makan nih roti dulu", Erza menyodorkan sepotong roti kearah Kiki, kiki menerimanya sambil tersenyum terima kasih.

"Oh ya, apa perlu gue antar?", tawar Erza.

Kiki menggeleng, "lo calon dokter yang penuh pengertian, Za!", puji Kiki seraya bangkit dari tempat tidurnya. Erza tersenyum singkat menanggapi pujian Kiki.

"Thanks Za, duluan ya!", Kiki berjalan keluar Uks sembari menyandang tas hitamnya. Erza begitu baik padanya. Tidak heran juga sih, Erza adalah pacar Nayla, sepupu Kiki. Erza bisa menggaet Nayla juga karna bantuan Kiki, jadi bagi Erza sudah sewajarnya ia bersikap baik kepada Kiki. Lagipula, ia sudah menganggap Kiki sebagai adiknya sendiri.

Sementara itu, Kiki tengah berjalan sedikit sempoyongan menuju kelasnya. Kepalanya terasa sedikit pening dan pandangannya sedikit mengabur. Tangannya masih memegangi roti yang tadinya di berikan Erza.

Ah, mungkin makan adalah pilihan terbaik saat ini, pikir Kiki

Langkah Kiki berhenti sejenak, tangannya fokus mencabiki bungkus roti. Setelah terbuka, Kiki menyuapi roti itu kedalam mulutnya. Perutnya yang semula kosong, rasanya sedikit lebih mendingan. Pandangannya juga tidak lagi mengabur.

Kiki kembali melanjutkan langkahnya. Kelasnya pun hanya berjarak dua kelas lagi dari tempatnya berdiri saat ini.

Sesampainya dikelas, Kiki mengetuk pintu kelasnya, sekedar memberi tahu keberadaannya kepada guru juga teman-temannya yang sedang fokus pada pelajaran.

"Permisi bu, saya tadi--"

"Sakit, ya! Ibu tahu, Abdi yang ngasih tahu tadi", potong bu Linda. Kiki menganggukan kepalanya, lalu memasuki kelas. Sembari berjalan, Kiki menujukan pandangannya ke Abdi. Cowok itu juga menatapnya. Sepersekian detik mereka saling tatap, lalu Kiki mengalihkan pandangannya ke mejanya. Namun, tak sengaja metanya menangkap Reska yang tengah memelototinya.

" Kenapa tuh cewek? Masih pagi juga". Gumam Kiki

Kiki duduk di kursinya. Memadang ke sebelah kirinya, ternyata Mitha benar tak hadir hari ini. Pantas saja tadi pagi Mitha tak menjemputnya.

"Kemana ya, dia?", lirih Kiki lesu.

"Ah siapa? Mitha? Oh, Mitha mah izin katanya dia ada acara keluarga. Tuh suratnya di depan!", Kiki sedikit terkaget-kaget mendapati Airin menjawab gumaman lirihnya. Walau sudah terbiasa dengan Airin yang bersifat begitu. Perkenalkan, dia Airin, teman Kiki yang duduk tepat di depannya. Airin ini di curigai memiliki kepekaan berlebih pada indera pendengarannya. Tak heran jika dia bisa menjawab pertanyaan Kiki yang hanya berupa gumaman lirih, dan pada saat itu suasana kelas tidak terlalu tenang dan cenderung berisik.

"Makasih infonya, Rin", ujar Kiki. Airin mengangguk, lalu membalikan tubuhnya kedepan.

Dengan begitu Kiki memfokuskan pandangannya untuk mengamati pelajaran biologi yang tengah di ajarkan bu Linda.

•°•°•°•===•°•°•°•°

"KRIIIING"

Bunyi bel itu menghentikan cuap-cuap bu Linda. Ia mengemasi barang-barangnya lalu menutup pelajaran. Dan juga mengingatkan muridnya tentang PR yang harus di kerjakan.

LOVE MINIONsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang