Hellow guys, maaf nih author masih tahap pemulihan, pasca-komen habis habisan mengenai P.O.V yang berantakan.
****************************************************************************************
Aku ucapkan banyak terima kasih untuk rekan, sahabat yang telah mendoakan hingga kembalinya ragaini di tanah air tercinta, kemarin tanggal 19 Mei. Oleh-oleh untuk rekan sekalian, mungkin cerita saja ya, karena di Turki ga ada yang cocok buat rekan-rekan deh (Alesan klasik, klise dan tidak berdasar)
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
"John, sekarang kau tinggal di mana?"
"Aku tinggal di Sudirman, beberapa waktu lalu aku pindak ke sana karena di apartemen yang sebelumnya, aku jual. Sudah banyak hal buruk yang terjadi beberapa bulan ini."
"Maaf, sebaiknya aku tidak memulai pembicaraan ini, ngomong-ngomong darimana keahlian tentang otomotif kau dapatkan, aku tertolong karenamu, terima kasih, John."
"Jurusanku kebetulan waktu di SMK ya otmotif, tetapi kalau soal tadi, hanya kebetulan saja aku tahu. Kalau hal yang lebih kompleks aku mungkin juga akan menyerahkan kepada para montirdi bengkel. Antisipasi ringan jika kejadian seperti ini tak terulang, mungkin kau harus belajar sedikit tentang otomotif, Marx. Itu akan sangat membantu, apalagi jika keadaan genting seperti tadi."
"Kamu benar, John. Akan aku selipkan pembelajaran ekstra dalam jam bersantaiku di rumah."
"Hahahhaa...."
Aku hampir tida yakin akan pertemuan ini, aku masih memikirkan mengapa ini semua terjadi. Selang beberapa detik sejak kop mobilku telah ditutup rapat-rapat oleh pria yang tengah ku pandang lekat itu, ku menoleh ke belakang, samping kanan dan kiriku, benar-benar saat yang sangat sepi. Terlebih grimis yang sedari tadi terus membasahi tubuh kami berdua.
Keyakinanku akan ada masalah jika ku birkan tubuh ini terus terguyur air asam ini. Ku tawaran John tumpangan sejenak untuk mengobrol di dalam mobilku. Entah mengapa aku merasa perlu membicarakan sesuatu hal.
"John, maukah kau ke dalam sejenak, ada yang ingin ku sampaikan kepadamu."
Alisnya nampak diangkat, dahinya sedikit mencetakkan guratan-guratan kernyit. Memang benar, dia pria yang lucu. Namun, sesaat saja, dia mengangkat tangannya.
"Oh, maaf Mark. Aku harus menemui seseorang sekarang. Masih ada waktu setengah jam untuk sampai ke sana. Mungkin lain kali jika kita bertemu dengan ketidak sengajaan lagi. Kita akan membicarakan banyak hal, aku punya sesuatu untuk kau mengerti, Marx!"
Akhir pembicaraan kami hanya menggantung seperti sayup angin tipis yang menyahut pohon, aku sangat tidak puas. Tetapi jabat tangan yang John ulurkan menandakan dia harus segera pergi jauh dari hadapan mukaku -yang memuakkan- mungkin.
"Oh ya John... Jaga dirimu baik-baik." kali ini kuberikan sebuah senyum tipis.
Hanya anggukan lalu, langkahnya berbalik menjauh dari hadapanku. Mobilnya, nyala. Mulai jalan. Namun ketika mobilnya berjalan pelan di sampingku, ku hentikan.
"John..." ku ketuk sedikit jendela mobil sampingnya.
Terbukalah jendela mobil sampingnya, langsung tercetak wajah sedikit datar darinya.
"Ada apa Marx?"
Dengan sedikit canggung, ku selipkan kartu namaku di saku jas yang John kenakan, sambilku berputar ke arah seberang mobilku.
"Hubungi aku, jika kau perlu bantuanku. Aku akan sangat senang jika bisa membalas budimu, John."
Lalu kembali jendela itu tertutup dan melesat meninggalkan mobilku dan juga aku tentunya. Ku segera masuk ke mobilku yang sedari tadi maih menyala mesinnya, tepat setelah punggung ini sudah merasa nyaman. Aku teringat akan keadaan istriku, Karin.
Oh Tuhan, aku lupa. Dia pasti menungguku.
Segera ku tancap gas. Di sepanjang jalan, ku masih memikirkan Karin. Ini sudah beberapa kali ku meninggalkan dan membuat dia menunggu, mungkin kali ini dia akan kecewa. Hari ini adalah hari perayaan pernikahan kami ke-5. Tahun lalu aku tak bisa merayakan tepat pada harinya, lantaran aku mendapatkan tugas dari kepala direktur untuk mereport berita ke Thailand.
Pukul telah menunjukkan 01.48 dini hari, Sky Garden Residen belum juga terlihat tanganku masih terus memegang benda lingkaran di depanku, mobilku melesat lancar di jalanan dengan Kecepatan kira-kira 100 km/jam. Sepi malam itu kubisingkan dengan kekhawatiranku. Kurang dari setengah jam, akhirnya rumahku terlihat. Nampak, lampu tengah belum padam, artinya pasti istriku tertidur.
Ku turun menuju pintu rumahku, ku masuk rumah. Ku perhatikan sekitarku, ku mencari sosok Karin. Dia bisa tidur di mana saja.
Ah, Istriku memang yang paling terbaik. Ternyata kau di sana putriku, aku sangat mengkhawatirkanmu. Makanan yang kau siapkan, setelah ini aku harus menyantapnya. Coklat panasmu sudah mendingin. Berapa lama sebenarnya kau menungguku. Aku sangat mencintaimu, Karin.
Ku angkat tubuh istriku, masih terasa cukup berat juga, walau aku sudah beberapa kali melakukan hal yang sama. Harusnya otot-ototku tidak begitu kaget, karna hampir setiap hari ku melatihnya di tempat kebugaran dekat kantor dan beban yang ku angkat jauh lebih berat daripada karin. ku terkekeh kecil.
Ku kembali ke meja makan yang ada di lantai bawah. Sedikit merasa iba dengan apa yang terjadi, harusnya aku menikmati bersama istriku dan aku yakin, makanan ini pasti sangat enak. Setiap gigitanku, masih meninggalkan cinta darinya. Namun, tiba-tiba notifikasi phonselku memecah keheningan meja makan saat itu.
+628 5777 777 434
Marx, Ini aku John. Apakah kamu sudah sampai di rumahmu?
[02.11 a.m]
Seuntai senyumku berkembang ketika melihat layar phonselku.
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Sudah Ah, Skuelku masi sangat panjang jika ku teruskan. Intinya, akan ada beberapa Insiden yang di luar prediksi kalian semua. Tunggu ya! Selamat Ramadhan bagi seluruh John Lovers. Thanks for your Vomen!
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
KAMU SEDANG MEMBACA
JOHN untuk AJ [Slow Update]
RomanceNamaku John, ya panggil saja aku John tidak ada nama belakang maupun awalan untuk namaku. Aku terlahir dari seorang ibu, tanpa bapak. Kisahku seperti kisah yessus yang terlahir tanpa seorang bapak, aku punya bapak tapi aku tak pernah menganggap ia b...