Part 7

49 9 0
                                    

Author's Pov

Dinda sedang bersantai di balkon kamarnya. Malam ini malam minggu, Bodo amat. Ya, Dinda sedang memikirkan ajakan Daffa.

Apa gue iya-in aja ya ajakan dia. Toh kan gak apa-apa. Kita cuman jalan doang kan. Batin Dinda

Drrt drrt

Ponsel Dinda bergetar. Dan ternyata pesan line dari Daffa.

Baru juga mau dikabarin. Panjang umur juga nih anak. Batin Dinda

DaffaPutra : Din? Mau gak?

Ah elah, si Daffa nanya gitu. Kayak orang nembak aja. Keliatan bangat ngenesnya gue. Batin Dinda

Dinda.elenaW : mau kok.

DaffaPutra : oke. Gue jemput yah jam 7. See you:)

Dinda.elenaW : oke. See you:*

Astagah! Emot gue. Ginini, jones. Udah kebiasaan pake emot gitu kalo chating ama Fian. Matilah gue. Ah bodo amat, Daffa pasti cuman anggap gue typo. Iya, typo pala lu din. Batin dinda.

Dinda melempar asal iPhone nya.

Biasa orang kaya mah gitu. Rusak, ya beli baru lagi. Jangan kayak orang susah deh Din. Eh tapi kan, gue bisa beli iPhone karena gak di kasi uang jajan ama mama 1 bulan. Ah bomat. Lebih baik gue siap-siap dulu. Kan mau jalan ama cogan. Hehe. Batin dinda.

1 jam kemudian Dinda udah selesai berpakaian. *ada di mulmed*

Dia turun kebawah dan menunggu Daffa di ruang tamunya.

"Mau kemana lo?" Tanya Varo
"Kepo lo" balas Dinda cuek.
"Idihh, ni anak di tanya baik-baik sama kakaknya malah di jawab gitu" omel Varo ke adiknya.
"Bacot. Gue mau jalan sama Zayn Malik. Entar dia jemput gue" jawab Dinda asal.

Varo melotot, dan sedetik kemudian dia tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya.
"Ngarep lo nenek lampir!" ejek Varo
"Wait, what?! Lo ngatain gue nenek lampir?! Gue udah mirip Ariana Grande gini lo katain nenek lampir. Mata lo rusak? Ke dokter THT gih!" Omel Dinda sambil mendorong Varo.

"Eh! Dokter THT itu dokter spesialis penyakit telinga, bukan mata. Bego sih lo!" Protes Varo.
"Bacot lo" balas Dinda cuek.

"Tapi serius nih, lo mau jalan ama siapa?" Tanya Varo lagi.
"Daffa" jawab Dinda
"Widihh, lo udah move on dari Fian? Pake gebet cowok lain aja" tanya Varo. Dan sukses membuat Dinda terdiam.

"Emm anu itu ya iyalah gue udah move on dari cowok kayak dia" jawab Dinda gugup. Karena dia sendiri belum sepenuhnya move on dari Fian.

"Ah elah, pake gugup segala lagi lo. Gue yakin lo bisa lupain dia asal lo buka hati lo ke cowok lain" kata Varo
"Coba buka hati lo ke Daffa, gue liat-liat tuh anak naksir lo deh. Buktinya sekarang dia ngajak lo jalan" lanjut Varo lagi.

"Gak selamanya lo akan stuck sama cowok brengsek kayak dia. Karena ada aja pengganti yg lebih baik dari dia" kata Varo bijak.

"Iyadeh boss. Gue coba" kata Dinda.

Terdengar deru suara mobil di luar rumah dinda.
Ah, mungkin itu Daffa. Batin Dinda

Dinda pun keluar. Dan benar, itu mobil Daffa. Dinda pun masuk ke dalam mobil.

"Hai" sapa Daffa
"Hai" balas Dinda.

Duh, kok akward gini sih. Batin Dinda

"Emm. Kita mau kemana?" Tanya Dinda
"Lo udah makan?" Tanya Daffa balik
"Belum dih. Kenapa?" Jawab Dinda
"Yaudah, kita ke cafe aja dulu"
Kata Daffa dan melajukan mobilnya membela kota jakarta yg ramai ini.

sesampainya di cafe, mereka duduk di bagian pojok cafe. Cafe ini lumayan ramai, biasa malam minggu. Kebanyakan pengunjung cafe ini adalah sepasang kekasih. Tapi sayangnya Daffa dan Dinda hanya sekedar teman.

"Selamat malam. Kalian pesan apa?"
Seirang pelayan menghampiri mereka.
"Lo mesan apa?" Tanya Daffa
"Cheesecake strawberry, minumannya strawberry milkshake" jawab Dinda.
"oke sama in aja" kata Daffa ke pelayan itu.
"Saya ulangi, Cheesecake strawberry 2, strawberry milkshake 2" kata pelayan. Dan hanya dibalas senyuman oleh Daffa.

"Gimana kabar lo dan Fian?" Tanya Daffa membuka pembicaraan
"Ya, gak gimana sih. Kan kita udah gak punya hubungan apa-apa lagi" jawab Dinda.
"Hm. Lo udah gak nangisin dia kan?" Tanya Daffa menyelidik
"Ya gak lah. Gue udah move on kali" jawab Dinda asal
"Bagus deh" kata Daffa.

Maksudnya apa coba daffa nanya in gitu. Gak mutu bangat. Lebih baik kan dia muji penampilan gue malam ini. Muji gue cantik gitu. Batin Dinda

"Lo cantik" kata Daffa lirih, hampir terdengar seperti bisikan. Tapi masih bisa Dinda dengar.
"Ma-makasih" balas Dinda gugup
Dan pipi dinda pun merona. Dia menundukkan kepalanya agar tak terlihat oleh Daffa kalo pipinya merona.

Daffa yg menyadari itupun mengangkat dagu Dinda dan mensejajarkan wajahnya dan Dinda.
"Gak usah nunduk gitu" kata Daffa diselingi dengan senyuman di bibirnya.
Dan jantung Dinda pun berdetak lebih cepat dari biasanya. Dan pipinya pun memerah padam.

Karena,


Dia terpesona dengan senyuman Daffa.

****

Sepaniang jalan pulang menuju rumah Dinda, tidak ada satupun yg berani membuka pembicaraan. Benar-benar akward.

Daffa memberhentikan mobilnya tepat di depan gerbang rumah Dinda.

"Din, makasih yah udah mau jalan ama gue" kata Daffa dengan senyuman manisnya.
"I-iya sama-sama" jawab Dinda gugup
Dinda pun segera turun dari mobil Daffa.

Baru saja dia ingin membuka pintu mobil, tapi Daffa menahan tangannya.
"Kenapa?" Tanya Dinda.
"Gue bisa minta sesuatu gak dari lo?" Tanya Daffa balik.
Dinda bingung.
"A-apa?" Tanya dinda. Lagi-lagi dia gugup.

Daffa terdiam menghembuskan nafasnya.

"Tolong lupain dia. Dan buka hati lo buat cowok lain"

****

Yeyyy selesaii.

Oke sebenarnya kemarin part ini di updet. Tapi hape sialan ini kurang mendukung (heng:v) dan entah kenapa isi part ini terhapus, hilang, seperti cinta ku ke dia #eaaa

Dan jari saya sudah lelah seperti hati saya. Gaada yg nanya. Oke.

Bhayyyy!!


B R E A KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang