Author's PovDinda berlari tanpa arah. Dia terlanjur sakit dengan apa yg diperbuat oleh Daffa.
Tidak, Daffa tidak salah. Aku yang salah, aku yg terlanjur baper oleh perlakuan manis Daffa. Bisa saja aku hanya di anggap boneka percobaan untuk mendekati calon kekasihnya itu. Buktinya dia memintaku untuk menemaninya membuat suprise untuk calon kekasihnya itu. Daffa tidak salah, karena dia tidak mengetahui perasaanku yg bisa dibilang tiba-tiba ini. dan lagi-lagi aku hanya di anggap teman oleh orang yg ku cintai.
Batin dinda yg sedang menatap pantulan dirinya di cermin.
Yah, dia sekarang berada di toilet, menghabiskan waktunya untuk menangis dan meluapkan semua sakit yg di rasakannya.Mata bengkak, rambut acak-acakan, dan muka pucatnya, menambah kesan dia sudah seperti mayat hidup.
Dinda memutuskan untuk kembali ke kelasnya dan menemui sahabatnya.
Ah pasti dua curut itu nanya-nanya lagi. Batin Dinda karena dia yakin Katya dan Dean akan memberi Dinda pertanyaan.
Sesampainya di kelas, dia melihat Katya dan Dean yg asik nonton video di hp Katya.
Wah parah ni anak berdua, nonton bokep nih pasti. Batin Dinda.
Dinda berjalan menuju bangku yg berada di depan bangku yg di tempati kedua sahabatnya itu. Katya dan Dean yg melihat Dinda langsung mendekati Dinda.
"Woi gimana? Ciee yg abis makan berdua ama Daffa" goda Dean
"Tunggu muka lo napa? Mata lo bengkak, LO ABIS NANGIS?!" teriak Katya histeris.
"Ah elah, lebay banget si lo. Gue gak papa" jawab dinda bohong."Gak papa gimana? Lo abis nangis kan? Anjir tuh anak, dia ngapain lo?" Tanya Dean bertubi-tubi
"Dafa mau nembak cewek" jawab dinda lirih.
"What?! Anjink! Gue kira dia sukanya sama lo. Parah tuh anak" teriak Katya heboh. Dan Dean cuma diam.
"Udahlah gue gak papa kok" kata Dinda pelan.
"Gimana ceritanya sih Din? Gue heran nih. Ceritain dong" desak Dean gak sabar. Dan akhirnya Dinda pun menceritakan semuanya kepada mereka berdua."Jadi lo nerima ajakan dia?" Tanya Katya akhirnya.
"Gak tau deh, gue iya-in aja kali yah?"
Jawab Dinda bingung
"Kalau menurut gue sih lo gak usah deh, entar lo sakit hati lagi" Saran Katya.
"kalo menurut gue sih, lo terima aja, nanti kalau lo to tolak Daffa curiga lagi" saran yg tepat menurutku dari Dean.
"Oke deh" balas Dinda.-------------
Dinda's Pov
Bel pulang sekolah berbunyi, aku segera membereskan barang-barang ku. Aku dan kedua curut pun bergegas keluar kelas dan menuju ke parkiran.
Di koridor aku melihat Daffa berjalan ke arah ku. Ah paling dia mau bahas itu lagi.
"Din gue jemput lo jam 7 malam yah" katanya saat sudah sampai di depanku.
Dan aku hanya menganggukan kepalaku dan menarik Katya dan Dean.Sesampainya dirumah aku langsung masuk Kedalam rumah tanpa salam.
"KAK VAROOOO DINDA MAU CERITA NIH!!!!" teriak ku melengking
"APASIH LO NYET! GUE ADA DI KAMAR!" teriak Kak Varo balik.Aku langsung berlari ke atas. Dan sesampainya di kamar kak Varo, aku melihat dia lagi tengkurap sambil main ps. Dan tiba-tiba aku menindihnya.
Ett, jangan salah paham yah! Aku sama kak Varo dari kecil itu dekat banget, jadi kalau masalah gitu sih yah udah biasa.
"Buset dah nih anak. Woi anak gajah turun gak? Berat tau!" Kata kak Varo menyuruhku turun.
"Ih kak Varo mah gak asik, kak gue mau cerita nih soal Daffa" kataku dan tetap berada di atas punggung kak Daffa.
"Daffa? Dia kenapa?" Tanya Kak Varo. Dan akupun menceritakannya."Kurang ajar tu anak, bikin nangis adek gue lagi. Awas aja gue bakal kasi dia jotos gue" kata kak Daffa sambil memperlihatkan tangannya yg dikepalkan.
"ya mau gimana lagi kak, gue kan cuman di anggap teman biasa sama dia" sambungku."Makanya kalau ada apa-apa gak usah baper dulu, baru juga di ajak jalan udah baper" balas Kak Varo menesehatiku.
"Ya kan gue.. ah gak tau deh malas gue" kataku bingung.
"Kak, menurut lo, gue harus terima gak ajakan dia buat bikin suprise?" Tanya ku. Dan Kak Varo terlihat sedang sok berfikir.Ah, bercanda mulu nih anak.
"Lo harus terima!" Kata kak Varo semangat. Lah ni anak kenapa jadi tiba-tiba semangat gini? Ah aneh nih anak.
"Kenapa?" Tanya ku memastikan
"Ya gak papa kan dia baik tuh sama lo jadi lo juga harus bantu dia" kata kak Varo.
"Oke deh" jawablu akhirnya."Woi gak mau turun? Gue banting juga nih badan lo" kata Kak Varo mengancam.
"Idihhh coba aja kalo berani" kataku menantangnya, karena aku yakin Kak Varo gak akan nyakitin aku, secara dia sayang sama aku yg unyu ini.
"Ohh nantangin ya, oke lo kira gue gak berani?" Sambung Kak Varo dan
seketika...Brukkkk
Aku ternyata di buang ke bawah ranjang.
"Kak Varoo ihh.. MAMAA KAK VARO--" Teriakan ku tertahan karena Kak Varo membekap mulutku.
"Eleh, lo bisanya cuman ngadu mulu ama mama, ntar kalo ps gue disita gimana?" Omel kak Varo
"Lo sih ngebanting gue, sakit tau hiks" gue pun pura-pura ngambek dan berlalu keluar dari kamar Kak Varo.Rasain tuh, hahah pasti ntar dia ngebujuk gue lagi.
"Dek, yah kok ngambek sih? Gak seru lo mah. Baru juga di gituin" kak Varo tiba-tiba masuk ke dalam kamarku dan tidak kuhiraukan. Aku malah asik bermain hp. Lucu juga dia.
"Dek, jangan marah ya" bujuk kak Varo lagi.
"Udah deh, gue bukan adek lo" balasku datar.
Hahahaha muka lo kak.
"Yaudah deh, jangan lama-lama yah ngambeknya" kata kak Varo sambil mencium keningku Dan berlalu keluar.So sweet deh kakak gue. Gue tau kok kalo dia tadi gak sengaja, cuman gue suka liat dia ngebujuk gue.
Akupun memutuskan untuk tidur, karena sekarang udah jam 4 sore dan Daffa jemput aku jam 7.
-------------
Still Dinda's Pov
Aku terbangun dan ternyata udah jam 6. Oke sekarang aku akan bersiap-siap.
Setengah jam kemudian aku udah selesai. Dan tinggal menunggu Daffa di bawah. Sesampainya di ruang tamu, aku melihat Kak Varo sedang nonton tv.
Kesana gak ya? Ah nanti jadinya akward, terus nanti Kak Varo bujuk gue lagi, terus aku gak bisa nahan. Ah gimana nih? Ah kesana aja deh.
Akupun duduk di sofa seberang Kak Varo. Aku melirik dia, dan ternyata di tidak menghiraukan aku.
Kenapa sih? Atau jangan-jangan gue kelewatan ya ngambeknya? Oh yidak Kak Varo kan kalo marah lama amat.
"Hai kak lagi nonton apa?" Tanya ku konyol. Dan dia sama sekali tidak menghiraukan aku. Di tetap fokus dengan tv.
Oke aku di kacangi.Bipp bipp
Oh itu suara klakson mobil Daffa, akupun segera keluar rumah.
"MAMA DINDA KELUAR BENTAR YA AMA DAFFA" teriak ku meminta izin kepada mama yg ada di taman belakang.
"IYA!! HATI-HATI YA NAK, JANGAN PULANG LARUT MALAM!! ENTAR AKU KUNCIIN LO!" mama balas teriak dengan suaranya yg super membahana."Hai. Ayukk!" Kata Daffa dan berjalan di depanku. Aku jadi keingat tujuan kita jalan malam ini.
Di perjalanan.
"Din, udah makan malam?" Tanya Daffa tiba-tiba
"Belum" jawabku
"Yaudah, kita makan dulu aja" balasnya.Setelah selesai makan kita langsung menuju ke pusat perbelanjaan dan membeli apa yg diperlukan untuk menembak calon kekasih daffa.
Setelah selesai Daffa langsung mengantarkanku pulang, dan sesampinya di depan rumah Daffa mengeluarkan balon yg udah ditiup.
Lah, ngapain nih anak?
Daffa berdiri di hadapan ku dan menatapku sambil tersenyum.
"Din, lo mau gak jadi pacar gue? Eh ralat. Lo harus jadi pacar gue" kata Daffa enteng.
Dan aku hanya bisa mematung di depan Daffa.
-------------------
Haee gengsss!!
Gantung yah? Penasaran kan? Gak ya? Yaudah gpp.