Part 9

63 6 12
                                    


Dinda's Pov

Setelah merasa baikan aku dan kedua peliharaan ku langsung menuju ke kantin.

Kuedarkan pandangan ku di penjuru kantin. Aku mencari Daffa, entahlah semenjak malam itu aku mulai agak srek sama dia #asekk apalagi senyuman termanis dia bikin meleleh tau gak. Lilin kali ah.

"Din, pesenin dong. Bakso yah!" Idihh, enak bangat nih anak main nyuruh-nyuruh aku.
"Gila lo nyet, gue kan baru siuman dari pingsan cantik gue" protes ku dan langsung menoyor kepalanya.
"Anjirr, sakit tauu" bodo amat.
"Udah deh, lelah hayati liat kalian berantem terus. Katya elena asyraf, kalo lo mau makan, ya pesen sendiri lah. Dan lo Dinda, bisa kan gak pake acara toyor-toyoran segala" yah, siapa lagi kalo bukan Dean yg melerai kita.

Aku dan Katya pun terdiam sambil liat-liatan. Kayaknya, Dean pms deh.
"Ya, tapikan gue punya alasan kenapa nyuruh Dinda pesen makanan" Katya mencoba membela diri.
"Udah deh Kat, lo emang suka bangat liat gue kesusahan" kataku sedikit mendramatisir keadaan.

"Apaan sih loh! Emang kalian gak liat kalau di warungnya mbok kiding ada siapa? Hah?!" Balas Katya nyolot.
Spontan aku dan Dean melihat ke warung Mbok Kiding. Oh ternyata ada Rayhan dan, what?! TASYA?! KIDDING ME? DASAR PENGHIANAT!!

aku dan Dean pun berbalik ke arah Katya lagi. Yah, galau lagi nih anak.
"Iyadeh, gue yg pesanin. De, lo mau makan apa?" Kataku mengalah karena melihat Katya yg lemah tak berdaya, gadeng. Katya menundukkan kepalanya.
"Ah? Samain aja" jawab Dean. Dan gue pun berjalan ke warung Mbok Kiding untuk memesan makanan.

"Mbok, bakso tiga mangkok yah!" Kata ku ke Mbok Kiding yg tercinta.
"Iya neng" balas Mbok Kiding.

Aku melirik kearah Reyhan dan Tasya. Mereka lagi gandeng-an tangan. Hello! Emang mau nyebrang? Pake gandeng-an tangan segala.
Tiba-tiba mata Tasya menatap kearah ku, dan langsung saja aku memalingkan wajahku.

"Neng, ini pesenannya" kata Mbok Kiding memberiku nampan berisi tiga porsi bakso. Aku kembali ke meja untuk menyantap bakso ter-enak ini.

"Nih, pesenannya" kataku sambil manaruh nampan itu di meja.
"Makasih nyet" kata Dean. Dan Katya? Dia hanya terdiam sambil mulai memakan baksonya.

Terjadi keheningan diantara kami bertiga. Biasanya meja kitalah yg paling rusuh dan heboh. Yah, walaupun kita hanya bertiga.

"Dih, kok hening gini sih? Gak asik ah" kata Dean memulai pembicaraan.
"Udahlah Kat, gak usah dipikirin" kata ku ke Katya. Karena sepertinya kejadian yg dilihatnya tadi membuat dia menjadi kepikiran terus.
"Apaansih, siapa yg mikirin mereka coba, mending gue mikirin masa depan gue nanti sama mz kalum" balas Katya berusaha sok tegar.

"Alahh, lo mah liat gitu aja sampai dipikirin segala, nge-galauin dia. Basi tau gak" kata ku dengan tampang sok.
"Kayak lo gak aja. Liat Fian sama Karin aja lu juga gini kan?" Balas Katya. Anjir nih anak.
Dan aku hanya terdiam. Skak mat.

"Kalian sama aja. Nge-galauin cowok kek gitu. Kayak gue dong, CAG" timpal Dean dengan nada sombong.
"CAG? Paan tuh?" Tanya ku. Soalnya Dean emang selalu gak jelas.
"Cewek Anti Galau. Hahhahaha. Gimana? Keren kan? Iyalah" jawab Dean.

Aku dan Katya liat-liatan.
"YA LO KAN JONES!" kataku dan Katya bersamaan.
"Siapa bilang gue jones? Gue kan istrinya luke. HAHAHHA" dan Dean pun ngakak sambil mukul-mukul pahanya. Lah nih anak, gak ada yg lucu juga.

"Jayus lo. Gak jelas. Gak ada yg lucu juga" kata ku meledek Dean.
"Receh lo" sambung Katya.
Dan Dean hanya cengengesan.

"Eh Din, lo belum cerita tentang nge-date lo sama Daffa!" Kata Katya tiba-tiba.
"Nothing special kok" jawab ku.
"Yah, gak asik" balas Dean.
"Tapi kayaknya gur udah mulai.." aku sengaja menggantungkan kalimat ku karena melihat Dean yg mulai kepo.
"Yah, kok nge-gantung sih. Cepetann njirr" kata Dean gak sabar. Sedangkan Katya? Dia hanya memandangku datar dengan wajah yg mirip seperti anjing Buldog.

"Sabar kek. Hm maksud gue.. kayaknya gue udah mulai Srek sma daffa" jawabku

"What?!! Akhirnya lo udah move on" teriak Katya membuat semua siswa di kantin melihat ke arah meja kita.
"Eh nyet! Kalau mau teriak liat situasi dong! Malu-maluin aja lo!" Omelku kepada Katya yg mulutnya gak bisa dijaga.

"Siapa yg udah move on?" Pertanyaan dari seseorang tiba-tiba terdengar dari arah belakang, dan pertanyaan itu dari Daffa.
"Acieeee baru juga di omongin udah nongol aja orangnya. Yg udah move on tuh Dinda, dia udah ngelupain Fian dan udah punya gebetan baru" kata katya menggodaku.

Setan nih anak. Dasar cepu.
"Bagus dong. Oh iya, gue boleh gabung gak?" Sambung Daffa
"Boleh kok Daf, gak ada yg ngelarang. Iya gak din?" Lanjut Dean lagi-lagi menggoda ku.

Anjing nih anak berdua. Awas aja yah gue bakal balas. Tapi tunggu, kok gue jadi deg deg-an gini sih? Apa karena ada Daffa? Oh BIG NOOO!!! Jangan-jangan aku udah mulai suka sama dia? Ah pusink.

"B-boleh kok" kataku sambil tersenyum. Dan Daffa membalas senyuman ku.

Anjink gue gugup.

"Aduh perut gue muless nih. Kat, temenin ke toilet yuk" tiba-tiba si Dean angkat bicara sambil mengedipkan matanya ke Katya.

Oh dia mau ninggalin gue nih, ah peliharaan tercintaa, seneng banget kayaknya liat aku mati gaya di depan Daffa.

Karena dasarnya Katya terlahir dengan otak lemot, jadi dia tidak mengerti dengan kode yg diberi Dean.

"Enak aja lo, lo gak liat gue lagi nikmatin bakso gue? Lo mau kalo Dinda ngambil jatah gue? Dia kan doyan makan" tolak Katya telak, dean hanya menepuk jidatnya. Sedangkan aku melotot protes ke arah Katya.
Dan Daffa? Dia hanya cengengesan melihat tingkah aku dan kedua anak monyet ini.

Ah anjir ni si Katya bikin malu gue mulu.

"Ah bacot lo. Cepetann!! Gue udah kebelet nih" kata Dean sambil menarik tangan Katya dan meninggalkan aku dan Daffa.

"Hahaha kalian lucu yah, oh iya, lo emang doyan makan?" Tanya Daffa sambil terkekeh
"Hah? Gak kok biasa aja. Eh tapikan semua orang doyan makan, termasuk gue, apalagi kalau di traktir" jawabku
"Emang gak takut gendut?" Tanya Daffa lagi. Ah serasa artis nih gue di wawancarai. Hehe

"Ah kalo masalah gendut sih, gue gak peduli, yg penting gue kenyang" jawabku jujur. Yah, aku memang bukan tipe cewek yg takut gendut kalau makan banyak, apalagi pake acara diet segala. Dan aku juga harus menjaga pola makan karena mengidap penyakit maag.

"Oh gitu yah, biasanya kan cewek-cewek sekarang banyak yg diet. Tapi, gue setuju dengan lo" kata Daffa sambil tersenyum.

Aduhh senyum mu nakkk

Dan aku juga ikut tersenyum.
"Oh iya, din lo maukan jalan lagi ama gue?" Tanya Daffa
"Hah? Oh mau kok, asal gak ada halangan" jawabku
"Oh, em lo mau kan temenin gue beli kado?" Tanya Daffa lagi.
"Kapan? Oh iya, kado? Siapa yg ulang tahun?" Tanya ku balik.
"Sebenarnya bukan kado sih, cuman gue mau nembak cewek" jawab Daffa enteng.
WTF!! njirrr nembak cewek?

Nembak

Cewek

Seketika hati aku serasa di tusuk-tusuk. Kenapa harus aku? Kenapa harus sakit ini lagi? Kenapa disaat aku udah lupain Fian dan mencoba untuk membuka hati aku untuk Daffa, aku harus merasakan sakit ini lagi?! Aku pikir Daffa adalah cowok yg tepat buat hati aku. Ternyata aku salah, ternyata Daffa udah punya seorang cewek yg sebentar lagi akan menjadi kekasihnya.
Dan kayaknya untuk saat ini aku tidak izinkan untuk membuka hati ke seseorang atau merasakan kebahagiaan. Dan aku akui aku udah mulai suka sma Daffa. Ralat, udah cinta sama dia.

"Din? Woi! Kok lo ngelamun sih?" Tanya Daffa mengagetkan ku.
Dan ternyata sedari tadi aku hanya memandang Daffa diam dan mematung.

"Ah? Oh em iya bisa kok" kataku dengan senyum paksa dan segera berlari meninggalakan dia.

Daffa, you broke my heart.

----------------

Halooo!! Jumpa lagi dengan gue genggsss
Oh iya, maaf kalau cerita ini slow update. Fyi, akhir-akhir ini aku sibuk buat daftar Sekolah.
Dan sebentar lagi udah jadi anak SMA YEYYY🎉🎉🎉



B R E A KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang