Bab 2

163 16 2
                                    

Daniel bangun dengan kepala pening luar biasa dan tenggorokannya yang terasa terbakar. Dengan cepat ia bangkit untuk mencari air mineral yang meredakan tnggorokannya. Ia menemukan Clara yang sudah rapih denegan pakaian kerjanya sedang memasak dengan apron bermotif bunga-bunga.

Daniel duduk dimeja makan yang membuat Clara menengok ke belakang. Dengan sigap Clara menghampiri Daniel dan memberikan segelas air putih. Daniel menyambar gelas itu dan meminumnya dengan cepat.

"Terima kasih pororo." Kata Daniel.

"Sama-sama krong." Kata Clara.

"Oiya sarapan sudah ku siapkan, dan air untuk mandi. Sepertinya aku akan pergi bekerja." Kata Clara sambil melihat jam tangannya.

Daniel mendekat dan memeluk Clara. Ia berterima kasih kepada Tuhan karena telah diberikan sahabat seperti Clara yang tak pernah meninghalkannya dalam keadaan apapun.

"Soal Hani jangan terlalu difikirkan. Nanti kau sakit." Kata Clara sambil mengusap pungung Daniel.

"Terimakasih telah jadi sahabatku dari kecil sampai sekarang." Kata daniel.

"Sama-sama." Kata Clara.

Mereka masih berpelukan menghantarkan kehangatan, hingga seseorang membuka pintu.

"Joshua." Kata Clara sambil melepaskan pelukannya pada Daniel.

Joshua adalah kekasih Clara, hubungan mereka sudah berjalan selama 1 tahun.

"Maafkan aku, aku hanya--" Kata-kata Daniel terputus oleh perkataan Joshua.

"Tak apa, aku mengerti kalian sahabat. Ayo Cla kita berangkat." Kata Joshua.

"Kami berangkat dulu, ya." Kata Clara lalu menghilang dibalik pintu.

Daniel mengacak rambutnya kesal. Ia sudah bertingkah bodoh. Ia dan Joshua memang tidak pernah dekat karena sikap dingin Joshua.

Dengan cepat Daniel menyambar handuk dan segera mandi untuk kembali ke apartement nya.

****

Joshua dan Clara berjalan beriringan parkiran mobil. Sepatah kata pun tak keluar dari mulut Joshua dari apartemen nya hingga disini.

"Pasti dia ngambek. Kebiasaan." Batin Clara cekikikan.

"Kamu kenapa si?" Tanya Clara.

"Gak apa-apa." Jawab Joshua datar.

"Ngambek nih yee." Ejek Clara.

Joshua tak bergeming. Sebenarnya Joshua ingin tertawa tapi dirinya ingin mengoda Clara.

Cup

Clara dengan cepat mengecup pipi Joshua dan segera lari.

"Hey jangan lari." Kata Joshua sambuk mengejar Clara.

****

Semuanya menunduk hormat saat Joshua tiba diruangannya. Ia melihat Clara yang sedang duduk di meja kerjanya.

Joshua adalah Ceo diperusahaan ayahnya. Ia mengurus kantor pusat yang berada di jantung kota.

Joshua tersenyum saat melihat Clara yang pura-pura sibuk dengan berkasnya. Ia mendekati Clara dan mendudukan Clara di pangkuannya.

"Apa sih? Tuan ambekan." Kata Clara sambil tersenyum.

"Kamu harus bertanggung jawab." Kata Joshua sambil membalas senyuman indah milik Clara.

"Membalas apa?" Tanya Clara sambil menaik turunkan alisnya.

"Membalas ini." Kata Joshua sambil mendekatkan kepala mereka.

Saat bibir keduanya hampir bersentuhan, tiba-tiba suara ketukan pintu mengintrupsi mereka. Dengan cepat mereka menjauhkan kepalanya dan berpura-pura tak terjadi apa-apa.

"Maaf pak, dibawah ada yang ingin bertemu bapak." Kata Frans.

"Siapa dia?" Tanya Joshua dingin.

"Mr.Alexsander." Jawab Frans. membuat jantung Calara dan Joshua berdegup kencang.

"Suruh beliau masuk." Perintah Joshua.

"Baik pak." kata Frans lalu menutup pintu ruangan Joshua.

"A-ayah mu datang Jo. Bagaimana ini?" Kata Clara panik.

"Tak apa, ayo kita persiapkan diri. Akan ku kenalkan calon istriku kepada ayah." Kata Joshua jahil.

Tiba-tiba pintu ruangan joshua terbuka menampili Mr. Alexander yang membuat batin Clara kacau.

"Good morning sir." Sapa Clara berusaha sesopan mungkin.

"Morning." Jawab Mr. Alexander dingin persis seperti Joshua.

"Ayah kenalkan ini pacar ku." Kata Joshua yang membuat degupan jantung Clara menggila.

"Oh, jadi ini pacar mu?" Tanya Mr. Alexander sambil mengangkat sebelah alisnya.

Deg-deg-deg

Bersambung.

Wedding DressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang