Pet

23 1 0
                                    

Saat di dalam...

"Miguel,kamu sudah menunjukkan kemampuanmu dengan baik,walaupun sedikit,itu saja sudah cukup baik".Kata Pendeta Michael yang memujiku sambil tersenyum.

"Terima kasih,Pendeta Michael".kataku sambil tersenyum dengan wajah memerah.

"Karena kamu telah menunjukkannya kepadaku,maka kamu berhak menerima pedang itu".kata Pendeta Michael.

"Ja-jadi dari awal pedang ini sudah menjadi hak ku?".tanyaku.

"Iya,maafkan aku karena tidak memberitahukanmu dari awal".jawab Pendeta Michael sambil mengusap-usap kepalanya.

"Ahahaha..,tidak apa-apa".kataku sambil tertawa.

"Hmm...,nak!,mungkin kamu lelah,dan ada baiknya bila kamu beristirahat dan memulai perjalananmu mulai besok pagi".kata Pendeta Michael.

"Benar,tapi masih ada yang ingin aku tanyakan".kataku.

"Silahkan nak...".kata Pendeta Michael.

"Apakah pedang yang ku bawa ini Deadly Sword,Enchant 50+?".tanyaku.

"Ya,itu dia,tapi Enchant 50+ itu merupakan Enchant terkuat,dan Enchant itu akan aktif bila engkau melukai atau membunuh orang yang sudah di takdirkan akan mati saat terkena pedang itu,dan sebaliknya,jika orang itu tidak ditakdirkan mati terkena pedang itu,pedang itu tidak bisa melukai orang itu,jadi setiap tebasan yang kamu buat memang dapat membuat lawanmu kesakitan,tapi dia tidak luka,untuk lebih singkatnya kamu hanya bisa melumpuhkannya".jawab Pendeta Michael.

"Wow!,pedang ini keren!".kataku sambil tersenyum lebar.

"Tapi ingatlah!,kamu harus menggunakan pedang itu dengan bijaksana,karena...kalau kamu menggunakannya untuk kejahatan,maka setiap tebasan yang kamu berikan pada seseorang,hanya akan melukaimu".kata Pendeta Michael yang menasehatiku.

"Aku mengerti,Pendeta Michael".kataku.

"Oh...,aku hampir lupa,mendekatlah kearah patung Dewi Clara".kata Pendeta Michael.

"Untuk apa?".tanyaku polos.

"Sudahlah...,cepat laksanakan saja".kata Pendeta Michael.

"Tapi aku...".kataku yang tiba-tiba menghentikan pembicaraanku.

"Benar juga,baiklah,duduklah di kursi itu".kata Pendeta Michael sambil berjalan mendekati patung wanita cantik yang memiliki sayap itu.
Apakah patung itu yang namanya patung Dewi Clara?...

"Ugh!...,i-iya,kenapa aku lupa tentang luka ini?".tanyaku pada diriku sendiri.

Kemudian Pendeta Michael kembali sambil membawa segelas air.

"Minumlah ini,air ini dapat menyembuhkan lukamu".kata Pendeta Michael sambil menyodorkanku segelas air.

"Ta-tapi...,apakah be-benar itu a-air murni?".tanyaku sambil merintih kesakitan.

"Iya".jawab Pendeta Michael singkat.

"Ugh!...,baiklah".kataku sambil mengambil segelas air dari tangan Pendeta Michael,dan langsung meminumnya hingga habis.

Gluk!,gluk!,Gluk!...,suara tegukanku saat meminum air.

"Tampaknya kamu haus sekali ya?".kata Pendeta Michael sambil tersenyum.

Tiba-tiba aku sudah tidak merasakan sakit lagi,dan ketika aku mengecek perutku,ternyata benar,lukanya sudah hilang.

"Terima kasih Pendeta Michael,kini lukaku sudah sembuh".kataku sambil tersenyum.

"Senang dapat membantu,Miguel".kata Pendeta Michael sambil tersenyum.

"Hoaaahem...,Pendeta Michael benar,aku sudah lelah".kataku sambil menguap.

Fantasy FeatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang