Prolog

124 8 0
                                    

Cowok yang bertubuh tinggi dan berkulit putih itu terus berlari sambil mengejar seorang cewek yang menggunakan ransel jansport bermotifkan bunga itu.

"Ghin, Ghina, tunggu dulu!"

Mendengar namanya disebut, Ghina pun berhenti berlari.

"Apa?" Tanya Ghina. Namun itu lebih terdenger seperti bentakan.

"Gue minta maaf."

Setelah Alan mengucapkan itu, ada keheningan sejenak.

"Iya, gue maafin."

"Ikhlas gak maafinnya?"

"Iya."

"Ih tuhkan!"

"Apa lagi sih?"

"Yang bener dong jawabnya. Dimaafin gak nih gue?"

"Iya Aldrian Alan Samudra, gue maafin. Puas?"

"Gitu dong. Love you Ghin, hehe."

Itu kalimat terakhir yang menutup pembicaraan mereka.

Alan memang begitu, dan akan selalu begitu, ucapannya jangan pernah kalian anggap serius.

Karena Alan selalu berkata, "Lo harus bisa bedain, mana hal yang harus lo anggap serius, mana yang nggak."

Alan & GhinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang