"Annaaaa hurry! We're gonna late." Teriak Justin dari luar kamarku. Hari ini aku telat bangun padahal kami harus pergi ke acara pemotretan majalah untuk Justin. Kau membuat semua orang panik Anna.
Aku memasukkan alat make up ku kedalam tas beserta sisir, karet, kaca mata, parfum dan menenteng sepatu dan jaket karena aku tidak ada waktu lagi untuk bersiap. Dan aku akan berdandan didalam mobil saja.
Dengan secepat kilat aku membuka pintu kamarku dan melihat tidak ada lagi orang di apartemen ini. Tamatlah riwayatku. Aku berlari tergesa-gesa menuju mobil.
Benar saja, Justin, Scooter, Pattie menatapku datar saat aku membuka pintu mobil. "Sorry," kataku pelan. Lalu aku duduk disamping Justin dan mulai memakai sepatuku. Lalu memasang jaketku, menyisir dan mengikat rambutku. Tak lupa aku memakai sedikit bedak dan pelembab bibir. Untung saja aku sudah menyiapkan beberapa baju terbaik untuk Justin hari ini semalam. Kalau tidak, kalian tahu.
Aku menyenderkan kepalaku ke jendela mobil. Mataku memandang langit mobil yang berwarna hitam. Aku tidak berani menatap mereka. Takut.
Aku mengambil handphoneku di tas dan memeriksa apakah ada notifikasi atau tidak. Ternyata ada, pesan dari ibu. Dengan cepat aku membalasnya dan memasukkan handphone ke tas lagi. Perjalanan ini lama sekali. Rasanya aku ingin cepat-cepat sampai dilokasi dan bersembunyi. Sebenarnya kehadiranku disini tidak terlalu penting karena masih ada pamanku. Aku jadi merasa tidak berguna.
Sedari tadi aku hanya diam mendengarkan mereka bertiga yang asyik mengobrol. Ya aku tahu aku salah dan aku hanya orang yang baru 2 bulan berada di keluarga mereka. Jadi ... aku hanya bisa diam.
Akhirnya kami sampai di tempat pemotretan. Syukurlah. Kami semua turun dan masuk ke dalam gedung. Aku lihat pamanku sedang bersama Justin. Dia yang mengarahkan Justin. Kau sangat mengerti aku paman.
Aku mengambil kursi dan duduk jauh dari tempat pemotretan. Aku memakai kaca mataku dan mulai menggambar. Meneruskan pekerjaan lamaku. Aku membuat rancangan baju yang bagus dan mewah untuk nanti dia pakai ke acara-acara penting. Dari semua gambaranku ini, belum ada yang terwujud. Mungkin suatu saat nanti. Entah iya atau tidak.
Aku menutup buku gambarku. Dan aku melihat Justin sudah berada didepanku dengan membawa ... kacamataku?
"You dropped this on the car." Justin memberikan kacamata lalu duduk disebelahku. Pantas saja aku mencarinya tidak ada. Aku pikir ketinggalan dikamarku.
"Thanks," kataku pelan. Aku memakai kacamataku dan pandanganku langsung jelas seketika.
"I'm so sorry for ignoring you." Terlihat dari ujung mataku Justin sedang memperhatikanku. Namun aku hanya memandang lurus kedepan.
"Aku yang seharusnya minta maaf." Sekarang aku memandang wajahnya. Ternyata dia imut juga. Aku jadi sayang padanya. Aku tertunduk malu karena Justin tersenyum sambil mengibaskan rambutnya yang sudah tertata rapi. Dia menyebutnya dengan gaya 'flip hair'. Para penggemarnya berteriak kencang saat Justin melakukan hal itu. Aku rasa tidak ada istimewa nya dari hal itu.
"Apology accepted." Justin lalu menarik tanganku dan mengajakku untuk melihatnya melakukan sesi pemotretan. Aku melihatnya bergaya yang sudah diarahkan oleh Ryan. Aku hanya membantu sedikit saja karena aku belum terlalu paham.
"Kau Anastasia bukan?" Tanya fotografernya. Aku hanya mengangguk saja.
"Coba kau berpose disebelah Justin. Sepertinya kalian cocok berfoto bersama. Baju kalian pun serasi dan terlihat kasual." Aku mengerutkan dahi saat mendengarnya. Yang benar saja? Justin langsung menarik tanganku dengan semangat. Aku hanya tersenyum kaku karena aku malu.
-
"Tadi kau sangat hebat. Kau pandai sekali berpose didepan kamera," kata Pattie semangat. Syukurlah keadaan telah kembali seperti semula.
"Ah tidak. Aku hanya mengikuti arahan fotografer dan Ryan saja." Aku tertunduk malu.
"Aku baju saja men-tweet kegiatan kita tadi dan beliebers ku sangat antusias sekali," teriak Justin. Kami semua tertawa mendengarnya.
------
Wait for part 7

KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt 2
FanfictionAbout Anna Harper The Sequel of Hurt (A Justin Bieber Love Story) This story is all about the things that Anna been through with Justin.