TM»20 (Finish)

21.7K 1.7K 120
                                    

Suara air yang keluar dari shower dalam kamar mandi terdengar dikeheningan pagi. Prilly menyibak selimutnya dan melotot melihat spreinya yang terdapat bercak darah dan baju kaos yang juga ikut ternoda.

"Shhhh..." Prilly menengok kearah bawah melihat pusat tubuhnya dan meringis.

"Aman kok ya, punya gue masih utuh abis dibelah!" gumam Prilly pelan sambil menutup mulutnya geli sendiri.

"Liatin apa?"

Prilly terlonjak melihat kearah depan pintu kamar mandi. Ada Ali disana dengan handuk melilit ditubuhnya dan bertelanjang dada. Seketika Prilly merasakan wajahnya bersemu. Didada Ali tercetak tanda merah bekas ia gigit tadi malam.

Tak bisa tidur meskipun tubuh mereka terasa luar biasa lelah membuat aktifitas tubuh mereka yang bergerak bersentuhan bereaksi lagi. Takut dibelah yang sangat mengusik pikiran Prilly dan irama jantungnya yang tak menentu karna baru kali itu ada seorang pria asing berada satu ranjang bahkan memeluknya membuat Prilly merasa insomnia.

Alipun merasakan hal yang sama. Walaupun terlihat tenang tetapi jantungnya berdetak tak karuan padahal dulu bila Tata saja ingin tidur disampingnya Ali akan turun dari tempat tidur dan memilih tidur di Sofa karna tak ingin bersentuhan.

Membuka matanya dan menunduk, Ali menemukan Prilly sedang mendongak menatapnya.

"Kenapa?"

"Nggak bisa bobo."

Ali mengusap kepala dan mencium kening Prilly. Menyatukan dahi mereka membuat bulu mata mereka bersentuhan dan mata mereka sama berkedip.

"Kamu nggak nyaman ada aku disamping kamu?" tanya Ali berbisik.

"Bukan begitu..." Prilly menjawab sambil berpikir, sebenarnya apa yang membuatnya khawatir? Melewati malam pertama adalah kodratnya sebagai seorang perempuan yang sudah diperistri seorang pria. Siap tidak siap semuanya harus dilewati. Harusnya ia membuat diri senyaman mungkin berada didekat Ali sekarang.
Bagi Ali sendiri, karna ini pernikahan kedua ia cukup berpengalaman untuk membuat Prilly nyaman dan rileks karna hal tersebut adalah faktor terpenting dalam menjalankan hubungan yang menyenangkan.

"Aku bahagia sekarang kita udah bisa sama-sama tapiii..."

"Kamu takut sakit?"

"Aku cuma nggak bisa bayangin ituuu..."

"Apa?"

"Dari tadi aku ngomong dipotong-potong melulu."

"Aku cuma pingin kamu mengabaikan kekhawatiran dan mencoba fokus pada kebahagiaan kita!" Ali berbisik menenangkan dan Prilly memanggutkan kepalanya hingga bulu mata mereka makin bersentuhan.

"Tarik nafasnya dalam-dalam..." Ali membelai rambut Prilly yang menuruti ucapannya. Menarik nafas dalam-dalam tanpa mengalihkan tatapan mata mereka.
Ali sengaja mengajak Prilly berbincang karna berbincang dapat menjadi cara untuk membuat mereka merasa rileks

Prilly memejamkan matanya begitu bibir Ali menempel dibibirnya. Hanya menempel beberapa saat lalu Prilly merasakan bibirnya dikecup singkat dan nafas mereka beradu halus.

"Udah tenang?"

"Iya."

Ali mengambil tangan Prilly dan akhirnya mengecup punggung tangan istrinya itu lalu meletakkan telapak tangan Prilly ke pipi-nya.

Menikmati saat saling mencium, saling menyentuh dan saling membelai, Ali membuat Prilly nyaman berada dalam dekapannya, berusaha tak terburu napsu lalu berkomunikasi dengan baik membuat Prilly melupakan kekhawatirannya karna mulai terlelap dengan sentuhan-sentuhan Ali. Prilly menggigit bibir bawahnya ketika area dada sekalnya menjadi target bibir Ali yang basah karna saliva mereka sudah sempat terbaur. Tangannya menggapai kepala dan menarik rambut hitam yang lolos diselipan jari-jarinya. Meskipun berpengalaman tetap saja Ali juga merasa berdebar ketika merasakan darah didalam tubuhnya terasa mengalir dengan cepat akibat kulit polos mereka bersentuhan.

Takkan MelupakanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang