Chapter 5: Wheelchair (Kursi Roda)

1.9K 194 9
                                    

Jungkook's POV

Karena penasaran aku pun bertanya, "Kenapa? Apa ada sesuatu?"

"Iya, dan kau tidak akan percaya sebelum melihatnya..."

Hal apa itu? Apa ada kaitannya dengan Taehyung?

"Hai kalian berdua.." sapa lelaki yang mendatangi kami. Reaksi yang Jin timbulkan bukannya menyapa balik dengan senyuman, malah tatapan tajam yang mengeluarkan aura kebencian. Mengapa jadi begini? Hal apa yang terjadi di antara mereka? Semakin banyak teka-teki yang menghujam diriku.

"Ada perlu apa kau ke sini?" Jin bertanya seraya berdiri di depanku seperti berusaha melindungiku.

"Aku hanya ingin menemui Jungkook, apa itu salah?" balas Hoseok yang terlihat santai-santai saja.

Satu langkah ia ambil membuat Jin semakin terlihat tegang dan berkata, "Mau kau apa-kan Jungkook? Kali ini kau akan menjadikannya korbanmu juga? Cukup hanya aku yang merasakannya, jangan adik kesayanganku ini!"

"Tunggu, korban? Sejak kapan aku menjadikanmu korban? Untuk apa juga aku menjadikan Jungkook korban?" pertanyaan Hoseok lontarkan dengan mimik wajah seakan tidak tahu apa-apa.

Senyum sinis terpancar dari sosok yang berdiri tepat di depanku, lalu ia menjawab dengan lantang, "Jangan pura-pura tidak tahu!"

Konflik terjadi juga di kepalaku yang terus berpikir mencari kemungkinan penyebab dari masalah mereka berdua. Mau berpikir sejauh apa pun sampai hal yang mustahil masih saja belum mendapat hipotesis yang cukup meyakinkan. Kata "korban"-lah yang masih menjadi tanda tanya besar di kepalaku yang tiada henti berputar mencari maksud hal itu. Diam saja tidak cukup, aku harus bertanya.

"Bisa aku bertanya?" izinku pada mereka berdua. Kedua orang ini mengizinkanku membuka suara.

Kemudian aku bertanya, "Sebenarnya apa yang terjadi di sini? Apa ada masalah? Lalu kenapa namaku ikut disebut tadi kalau ternyata ini masalah kalian berdua?"

Pandangan saling mereka daratkan pada masing-masing. Jin menarik paksa diriku pergi dari hadapan Hoseok, hingga kami pun tiba di sebuah ruangan kosong. Lorong di mana terletak ruangan tersebut sangat sepi. Sebelum berbicara ia menengok ke sana-ke mari memeriksa keadaan sekitar. Menurutnya sudah aman, ia pun mulai berbicara, "Baiklah, sekarang akan aku jawab tanda tanya di kepalamu itu..."

Cerita dimulai, semua berawal di hari sabtu, hari ketika ia berjalan-jalan dengan Hoseok. Aku pun saat itu sedang berjalan-jalan dengan Jimin. Dari awal berangkat sampai malam hari tiba, menurut Jin tak ada yang aneh dengannya. Saat pukul 9 hampir tiba, ia menghilang tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Jin sempat bingung sendiri, ia ditinggalkan di jalan sepi bahkan Hoseok tak sempat pamit. Detik-detik menjelang hilangnya dia pun tak diketahui Jin. Awalnya Jin kira Hoseok pulang tanpa pamit mungkin karena ada sesuatu yang mendadak, pikirnya juga nanti Hoseok pasti akan mengabarinya. Jin santai-santai saja melanjutkan langkahnya seperti semula. Beberapa langkah ia ambil, benda keras menghantam kepalanya membuat pandangannya kabur, kemudian gelap seketika.

Sadar-sadar pemandangan di sekitar Jin telah berubah total. Yang menjadi latar tempat ceritanya sekarang merupakan sebuah ruangan sempit yang kosong dan tak terawat. Dalam hati Jin bertanya-tanya di mana dirinya sekarang, ini benar-benar tempat yang asing baginya. Langkah kaki seseorang bunyinya terdengar, milik siapa itu? Rupanya milik temannya sendiri, Hoseok. Lebar sekali bibirnya tersenyum menatap Jin yang terbelenggu, kaki dan tangan Jin diikat dengan tali ke kursi yang ia duduki. Bergerak sebagaimana pun Jin tetap tak bisa meloloskan diri. Temannya melangkah terus sampai tiba di hadapan Jin dalam jarak satu langkah. Selanjutnya si teman alias Hoseok mengeluarkan sesuatu dari belakangnya. Dari tadi tangan Hoseok ada di balik punggungnya tanpa sebab yang jelas, seperti ada hal yang ia sembunyikan. Keluarlah sebuah gunting dari balik punggung Hoseok yang lalu berkata, "Siap untuk permainanku?"

Black Out 2 (Sequel dari "Black Out")Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang