Chapter 12: Normal Life

1.9K 178 57
                                    

Jungkook's POV

Awan-awan yang menutupi cahaya bulan bergerak pergi. Sorotan sinar bulan pun kini menerangi sedikit lingkungan sekitar.

Kenapa Taehyung juga menghilang? Aku harus bagaimana? Sendirian aku berlari ke sana-ke mari, tak tentu arah. Resah rasanya hati ini. Mana mungkin Taehyung hilang untuk selama-lamanya.

Suara tawa yang sebelumnya sempat terdengar, tiba-tiba muncul. Ragaku berhenti bergerak, kemudian aku menengok ke sana-sini. Suga bangkit kembali? Bukannya dia sudah lenyap? Mungkin saja, tapi mana mungkin. Eh, bisa jadi itu Suga. Bisa saja tadi hanya trik untuk mengelabuiku.

"Kakak, kau lucu sekali! Ha ha ha ha!"

Tunggu, suara itu sangat familiar. Nama yang ia sebutkan pun orang yang kukenal.

"JIMIN!" suara mulutku begitu menggelegar hingga mengejutkan orang tersebut.

"Ah, Jungkook!" Jimin menyadari keberadaanku.

Sepasang mata berwarna biru muda bersama lelaki yang menggunakan kursi roda itu menghampiriku.

"Tidak kusangka bisa bertemu lagi denganmu!" wajah Jimin sangat ceria.

Rasa kesal bercampur bahagia terasa di dada.

Wajah datar kutampilkan padanya, "Kukira itu tawa Suga, ternyata kau, Jimin..."

Lagi-lagi Jimin tertawa, "Ha ha ha! Habisnya lelucon kakakku ini lucu sekali, sehingga aku tidak bisa menahan tawa"

Emosi bahagia Jimin seolah berganti seketika ketika Namjoon menanyakan sesuatu.

"Kookie, kau sudah mati?" tanya Namjoon menepuk pundakku.

Pada mata Jimin terpancar rasa terkejut juga bingung. Jemari tangannya hendak menyentuh diriku. Bukannya tersentuh, tubuhku bisa tertembus jari Jimin, ia tak bisa menggapaiku sama sekali.

"I- ini lelucon 'kan?" senyum paksa terlukis di bibir tebalnya.

"Suga membunuhku tadi..." jawabku mencoba menghindari kontak mata.

Jimin diam dengan seribu tanda tanya yang terlihat dari tatapan matanya. Di matanya yang penuh rasa bingung, air mata mulai menggenang. Tampaknya ia mencoba menahan tangis sekuat tenaga. Berkali-kali matanya berkedip untuk mengurangi genangan air mata itu. Tidak aneh jika ia ingin menangis, jika aku ada di posisinya pasti dari tadi air mataku sudah membludak keluar.

"Uhh, Taehyung tiba-tiba menghilang setelah membunuh Suga dengan tangannya sendiri..." kualihkan topik pembicaraan agar suasana berubah.

"Apa?! Seharusnya dia hidup kembali!" Namjoon tak percaya.

"Jadi Taehyung juga mati?!" pasti Jimin syok berat.

Aku mengangguk. Kesedihan yang coba ia tutupi berhasil menerobos keluar dan tertuang dalam tangisan. Suasana memang berubah, tapi malah semakin buruk.

"Sudah, Jimin... Lebih baik sekarang kita cari Taehyung dan teman-teman lainnya" ajak Namjoon mencoba memperbaiki emosi Jimin.

Anggukan tidak sedikit pun Jimin berikan. Yang ia lakukan hanya menangis dengan menutupi wajahnya. Dari pada kita tetap diam di sini dan tidak membuahkan hasil apa pun, akhirnya Namjoon mendorong kursi roda Jimin. Sepanjang jalan terdengar samar-samar kalimat keluar dari mulut Jimin, semacam penyesalan yang begitu mendalam. Hal yang dia sesali adalah kematian aku dan Taehyung. Meskipun tak semua kata kutangkap, namun aku bisa menyipulkan inti semua itu.

Bodohnya aku malah pergi meninggalkan Taehyung yang dikejar Suga saat itu. Harusnya yang kulakukan tetap diam di sana dan menghadapi si pelaku berdua. Cukup! Itu sudah berlalu, Jungkook! Percuma untuk disesali.

Black Out 2 (Sequel dari "Black Out")Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang