Chapter 10: Mickey?

1.7K 174 73
                                    

Jungkook's POV

'Kenapa ada dua?'

Hal ganjil apa lagi ini? Jimin dan aku membawa Taehyung ke kafe tersebut. 4 orang yang kami kenal menyapa kami ketika muncul dari pintu. Senyum dan lambaian tangan mereka berhenti setelah melihat Taehyung yang bersama kami. Semua hal yang ada di dua orang kembar ini sama kecuali pakaiannya. Penampilan Taehyung yang bersamaku serba hitam, sedangkan yang satu lagi serba cerah. Beragam reaksi muncul dari mereka, ada yang menganga, mengernyitkan dahi, tertegun dan datar-datar saja. Hebatnya Kris tidak memberi reaksi apa pun di wajahnya, begitu juga di gerak-geriknya.

"Kau punya kembaran ya, Tae?" tanya Kris dengan santai kemudian meminum kopinya.

"Tidak!" bantah keduanya serentak.

Kopi di mulutnya keluar layaknya air mancur. Barulah sekarang Kris menampakkan ekspresi terkejut.

"Kau bukan Taehyung 'kan?" Hoseok bertanya pada Taehyung yang bersamaku.

Orang yang ditanya langsung membalas dengan nada marah seraya menunjuk Taehyung yang satu lagi, "Aku Taehyung yang asli, dia yang palsu!"

"Jangan bercanda, aku yang asli, kau yang plagiat..." berbeda dengan yang tadi, Taehyung yang satu lagi berbicara dengan nada yang santai.

Emosi Taehyung berbaju hitam membludak, kerah baju kembarannya itu ia cengkeram begitu kasar.

"Untuk apa kau datang ke sini, heh? Jangan macam-macam pada mereka! Bunuh saja aku tapi jangan ganggu mereka lagi!" kesalnya menusukkan tatapan tajamnya pada si kembaran.

Yang berpakaian cerah menantangnya dengan memasang ekspresi menyeringai.

"Cukup! Berhenti kalian berdua!" murkaku memukul meja keras-keras -ya, sudah pasti tangan ini terasa sakit setelahnya-.

Perkelahian yang hampir memanas pun padam seketika. Diam-diam tadi aku memikirkan solusi mengenai masalah ini, muncullah ide cemerlang tanpa memakan waktu lama.

Ponsel kukeluarkan untuk menghubungi seseorang, "Biar dia yang menyelesaikannya..."

Mereka semua mengernyitkan dahi serta saling berpandangan.

Telepon dariku pun ia angkat. Tak sengaja terdengar sayup-sayup suara seorang lelaki berbicara. Yang kuhubungi pun menyuruhnya diam, "Tunggu sebentar, Namjoon! Jungkook menghubungiku!"

"Ada apa, Jungkook?" tanya Jin si penerima telepon.

Sejenak aku terdiam memikirkan sebuah nama, "Namjoon".

Otakku memutar memori masa laluku dan teman-teman. Kejadian beberapa bulan lalu itu masih sangat membekas di benakku, sangat sulit untuk dihapus. Ketika itu aku pulang bersama Jimin. Sebelum pulang ke rumah, aku mampir dulu ke rumah sahabatku ini. Seperti biasa, anggota keluarganya menyambutku dengan ramah. Orang tua Jimin beberapa menit kemudian pamit karena akan menghadiri sebuah acara.

Tidak lama setelahnya terdengar suara berisik dari lantai atas alias lantai 3. Jimin naik ke atas, diikuti diriku. Setibanya di sana, tertangkap sesosok pria yang tampak begitu murka. Tatapan mengerikannya mendarat pada kami berdua.

"Jimin, sudah kubilang jangan pernah masuk ke kamarku! Lihat, kau membuat kamar ini menjadi menjijikan!" bentaknya yang meledak-ledak sembari menunjuk sebuah foto di kamarnya.

Aku yang tak tahu apa-apa hanya bisa diam.

"Tapi aku hanya menyimpan itu untuk mengingatkanmu pada masa kecil yang indah" senyuman manis Jimin beri sepenuh hati.

"Buang saja foto tidak berguna ini! Aku benci melihatnya!" pria itu mengambil foto tersebut lalu mengeluarkan pemantik api dari saku celananya.

Apa yang ia lakukan selanjutnya? Pasti kalian bisa menebak, ya, membakarnya.

Black Out 2 (Sequel dari "Black Out")Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang