-10-

7.8K 512 25
                                    

Tinder Morgantine Florens -khusus Tinder pov-

"jangan buka mata dulu," pesanku.

"cepetan dongggg," rengek Lea. mulutnya masih komat-kamit sendiri dengan suara yang sangat amat kecil.

saat ini aku -ehh kami- sudah berada di depan pantai.

ombak yang tidak terlalu keras, matahari yang sudah mulai tenggelam, burung-burung yang berterbangan, anak-anak yang berlarian, anjing yang berkeliran, dan juga pasir lembut yang menjadi pijakan sepatu ku dan Lea.

"elahh lama amat sihh," rengek Lea lagi sambil menghentak-hentakkan kaki. "ntar dulu... INI DI PANTAI!" tariak Lea kegirangan. dia langsung melompat-lompat girang dan tetap menutup kedua mata.

"yahhh ketauan deh..." kataku dengan nada sedih yang di buat-buat. "karena udah ketauan kamu buka mata aja, tapi setelah itungan ke sepuluh," kataku dan sudah siap-siap untuk pergi.

"1,2,3,4,5,..." hitung Lea. baru hitungan ke lima aku udah kabur buat ngambil sesuatu di dalam mobil.

aku memasukkan beberapa barang kedalam kantong celanaku dan mengambil setangkai bunga mawar berwarna putih -bunga kesukaan Lea-. kemudian aku berlari kecil ke tempat nya.

dari kejauhan aku melihatnya menendang-nendang pasir sambil komat-kamit gak jelas sampai akhirnya berhenti di bibir pantai.

Lea sudah tidak menggunakan sepatu yang entah di taruh di mana. aku menyusul Lea tampa menimbulkan suara, sepatu juga sudah tidak aku kenakan lagi.

perlahan tapi pasti aku berjalan dan memeluknya dari belakang dengan mawar yang setia berdiri dalam genggamanku

"maaf ya aku ninggal kamu sendiri," kataku. aku menaruh kepala di atas pundaknya dan juga menggosok-gosok hidung mancungku pada lehernya

jantung ku udah kayak mau lompat dari atas gunung, tapi rasa nyaman lebih mendominan yang buat aku terus bertahan dalam posisi ini.

"ehh.. KAMU PETIK BUNGANYA DI MANA!? GAK BOLEH TAU PETIK-PETIK KAYAK GITU," spontan aku langsung melepas pelukan yang nyaman pake banget itu dan langsung menatap garang kebarah Lea.

"kamu mah gak bisa ngertiin keadaan, harusnya ni ya, kamu tu nangis kejer-kejer gara-gara calmi (calon suami) mu tu romantis! ini malah teriak-terik gitu! fitnah pula! jadi kesel!" aku cemberut dan gak mau bertatapan dengan Lea

iyalah kesel! ni cewek bukannya bilang aku romtis kek atau apa gitu.. lah ini malah teriak-teriak kayak orang kesurupan.

Lea menggaruk tengkuknya, "maaf elah.. kamu sih metik-metik bunga.. kan kasian bunganya bisa mati."

"enak aja! siapa bilang aku metik! aku loh beli, mahal banget lagi!" aku makin cemburut

"elah santai aja ngomongnya, gak usah galak-galak masss. emang berapa harganya?" tanya Lea. dia terlihat berpikir, mungkin mikirin aku.. ehh.. makasudnya mikirin harga bunga yang aku beli

"satu juta," jawabku asal

"HAH SERIUSS!! MAHAL BANGETTT!!! kamu harusnya gak beli tau.. kan kasian uang satu juta cuman buat beli bunga doang.. mending di tabung," pekik Lea

aku menganga "kamu percaya?" tanya ku dan di balas dengan anggukan dan wajah polosnya

tawaku langsung pecah. Lea yang melihat itu langsung cemberut

"isss ngapain sih ketawa!?" bentak Lea

"hahaha kamu sihh hahaha masak percaya hahahaha. kamu tuh bego atau apa sih hahahaha," jawabku di sela-sela tawa

"kamu mah," Lea langsung berjalan meninggalkan ku yang masih ngakak

aku mengejarnya sambil menahan tawa biar Lea gak makin ngambek

Because You Are My MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang