other pov
"sorry lama, kita kamar nomer berapa?" tanya Lea yang baru keluar dari kamar mandi yang ada di lobby hotel.
"kita kamar nomer 112 sayang, ya udah ayok," ajak Tinder.
mereka sudah sampai di hotel yang jaraknya dekat dengan pantai tadi. mereka jalan beriringan di lorong hotel yang lumayan sepi dan menuju kamar nomer 112.
"hhmm Tinder," panggil Lea memecahkan kesunyian di lorong itu.
"hmm kenapa?" Tinder melihat ke arah Lea sambil mengangkat satu alisnya.
"apa di kamar itu..emm.. gimana ya ngomongnya," Lea sedikit ragu untuk menanyakan sesuatu yang ada di benaknya.
"ngomong aja sayang, emang di kamar kenapa?" tanya Tinder dengan sedikit terkekeh karena kalakuan matenya yang gugup itu.
"itu loh..." Lea memberi jeda sambil menggaruk tekukunya yang tidak gatal. "kasurnya ada berapa?" lanjut Lea dengan cepat dan dalam satu tarikan nafas.
tawa Tinder langsung pecah.
Lea mengerutkan keningnya.
emang ada yang lucu dari pertanyaanku? hahh harusnya aku gak usah nanyak ckckckc Lea Lea... batin Lea dalam hati.
"sayang kita bakal lakuin itu kalok kamu udah siap kok, aku udah siap.. tinggal kamu aja hahahaha," kata Tinder di sela-sela tawanya yang mengelegar di lorong sunyi itu.
mata Lea langsung terbuka lebar saat mengerti apa yang di maksud Tinder.
Lea menatap Tinder dengan muka garang yang sedikit memerah karena malu jika membanyangkan 'hal itu'.
"ihhh Tinderr mesummmm!! maksud aku kan bukan gitu... iss mesum banget," Lea memukul lengan Tinder berkali-kali. yang di pukul malah makin tertawa saat melihat semburat merah di pipi Lea.
saking kesalnya Lea langsung merampas kunci kamar dan berlari menuju kamar nomer 112.
dengan cepat Lea masuk ke kamar dan menutupnya.
"yahhh sayanggg, bukain donggg," rayu Tinder dari luar kamar yang terkunci. tawanya sudah berenti karena sadar kalau Lea sudah menguncinya di luar kamar.
"siapa suruh mesum, trus kamu ketawain aku terus.. kan Lea kesel," jawab Lea yang terdengar sedikit manja dari dalam.
"maaf maaf sayang, kan tadi cuman bercanda," rayu Tinder lagi.
beberapa orang yang melewati Tinder memasang berbagai ekspresi. ada yang tertawa, ada yang kesel karena mereka terlalu ribut, ada yang senyam senyum kayak orgil, dan masih banyak lagi.
sweet banget sih mereka pa
aku pengen dehh ntar kayak gitu sama pacar aku
in your dream loli
dari pada mas ganteng di kunciin di luar mending ikut saya ke kamar
percakapan yang entah sama siapa terdengar jelas di kuping Tinder membuat dia bergidik ngeri.. apalagi ada mbak mbak ganjen yang mengoda sekaligus mencoleh-colek lengannya.
"sayang bukain pintunya dongggg, aku di gangguin orang terus niii, atutt," mohon Tinder pada sang putri kamar? yang ceritanya lagi ngambul.
"permintaan maaf sedang di proses," jawab Lea dari dalam.
tadi dia mendengar ada mbak ganjen yang mengganggu Tinder dan dari dalam sini Lea bisa melihat muka Tinder yang sedikit ketakutan.. itu adalah kesenangan sendiri bagi Lea.. hahaha mate yang jahat bukan.
"aku janji aku bakal turutin semua permintaan kamu, asal bukain pintunya.. sayang bentar lagi ada cewek mabuk yang pakayannya kurang bahannn!! aduhh bukain dongg," rayu Tinder lagi. dia panik karena ada orang yang akan jalan ke arahnya. jalannya udah goyang-goyang, trus bajuya... astajimm, mending sekalian aja gak pake baju, ehh.
mata Lea langsung melotot saat mendengar kata-kata Tinder.
tar cowok aku ke goda lagii ck padahal lagi mau kerjain Tinder.. ganggu aja sih.. jadi cewek gak bener banget batin Lea dan langsung membukakan pintu untuk Tinder.
Tinder dengan cepat masuk dan langsung menutup pintu sambil nyengir kuda gak jelas.
"janji ya, apa aja," kata Lea sambil mengangkat jari kelingkingnya.
"iya janji," jawab Tinder sambil memautkan jari kelingkingnya pada jari kelingking Lea.
ide jahat muncul di benak Lea. kalok sekarang bisa di edit, di atas kepala Lea ada dua tanduk merah. Lea juga tersenyum jahat.
Tinder menelan salvinanya dengan susah payah. sekarang parasaannya jadi buruk.
"cepet mandi!" perintah Lea.
Tinder langsung melotot.
busett serasa jadi babu aja batin Tinder.
"cepet atau keluar!" tegas Lea. Tinder menghela nafas kesal dan langsung masuk ke kamar mandi.
"makanya gak usah bikin kesel hahahaha," ejek Lea saat Tinder sudah pergi ke kamar mandi.
"ihh kampret banget, tau gitu aku gak bakal mau janji-janji kayak gitu.. emang aku babu apa di perintah-perintah gitu," dumel Tinder sambik merangkak masuk ke kamar mandi dengan malas.
"tauk hah, gantian aku yang kesel sama dia," omel Tinder.
makanya jangan macem-macem sama seorang peri yang bernama Lea Fernando Endegers batin Lea kejam.
"oke habis mandi dia aku suruh apa ya.. hmmm masakin makan malem, ajak jalan-jalan bentar trus bobo.. masak gitu aja sihhh... kan gak seru.. tau ah," Lea berjalan menuju sofa dan menyalakan TV.
"sekarang kamu mandi," kata Tinder.
Lea menoleh dan melihat pemandangan hottt.
Tinder yang shirtless, air yang masih sedikit menetes dari rambutnya, dan handuk yang lagi mengeringkan rambutnya.
ya tuhann.. betapa indah makluk ciptaan mu... puja Lea.
setelah tersadar dengan apa yang Lea pikirkan, Lea langsung menggeleng kepalanya berulang-ulang kali.
"kenapa geleng-geleng?"tanya.Tinder yang duduk di sofa sebelah Lea.
"kesambet setan mesum," balas Lea dan langsung lari masuk ke kamar mandi.
terdengar dari luar Tinder yang sedang tertawa dengan kerasnya.
"SIAPIN MAKAN!" suruh Lea dari dalam kamar mandi.
Lea melihat ke kaca kamar mandi dan ya, sudah di duga. muka Lea sudah memerah layaknya kepedesan.
bego bego begooo maki Lea pada dirinya sendiri yang sudah memikirkan hal mesum dan langsung asal ceplos.
*~*~*~*~*
MAMPETTTTTTT
aku tu udah kebayang alurnya tapiiiiii kenapa rangkai kata-katanya susah yaaa??????
wuaaaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Because You Are My Mate
WerewolfLea Fernando Endegers Aku Lea Fernando Endegers, nama yang cukup unik.. dan itu ku akui. Aku sangat menyukai cerita werewolf dan peri. Dulu kedua orangtuaku sering bercerita tentang mereka. mengapa aku suka cerita peri dan werewolf? itu karena aku s...