-3-

10.5K 723 3
                                    

Lea Fernando Endegers

Aku langsung membalikan badan dan melihat orang yang tadi ku lihat di lapangan -mateku-. Aku menatap matanya dalam, diapun melakukan hal yang sama. tak ada yang berbicara. Dari matanya terpancar kehangatan, melihat matanya itu membuat aku merasa bahwa dialah milikku.. ehhh

Tanpa aku sadari wajahnya makin mendekat. Nafasnya yang hangat sudah berjalan dengan lincah di seluruh wajahku. hanya tinggal beberapa senti lagi bibir kami akan bersentuhan

"Ahhh, maaf alpha," katanya sambil menunduk ke bawah memberi hormat.

belum sempat bibir kami bertemu -berbeda 2 senti- seseorang datang dan merusak semua acara.
Spontan aku mendorangnya agar pelukannya di pinggangku terlepas dan aku mundur beberapa langkah. kepalaku tertunduk dalam aku yakini sekarang mukaku sudah seperti tomat terbakar (?) dan itu semua oleh karena mateku.

Saat aku mendorangnya, aku mendengar dia membuang nafas kasar.

Hampirrr!!! Astagaaa aku maluuu mukaku mau tarok dimana?? Gilakk tadi hampir first kiss ku di ambil.. gak apa sih kan sama mate sendiri.. ehhhh tapi aku belum siapppp. Masak baru ketemu udahh---ahhh Ciaa jagan mikir yang aneh-aneh dehhhh astagaa

"Maaf alpha, saya tidak bermaksud untuk mengganggu, tapi tadi saya tidak bisa terhubung dengan anda," kata orang yang tadi tiba-tiba datang.

karena merasa kenal dengan suara orang itu, akupun perlahan mengangkat kepala. Aku tersentak kaget, nafasku seperti tercekat.

Dia Rei, sahabat terbaikku yang sudah aku kenal sejak lama, bahkan sejak belum minginjak kelas 1 SD. Aku bingung, sekarang apa yang harus ku lakukan. aku merasa seperti orang yang tak tau siapa Rei, aku merasa aku bukanlah sahabatanya. bagaimana aku dapat di sebut sebagai sahabatnya jika jati dirinya saja aku tidak tau. Rei juga tampak kaget saat melihat ku dan kita saling tatap, menunjukkan kebingungan yang sangat teramat. Jujur, aku tak mengerti apa yang sedang terjadi.

"Reii helloo," kata mateku. Aku dan Rei langsung kembali ke bumi. Aku menundukkan kepala dan berusaha berpikir keras tentang apa yang sudah terjadi. aku bingung tentang apa yang sebernya terjadi.

"Ahh maaf alpha," kata Rei dengan tampang bersalah, dia juga menundukkan kepala memberi hormat.

wait... dia bilang apa? Alpha? tadi Rei juga memanggil alpha, berarti dia werewolf dan Rei juga werewolf. Astaga mengapa dunia ini sempit sekali, tapi kenapa dunia yang sempit ini memiliki banyak makhluk yang berbeda? Manusia, werewolf yang banyak jenisnya dan juga peri yang tak kalah banyak jenisnya.

"akan ku maafkan," balas mateku. "Intinya?" lanjutnya lagi.

"AHH IYAA!!!.. ehh maafkan aku lagi alpha," kata Rei yang tadi sempat berteriak dengan nyaringnya. "Kita harus cepat kembali ke pack, silver moon pack diserang," kata Rei. Mateku langsung kelihatan marah dan matanya berubah-ubah dari warna asli matanya -coklat- yang berubah menjadi berwarna biru laut.

Mata yang sangat indah tapi bisa berubah-ubah... oh iya dia kan werewolf ckckck... tapi, siapa silver moon pack?

Aku mengerti maksudnya pack -kelompok srigala- tapi aku tidak tau ada pack apa saja dan siapa saja yang ada di dalam pack.

Aku berdeham, "Saya permisi," kataku sambil membungkuk lalu berlalu pergi. baru saja beberapa langkah berjalan, tanganku langsung di tarik dan akhirnya aku menabrak dada bidang mateku pelan.

Mateku memeluk pinggangku erat."Aku tak ingin meninggalkan mu, tapi aku tak ingin kamu dalam bahaya saat srigala lain tau kau adalah mateku. Aku berjanji akan kembali secepatnya.. maafkan aku karena harus meninggalkan mu," katanya dengan tampang bersalah. Dia menenggelamkan kepalanya di pundakku. Menarik nafas dalam-dalam lalu melepas pelukannya.

"Ayo kita pergi," katanya pada Rei. Aku melihat punggung mereka yang dengan cepatnya menghilang dari pandanganku, mereka berdua memakai kekuatan wolf mereka untuk berlari secepat itu. Aku membuang nafas dan memutuskan untuk ke parkiran.

Tinder Morgantine Florens

Aku dan mateku lama bertatapan, sebenarnya aku tak tahan tuk langsung menyambar bibir manis nan indah itu. Bibirnya sangat mempesona... aku tak tahan.

"Tinder!! Cepatlahh aku sudah tak tahan melihatnya!!" Kata Jack lewat mindline. Aku tak membalas. Aku mendekatkan mukaku dengan muka mateku yang sangat aku cinta itu. Tinggal 2 senti lagi!!!

tapi semuanya jadi berantakan.

"Maaf alpha, saya tak bermaksud untuk mengganggu, tapi tadi saya tidak bisa terhubung dengan anda," kata orang Itu.

Betaku-Rei- datang tiba-tiba dan dia sangat-sangat mengganggu rencanaku. Spontan lunaku mendorong dan melepas pelukan sexy(?) tadi. Padahal sedikit lagi rencanaku akan berhasil ckckckc. Aku melihat pipi Lunaku memerah seperti tomat terbakar (?).

Perlahan lunaku menangkat mukanya dan melihat Rei. Dia langsung melotot.. mungkin karena kaget. Kenapa lunaku kaget? Karena Rei adalah sahabatnya. Pasti dia kebingungan. Rei juga kaget saat melihat lunaku dan mereka saling saling tatap. Kenapa ini semua pas ya? Rei memang sejak awal akan ku tugaskan untuk menjadi pelayan pribadi bagi lunaku. Dan ternyata pelayan pribadinya itu adalah sahabatnya... otomatis semua akan menjadi lebih mudah dan lunaku tak akan merasa canggung.

"Reii helloo," kata ku. tadi dia buru-buru ke sini dan menganggu ku, pasti dia punya alasan yang penting untuk itu. lunaku dan Rei langsung kembali fokus.

"Ahh maaf alpha," kata Rei dengan tampang bersalah dan juga tak lupa untuk menunduk.

"akan ku maafkan," balas ku, "Intinya?" lanjut ku lagi.

"AHH IYAA!!!.. ehh maafkan aku lagi alpha," kata Rei. "Kita harus cepat kembali ke pack, silver moon pack diserang," kata Rei. amarah ku langsung memuncak dan Jack sudah meraung-raung ingin menyelamatkan silver moon pack, Karena alpha dari silver moon pack adalah sahabatku sejak kecil dan masih bertahan sampai sekarang, dan dia sudah aku anggap kakak sendiri.

Aku ingin pergi untuk membantu sahabatku dalam pertarungan. Aku tak ingin sahabatku meninggalkan aku, karena dialah satu-satunya orang yang paling aku sayang, tapi tetap sayangku pada luna lebih besar dari apapun.

lunaku berdeham, "Saya permisi," katanya sambil membungkuk lalu berlalu pergi. baru beberapa langkah berjalan, aku langsung menarik tangannya dan akhirnya dia menabrak dada bidang ku pelan. aku memeluk pinggangnya erat.

"Aku tak ingin meninggalkan mu, tapi aku tak ingin kamu dalam bahaya saat srigala lain tau kau adalah mateku. Aku berjanji akan kembali secepatnya.. maafkan aku karena harus meninggalkan mu," kata ku dengan tampang bersalah. jujur saja, aku tak ingin ada yang tau kalau dia adalah mateku saat aku tak ada di sampingnya dan saat aku belum memberikan tanda padanya. Aku gak ingin ada rogues yang tau tentang dia dan akan mencelakakannya. Aku ingin dia aman.

Aku menenggelamkan kepala di pundaknya. Menarik nafas dalam-dalam lalu melepas pelukannya.

"Ayo kita pergi," kata ku pada Rei. dengan cepatnya aku dan Rei berlari- secepat kereta ekspres-, karena kami memakai kekuatan wolf untuk berlari secepat itu.

Maafkan aku luna

Because You Are My MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang