Fade out

459 31 0
                                    

"Hmm.. Kau menyukainya, ya?" goda Daehee pada rekan kerjanya. Siapa lagi kalau bukan Jongin. Matanya dipicingkan seraya menunjuk Jongin dengan telunjuknya.

Tak ada jawaban. Jongin hanya membalasnya dengan anggukan dan tersenyum tanpa mengalihkan pandangannya pada yeoja diluar kaca jendela itu.

"dia? tersenyum?" tanya batinnya heran. Ia baru menyadari, ternyata namja dingin itu tampak manis ketika tersenyum, walau sangat menjengkelkan. "Coba saja ia selalu seperti ini" harapnya membatin.

.

_____+_+____

.

Ruang kerja Jongin memang dekat dengan jendela, hingga sangat strategis baginya untuk menepis rasa jenuh atau sekedar memandang keluar tanpa alasan.

Sesekali Daehee juga memperhatikan yeoja itu sekilas. Lalu bergantian ke arah Jongin.  Lalu kembali lagi mengurutkan file-file tadi.

Sakiiitt, ya tentu. Hatinya remuk. Ternyata namja itu sudah menyukai yeoja lain. Ditatapnya punggung namja itu dengan tatapan kosong.

"apa yang aku pikirkan? Seharusnya aku melupakan hal aneh dalam hatiku ini untuknya? Hingga rasanya tak kan sesakit ini. Tak seharusnya aku mengharapkannya. Tapi.. Apa benar aku menyukainya? Karena rasanya benar-benar sakit. Apakah ini yang namanya... Cemburu?" pikirnya bimbang. Ia segera menepis pikiran aneh itu, namun hatinya tetap berkecamuk dahsyat setelah mendapat respon dari jongin tadi.

Padahal baru tiga bulan ia bekerja disini. Dan baru kemaren ia dipindahkan ke ruangan itu.

Ruangan yang ia harapkan. Ruangan yang akan mendekatkan dirinya dengan namja itu.

Namja yang sering ia perhatikan dari jauh sejak ia mulai bekerja disini. Entah apa yang membuatnya ingin selalu memperhatikan namja itu. Dan sekarang ia berhasil, walau tak seperti yang ia harapkan. Jauh. Jauh sekali.

Senyuman manisnya? Wajah tampannya? Ia hanya dapat melihatnya sekilas. Dan selalu sekilas. Wajar saja ia belum pernah melihat namja itu tersenyum lebih lama. Kecuali, tadi.

Hingga tanpa disadarinya, perasaan aneh itu muncul dengan sendirinya. Bahkan ia tak tau sejak kapan perasaan itu hinggap begitu saja direlung hatinya. Sungguh, Ia tak percaya akan jatuh hati pada orang yang ternyata sangat menjengkelkan seperti Jongin. Terkadang ia merasa jengkel pada dirinya sendiri saat seperti ini. Saat dimana ia mudah sekali menyukai seseorang.

*Flash back on*

"Oppa?" panggil Daehee ke seorang namja disampingnya.

"Ne?" balasnya usai melepas bibirnya yang terpaut dengan tepi kaleng minuman ditangannya, lalu tersenyum.

"sebelum ia benar-benar akan meninggalkanku,  aku harus utarakan semuanya. Aku ingin ia tau. ya, ini kesempatan terakhirku" pikirnya sebelum ia melanjutkan ucapannya.

"Apakah aku terlalu bodoh jika aku melakukan hal ini?" lanjutnya menghentikan Xiumin yang baru akan bertanya. Namja itu tampak mengernyitkan dahinya. Bingung?

"jika aku menyatakan perasaanku pada seorang namja terlebih dahulu?" lanjutnya.

"pphhfft" namja itu tersenyum geli menahan tawa. Ia mengerti sekarang. Daehee hanya menatapnya jengkel menahan malu. Rona pipinya memerah. Membuat Xiumin tak bisa membendungnya lagi, tawanya pecah. Daehee semakin salah tingkah. Menyadari hal itu, Xiumin menghela napas pendek dan dalam berusaha menghentikan tawanya.

"aah.. Jadi kau sedang jatuh cinta ya? Pantas saja kau terlihat sangat gugup" goda namja itu dengan sedikit tertawa. Ia menyenggol lengan Daehee dengan sengaja. "Kurasa itu hal yang wajar. Tak jarang orang lain juga pernah mengalami hal itu. Lalu, katakan. siapa orang itu?" lanjutnya antusias seraya tersenyum. Imut sekali.

HURT (EXO Kai Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang