I Miss Your Staring

319 19 0
                                    

Entah apa yang sedang ia pikirkan. Pikirannya benar-benar sulit menerjemahkan suasana yang dialaminya tadi. Tiba-tiba ingatan itu mucul kembali. Ya, Ingatan tentang Jongin.

"Yak! D.O-ya.." sapanya melambaikan tangan ketika melihat Kyungsoo berhenti diseberang perempatan jalan. Ia juga menunggu giliran menyebrang sama dengan Daehee.

"kau mau kemana?" teriak D.O seolah ingin mengalahkan suara kendaraan yang beralalu lalang didepan mereka. Dia pikir Daehee tak bisa mendengarnya?

"aku mau ke--"Jongin? Aish. Sejak kapan dia ada disana? Sial. Tanpa pikir panjang lagi, Daehee segera banting setir ke kiri dan melaju dengan kecepatan tinggi agar Jongin tidak bisa menyusulnya. Karena Jongin tau kalau Daehee berusaha menghindarinya. Ya, memang benar Daehee sedang menghindarinya.

Daehee tau Jongin akan melewati jalan yang sama dengannya. Searah.
Daehee tak peduli apupun. Yang Ia pikirkan saat ini adalah Ia harus mendahului semua kendaraan didepannya. Dengan begitu Jongin akan lebih sulit menjangkaunya.

'Yak! Tidak bisakah kau menyala hijau saat aku dalam situasi ini?!' omelnya dalam hati setelah melihat lampu lalu lintas menyala merah. Daehee pun tak kehilangan akal, Ia berusaha membawa dirinya ditengah kerumunan kendaraan. Dan ternyata Ia ada dipinggir. Tapi keberuntungan masih membelanya. Beberapa kendaraan menyusul dibelakangnya dan sedikit menutupinya.

Lampu lalu lintas mulai menyala kuning. Ia pikir Ia harus mendahului kendaraan didepan-belakang dan kanan-kirinya setelah ini dan... Berhasil!

Mungkin orang-orang akan berpikir Ia orang aneh karena menerobos jalur mereka. Ya, mereka benar. Daehee akan bersikap aneh didepan orang yang ia sukai. Hey.. apa? Jangan ngarang deh thor 'orang yang kusukai???' ah, bukan. Bukan itu outhor yang manis. Aku hanya... Aku hanya memikirkannya. Ah, tidak. Pikiranku yang memikirkannya. Bukan aku. Tunggu. Apa sekarang aku sedang berbohong pada diriku sendiri? Hhfftt. Haha Udahlah Daehee ngaku aja kalo kamu emang suka sama Jongin. Wkwk *maaf abaikan penulisnya labil. Hehe kembali ke laptop.

"hanya ini yang bisa kulakukan" gumamnya dengan mata terpejam. Satu detik.

Matanya membulat ketika Ia hampir menabrak bagian belakang truk didepannya. Itu karena Ia tidak fokus menyetir dan mengamati kaca spion untuk memastikan Jongin jauh dibelakangnya.

Tapi Ia berpkir untuk harus tetap bisa mendahului truk yang menghalangi jalannya ini. Daehee melihat kaca spion untuk memastikan lagi. 'Mwo?!!' hatinya terkesiap saat wajah Jongin muncul di kaca spionnya. Dan itu bahkan sangat jelas. Tatapannya. Ia menangkap wajah Daehee dari kaca spion Daehee sendiri.

"eoh? Eotteoke?" gumamnya pelan dan refleks mengigit jari karena cemas. Dan Ia berhasil mendahului truknya. Kali ini, Ia melaju dengan kecepatan lebih dari sebelumnya. Sampai akhirnya Ia berada dipertigaan jalan menuju rumahnya dan Ia tak melihat Jongin lagi. Ia bersyukur dengan itu.

Tapi.. Ada apa dengannya? Kenapa Ia harus merasa menyesal setelah tak dapat melihat Jongin dibelakangnya? Aaish!

Flashback on

"Mau racing denganku?" tanya Daehee memancing. Jongin hanya melihat kearahnya.

"Yak!" seru Daehee sedikit kesal karena Jongin mendahuluinya tanpa menjawab pertanyaannya lebih dulu. "geurae" gumamnya dengan mengangkat sebelah bibirnya.

Daehee menambahkan kecepatannya untuk bisa berada didepan Jongin. Adrenalinnya benar-benar mendidih ketika pandangannya tak bisa menjangkau Jongin. Iya, Jongin berada sangat jauh didepan Daehee.

Sebuah mobil pick up menghalangi jalannya dan Jongin pasti melaju lebih jauh sekarang. Sial. Daehee pikir Ia akan kalah dari Jongin sekarang. 'Mobil pick up sialan!' Umpatnya dalam hati. Kesal.

Astaga! Dipertigaan Ia menemukan sebuah motor yang tergeletak malang dan seseorang yang menepuk-nepuk bagian tubuhnya yang kotor oleh debu.

"Bagaimana kau bisa terjatuh?" tanyanya menahan tawa. "harusnya kau lebih berhati-hati, pabo-ya" lanjutnya dengan nada yang dibuat-buat. Jongin tak menghiraukan ucapannya. Ia hanya tersenyum lalu mengucapkan terimakasih pada orang-orang yang telah membantunya berdiri. Aa~~ padahal wajahnya mengatakan dengan jelas bahwa ia sangat malu.

Daehee melihat telapak tangan Jongin mengelupas dan mengeluarkan darah segar. Augh.. mengerikan. Pasti itu terasa menyakitkan sekali.

___+___+___

Posting!

"TRAGEDI DAEJOON"

Ku lawan terik matahari
Melaju angkuh dijalan berbatu
Tikungan pojok daejun
Menantang adrenalinku
Amarahku menggebu-gebu
Ah!
Takdir menggores luka
Kulitku melepuh tersengat panas wajah aspal
Tubuhku terpelanting
Darah menetes dicelah celah luka menganga
Perih!
Sungguh malang..."

"Itu adalah hadiah untukmu karena telah mengalahkanku"

Daehee memposting puisi yang ia buat semalam dan menandai Jongin di akun SNS-nya.

Jongin

"apa kau sedang mengejekku?😒"

Daehee

"yak! Tak bisakah kau berpikir lebih baik dari itu? Aku bahkan tulus membuatnya 🙁"

Jongin

"untukku?😁"

Daehee

"terserah kau saja!😒"

Flashback off

Ia merebahkan diri diatas tempat tidur dengan tas disampingnya. Hari ini benar-benar melelahkan. Ia menatap kosong langit-langit kamarnya, entah apa yang ia pikirkan.

Ia mendesah pelan seolah menghilangkan beban dalam pikirannya. Lalu bangkit dan meninggalkan kamar menuju dapur ketika tenggorokannya mulai terasa kering. Daehee mengambil sebotol air mineral dari kulkas lalu menuangnya kedalam gelas.

Drrtt..drrt..drrtt

Ia menghentikan aktivitasnya saat handphonenya berdering. Ia membaca nama yang tertera dilayar lalu menggeser ikon berwarna hijau.

"yeoboseyo?" katanya dengan nada lemah.

"Yak! Daehee-ya...! Kenapa kau tiba-tiba pergi begitu saja? Kau sangat tidak sopan kalau kau tau. Katakan" omel D.O padanya.

"eoh? Apa yang harus kukatakan?" jawabnya malas.

"ada apa dengan kalian? Maksudku kau dan Jongin? Kulihat ia sempat mengejarmu tadi. Dan kau terlihat seperti menghindarinya. Apa..."

"ya ya ya! Aniyo...!" Ia berusaha menghentikan ocehan D.O.

"geuraesseo?" desak D.O lagi. Aa.. Haruskah ia ceritakan ini juga padanya? Hmm.. Tidak. Tidak. Ia harus merahasiakan ini saja.

"Daehee-ya, kau mendengarku?"

"Nee. Whooaah. Mataku mulai lelah. Simpan saja pertanyaanmu itu ya. Dah.. D.O-ya.."

Tut. Sambungan putus.

Ia teguk lagi sisa air mineral yang belum sempat ia habiskan tadi. Lalu pergi meninggalkan dapur.

Ia harus kembali ke kamar untuk merapikan barang-barang yang berserakan dimana-mana. Tas, sepatu, headphone, dan... Bbuk-buku ppu-puisi? Ia raih benda berbentuk persegi itu. mengamatinya dengan tatapan rindu. Melihat banyak kenangan yang telah terukir didalamnya.

"aa..aa.. Aish!" Ia mengerjap-ngerjapkan mata berusaha menghapus bayangan wajah Jongin yang menatapnya dari kaca spion tadi. Wajah dan tatapan Jongin terus saja menghantuinya.

"ANDWAE!!!" Teriaknya tanpa sadar. Untung saja tidak ada siapapun disana. Hanya ada senja yang mulai hilang dan menyisakan siluet yang indah dilangit.

.

.

.
Alhamdulillah.. bisa update lagi. Happy Reading 😙😙 ngertiin aja dah ya alurnya. Aku lupa alur awalnya gimana. Hehe.

HURT (EXO Kai Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang