"Alli tunggu!" gadis itu berhenti saat namanya dipanggil.
Lalu ia menoleh ke belakang dan memutar bola matanya. "Ada apa?"
Sesungguhnya Allison Elizabeth Xavier kini sudah malas lagi dengan gadis satu ini.
"Kau belum mengumpulkan tugas kelompok! Cepat serahkan sekarang!" ucapnya sambil menengadahkan tangan di depan wajah Alli
"Tugasku ketinggalan di rumah dan hari ini aku akan pulang dan mengambilnya. You understand?" Alli segera menyingkirkan tangan gadis itu dan menatapnya tajam.
Gadis itu menciut lalu menunduk. Kemudian Alli pun segera pergi dari hadapannya.
Hari ini Alli berniat tidak akan kembali lagi ke kampus laknat itu. Ia sangat terpaksa berkuliah disana jika itu bukan kemauan Ayahnya yang over, Alli tidak akan melakukannya.
Alli melajukan mobilnya menuju kedai kopi yang sering ia kunjungi bersama teman-temannya atau hanya sendiri. Dan kali ini ia hanya sendiri.
Ia memesan Ice Caramel Macchiato extra sugar. Tujuannya agar moodnya kembali naik lagi dan manis seperti gula.
Setelah menunggu, barista itu memanggil namanya.
"Allison"
Ia bangkit mengampiri barista tersebut lalu membawa kopinya dan duduk di sofa dekat jendela cafe yang berada dibawah naungan wifi. Iya itu adalah tempat favorit Alli, dekat wifi.
Ia berniat ingin menghemat paket internetnya dan berlama-lama di tempat ini sambil membuka semua akun sosial medianya.
Tiga puluh menit berlalu tanpa terasa gadis itu duduk sambil menaikkan kedua kakinya lalu tertawa cekikikan melihat ponselnya.
Sehingga tak sadar jika ada yang memperhatikan ia dari sebrang sana. Iris mata coklat tua yang tajam itu terus melihat Alli.
Lelaki itu menyesap kopinya sambil terus memperhatikan Alli.
'Kau akan jadi milikku, kitten' gumam sang lelaki tersebut.
Saat Alli sudah bosan dengan iPhone nya ia pun menyesap kopinya lalu mengedarkan pandangannya ke penjuru cafe.
Calum gelagapan saat ia tertangkap basah sedang melihati gadis itu, yang sekarang tengah melihat Calum dengan tatapan tajam. Ia membuang muka dan segera pergi.
"Aneh sekali" ucap Alli heran.
Dan tiba-tiba ponselnya bergetar. Ia melihat ID Callernya: Michael. Lalu mengangkatnya.
"Hallo Mike"
"Allison dimana kau? cepat ke basecamp sekarang aku sudah menunggumu dengan Luke!"
"Astaga, ya aku kesana sekarang"
Gadis itu mematikan sambungan teleponnya lalu meninggalkan cafe itu sambil membawa kopinya yang masih banyak. Lumayan.
Saat sedang diperjalanan tiba-tiba mesin mobilnya mati dan tidak bisa di starter.
"Shit!" ia mengumpat lalu keluar untuk mengecek kap mobilnya.
Ketika dibuka dari sana keluarlah asap tebal sehingga membuat gadis itu terbatuk-batuk.
Dari kejauhan sana Calum sudah mengikuti mobil itu. Dan kini rencananya berhasil, membuat mobil gadis itu mogok.
Layaknya pahlawan kesiangan, Calum pun turun dan berlari kearah mobil Alli untuk membantunya.
"Halhp meh! Halhp meh!" seru Alli sambil cengap-cengap karena sesak nafas dan terus memukul dadanya.
"Hey hey hey are you okay" tanya Calum basa basi.
Gadis itu menggeleng cepat. "Gimme a water!"
Calum pun sudah sedia payung sebelum hujan. Ia langsung memberikan botol air mineral itu pada Alli.
Alli meneguk seluruhnya sampai habis. Dengan nafas terengah-engah ia mencoba melihat siapa yang menolongnya. Sialnya sinar matahari begitu terik dan ia tidak bisa melihatnya dengan jelas.
Tubuh Alli tiba-tiba melemas dan jatuh. Beruntung Calum segera memapahnya. Gadis itu pingsan.
Dalam hati Calum sebenarnya ia kasihan melihat gadis ini namun otaknya tidak demikian.
Ia kemudian membopong gadis itu kedalam mobilnya. Dan menelepon bengkel langganan nya untuk membawa mobil Alli kesana.
Calum melirik Alli sekilas sambil menyeringai. Kemudian mengusap pipi gadis itu dengan lembut lalu turun ke bibir pink nya. "You look so perfect"
Tanpa membuang waktunya Calum pun segera menancapkan gas menuju ke apartment nya. Membawa gadis itu ke tempatnya.
Oi ini apaan y?
Jangan sangka Calum psikopat dulu ya
Dia ga sejahat itu ko
Voment, ntar gue lanjutin deh
KAMU SEDANG MEMBACA
KITTEN ▪ ch
Fanfiction"Tell me who you are?" "I'm your KITTEN" "Sounds good" Written in Bahasa copyright©2016 by leahood30