trois

8.6K 74 3
                                    

Calum mendengus kesal, mengapa gadis ini mengecup hidungnya. Sial. Dan membuka matanya yang tadi hampir tertutup.

Ia menatap Alli tajam. Mengisyaratkan Alli agar segera melakukannya. Lalu mengeratkan kedua tangannya pada pinggang Alli.

Alli pun memajukan wajahnya lagi mencoba mencium lelaki ini. Kini bibirnya sudah bersentuhan dengan bibir Calum.

Ia diam dan belum menggerakkan bibirnya. Calum jengah dan terpaksa ia yang harus memulainya. Lelaki ini melumat bibir Alli dengan lembut.

Memagut bibir atas dan bawah Alli serta menekan tengkuknya. Alli yang mulai terbiasa kini sudah membalas pagutan Calum yang agak liar karena Calum menggigit bibir bawah Alli.

Gadis itu spontan membuka mulutnya dengan cepat Calum memasukan lidahnya lalu mengabsen deretan gigi Alli. Kemudian merambat menuju lidah Alli. Hingga mereka perang lidah.

Sepuluh menit tak terasa mereka saling berpagutan hingga suara bel apartment Calum berbunyi.

Shit! umpat Calum dalam hati.

Lalu perlahan melepaskan bibirnya dari Alli. Ia memandang gadis itu. Kini wajahnya merah padam seperti tomat dan itu membuat Calum gemas.

Calum tersenyum lalu memindahkan tubuh Alli ke kasur. "Wait kitten" dan pergi ke pintu depan.

Alli kini sungguh malu dan gugup. Apa yang baru saja ia lakukan adalah salah. Walau ia gadis pembangkang tapi dalam benaknya ia sama sekali tidak pernah ingin berbuat sejauh ini dengan seorang lelaki.

Di pintu depan Calum melihat layar monitor tersebut. Menampakkan seorang gadis berambut blonde panjang yang sedang berdiri sambil terus menekan bel apartmentnya.

Ia memutar bola matanya. "Shit Mali"

Calum membuka pintunya dan memasang muka datar pada sang kakak.

"Calum!" Mali memekik dan memeluk Calum sangat erat. Membuat lelaki ini tak bisa bernafas dengan baik.

"Ugh stop it" Calum tidak mendorong tubuh Mali. Ia tahu bahwa kakaknya sangat rindu padanya. Mengingat gadis ini selalu berada di London untuk sebuah pekerjaan.

Kemudian Mali melepaskan pelukannya. Ia tersenyum dan melenggang masuk.

Mali langsung duduk di sofa Calum yang sangat nyaman itu dan memakan snack. Calum melirik sekilas lalu mengambil sebotol coca cola untuknya dan menaruhnya di meja.

"What brings you here?" tanya Calum sambil menyalakan tv.

"Uhm nothing, I just wanna see you and check your apartment" ungkap Mali sambil memainkan iPhone nya.

Calum memutar bola matanya. Ia malas sekali jika kakaknya selalu mengecek apartmentnya.

Dan. Tunggu.

Calum ingat jika dikamarnya masih ada seorang gadis. Wajah Calum terlihat panik mendengar jawaban Mali. Ia takut jika kakaknya memergoki Alli yang masih di dalam kamarnya.

"Let me see your room" Mali bangkit dari duduknya dan hendak menuju kamar Calum.

"Mali wait!" dengan cepat ia menahan tangan Mali.

"What happen?" tanya Mali melihat Calum sambil menaikkan sebelah alisnya yang membahana.

"I have a some slice pizza. You want?" Calum ingat jika di microwave nya masih menaruh sedikit potongan pizza.

"Oh sure Cal, gimme a pizza now" ucap Mali yang senang dan duduk kembali.

Calum tersenyum dan mengehela nafasnya lega. Kemudian ia langsung mengambil pizza tersebut pada Mali.

"Oh my god, come to mama" Mali pun akhirnya meraih pizza yang Calum berikan dan langsung melahapnya.

"Hm nice" ucap Mali disela-sela kunyahan nya.

Di dalam hati Calum, ia terus berdoa agar Alli tidak keluar kamar dan Mali segera pulang. Calum sangat gelisah sekarang.

"Calum what happen?!" seru Mali yang menyadari tingkah Calum yang aneh itu.

"No problems Mali. Chill please" ucap Calum sesantai mungkin.

"I don't believe it" ucap Mali dengan tatapan mengintimidasi.

"You have to believe it Mali cause no one problem in here. Trust m-"

Cklek.

Tiba-tiba pintu kamar Calum terbuka dan menampakkan seorang gadis dengan rambut yang agak berantakan. Keduanya kini menoleh kearah Alli.

Mali menganga melihat Alli yang berdiri dengan wajah kebingungan.

Calum yang melihat ekspresi Mali segera menjelaskan. "She's my maid!"

"What?" ucap Mali tak percaya.

"I'm sure Mali! She's my maid" seru Calum berusaha meyakinkan Mali.

Alli bingung dengan keadaan ini. Sekaligus ia tidak terima jika Calum menganggapnya pembantunya. Hey dia orang kaya dan memiliki banyak pembantu dirumahnya.

"Nah!" seru Alli pada mereka.

"What Calum? She's not your maid!" ucap Mali semakin tidak percaya.

"Her name is Nana, Mali! You must believe it" seru Calum bangkit mengikuti Mali.

"Are you maid of Calum Hood?" tanya Mali pada Alli lalu menghampirinya.

"Mali please, dia baru saja selesai membersihkan kamarku. Ayo sekarang kau pulang saja biar dia melanjutkan kegiatannya lagi" Calum segera membujuk Mali pergi dari sini dan menggiringnya keluar apartment Calum.

Akhirnya Mali menurut dan saat mereka sampai di pintu depan apartment Mali bertanya lagi.

"Are you sure she's your maid?"

"Yes of course Mali" jawab Calum.

"Since when?" tanya Mali lagi.

"Uhm.. Since you at London!" jawab Calum asal.

Mali memutar bola matanya. "You lie"

"No no no! I'm honest" ucap Calum membantah.

"Whatevs" Mali yang malas berdebat akhirnya pergi dari hadapan Calum.

Calum menatap kakaknya menyesal karena ia berbohong. Tapi apa urusannya lagipula ini apartmentnya. Pikir Calum seperti itu.

Calum segera masuk kedalam. Ia menutup pintu sambil membantingnya. Dan membuat Alli terkejut.

"What are you doing HA?!" teriak Calum didepan wajah Alli.

"I'm not your maid, Cal!!" ucap Alli tak kalah kencang.

Emosi Calum kini sudah meluap. Ia akhirnya menarik tangan Alli menuju kamar lalu menghempaskan tubuh Alli. Dan menindihnya.






























Holaaa!!

Nanggung amat itu ceritanya woy?! Wkwk

Sengaja biar kalian penasaran.

Voment napa si biar gue lanjutin:)









KITTEN ▪ chTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang