deux

10K 96 2
                                    

Perlahan Calum merebahkan tubuh ramping Alli ke kasurnya. Ia memandangi wajahnya dengan seksama.

"Maaf kan aku, tapi kau sudah terperangkap olehku, kitten" Calum mencoba mengusap kepalanya.

Ia menyelimuti Alli lalu pergi ke dapur untuk memasak sesuatu.

Saat bau masakan sudah tercium dari sana Alli pun tersadar. Dengan berat ia membuka matanya dan mengerjapkan keduanya.

"Dimana aku?!" ia panik bukan main saat sadar bahwa sekarang bukan berada di tempatnya.

Alli melihat ke sekelilingnya kamar bernuansa abu-abu dan putih itu kini mendominasi dirinya.

'Cklek'

Pintu kamar pun terbuka dan memunculkan sosok lelaki bertubuh tinggi, dengan rambut hitam yang kini tengah memakai kaos tak berlengan. Sehingga memamerkan otot dan beberapa tato di lengan kirinya.

Alli terkejut saat lelaki itu berjalan kearahnya sambil tersenyum. Ia mencengkram selimutnya sambil menunduk.

"Mau apa kau?" tanya Alli masih menunduk.

"Ayo makan siang" jawab Calum sambil mengulurkan tangannya.

Alli melirik tangan Calum lalu menoleh padanya.

"C'mon kitten" ucap Calum tersenyum.

Alli tidak mengerti mengapa ia dipanggil kitten oleh lelaki ini. Bahkan ia tak mengenal lelaki ini. Dan namanya Allison bukan kitten.

"Kau ingin makan disini hm? Baik aku ambilkan" Calum pun hendak pergi tapi Alli segera meraih tangannya.

Calum tersenyum lalu menarik tangan Alli dan menggandengnya menuju meja makan.

"Sebenarnya kau siapa?" Alli melihat Calum yang tengah menaruh spaghetti pada piringnya.

"Cawluwm" jawab lelaki itu sambil menyuapkan makanannya.

Apa katanya Kalung? Kelum? Atau Karung?. Allison bingung dengan ucapan lelaki itu.

Calum mencoba menelan makanannya bulat-bulat. "Namaku Calum"

Ia tahu gadis itu tidak mendengarnya dengan jelas karena mulutnya tersumpal makanan.

Alli pun mengangguk dan menyuapkan makanannya perlahan. Dan mereka makan dalam keheningan.

"Mobilku! Dimana mobilku" Alli panik saat sadar bahwa ia membawa mobilnya hari ini.

Calum yang sedang minum pun akhirnya tersedak. "Uhuk uhuk"

Gadis itu melihat Calum makin panik. Dan mencoba menepuk-nepuk pundak Calum.

"Maaf" ucap Alli.

Lelaki itu kini sudah tenang dan menghela nafasnya. "Mobilmu sekarang di bengkel, karena rusak"

Perlahan Alli mengingat kejadian sebelumnya yang terjadi pada dirinya serta mobilnya.

Kemudian ia menganggukkan kepalanya. "Terimakasih" ucapnya.

Calum hanya tersenyum lalu melangkah menuju wastafel dan mencuci piringnya.

Alli tak sabar untuk keluar dari tempat ini. Namun ia tidak tahu bagaimana caranya keluar dari sini.

"Calum bolehkah aku keluar dari sini?" tanya Alli.

"Tidak!" gadis itu terkejut medengar jawaban lelaki ini.

"Kitten. Kau tidak boleh kemana-mana sekarang, mobilmu belum benar. Tunggu disini saja sampai semuanya beres. Okay" perlahan ucapan Calum pun melembut sambil memegang tangan Alli.

Alli terisak karena perlakuan Calum yang mengejutkan itu. Ia tidak mengerti apa maksud lelaki ini menahannya.

"Sebenarnya kau siapa?" ucap Alli hati-hati.

"Sshh jangan banyak bertanya cepat makan" Calum tidak menggubris Alli dan pergi menuju kamar.

Alli tidak nafsu oleh makanan yang ada di hadapannya yang dipikirkan hanyalah pulang.

Ia meraba saku celananya. "My phone?!"

Gadis ini terkejut karena iPhone nya sudah tidak berada di saku celananya. Ia panik setengah mati karena ponselnya hilang dari sakunya.

Dengan memberanikan diri ia berjalan menuju kamar Calum yang terbuka. Menampakkan sang empunya sedang terbaring dan memainkan ponsel.

"My phone!!" Alli berteriak sekaligus berlari menuju Calum mencoba merebut ponsel itu.

Calum beranjak berdiri menghindari Alli yang mencoba meraih iPhonenya. Dan diangkat setinggi-tingginya. Agar gadis ini tidak bisa meraihnya.

"Kembalikan!" ucap Alli sambil melompat-lompat meraih ponselnya.

"No no" Calum menolak dan menaruh iPhone Alli diatas lemarinya yang cukup tinggi.

"Calum please" ucap Alli memelas sambil menarik-narik kaos Calum.

"Wanna your phone?" tanya Calum melihat Alli yang tingginya hanya se dadanya.

Alli mendongak, matanya berbinar lalu mengangguk. "Yas!"

"Gimme a kiss" ujar Calum sambil menunjuk kearah bibirnya lalu menyeringai.

Mata Alli membulat dan langsung menggelengkan kepalanya.

"No Cal. Please my phone" ucap Alli memohon.

"Well tidak akan ku beri" Calum mencoba melenggang pergi namun Alli menahan tangan Calum.

"Fine!" Calum menatap gadis itu yang pasrah sambil tersenyum miring lalu duduk di pinggiran kasur.

"Here" katanya lalu menepuk pahanya.

Jantung Alli berdegup kencang. Dengan berat hati Alli melangkahkan kakinya kearah Calum.

Sebelumnya ia tak pernah seperti ini dengan seorang lelaki, apalagi bersama orang asing.

Alli kini berdiri di depan Calum dengan ragu. Dan tampaknya lelaki ini sudah tidak sabaran lalu menarik Alli begitu saja ke pangkuannya. Sehingga Alli duduk berhadapan dengan Calum.

Ia membelai wajah gadis itu sambil tersenyum. "Alli, do now"

Alli melihat bibir Calum yang tebal dan pink itu. Nafasnya memburu dan bisa dirasakan nafas Calum mulai menerpa wajahnya. Perlahan ia memajukan wajahnya dan mulai mengecup





















hidung Calum yang besar dari kebanyakan orang biasanya.




























Apaan ini woy

Sorry gue gantung ceritanya wkwk

Vote atau komen lah ya biar semangat ngetik cerita egen ok

KITTEN ▪ chTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang