Satu-satunya hal yang bisa memperlambat waktu adalah rindu.
Seingatku sugar pemberi rasa manis. Tapi kau, kau pemberi rindu.
Aneh!
Sejak aku tau kalau perasaan itu rasa rindu, rindu itu kutuliskan secara sederhana. Di atas kertas kuning. Di masukkan ke dalam amplop kuning. Lalu, aku berharap. Setiap pagi yang kekuningan, pada pagi yang penuh harapan.
Pagi itu surat balasan mampir dalam kotak surat rumahku. Aku tidak yakin, benar kau yang menulisnya.
Aku rindu.
Kita sepasang manusia yang diberi bermil-mil jarak, agar saling paham bahwa pertemuan adalah hal langka bagi kita.Dan kau harus tahu. Kita jauh dari kata 'cocok'. Kita tidak mungkin. Tapi aku rindu.
Semua surat kuning mu, di anggap sampah. Sudah menjadi abu.Tidak ada kata maaf dari ku.
Kau tahu alasan kenapa aku tidak membalas surat kuning mu.Kau tidak berubah. Egois.
Pergilah. Aku lelah
Kau harus tahu. Hanya surat terakhirmu yang kubaca. Berhenti menulis surat kuning untukkuMikha Angelo
Langit tiba-tiba mendung. Seperti ikut merasakan kehancuran harapanku.
Setelah itu, aku selalu pergi ke tempat yang sama setiap hari. Membayangkan hangatnya punggung tangan yang dulu selalu mendarat mulus di dahiku, merdunya petikan snar gitamu, membayangkan betapa keras ketika dua telapak tangan beradu lalu bernyanyi sekeras mungkin. Pohon cherry belakang sekolah. Hanya tempat itu yang bisa mengingatkan betapa hangatnya dirimu, bukan apa yang sudah kau tulis di surat itu. Aku membantah kalau kau yang menulisnya.
Hari dimana aku mengenangmu, aku menulis surat.Aku tidak lagi rindu.
Hanya tersisa pohon ini, esok kutebang habis bersama kenangan darimu
Aku mati rasa.
Tidak akan ada ucapan terima kasih
Ini terlalu pedih.Setidaknya aku pernah percaya bahwa kau bagaikan lapisan kulit ari yang rentan.
Dan setidaknya aku tidak percaya bahwa kau yang membalas surat kuningku.Kirana
Aku hancur.
Suratku berubah merah.