Four - thank you, Oppa.

1.1K 54 2
                                    

Yong Dae POV

Syanindita Fareya, nama yang indah bagiku. Senyumnya begitu manis apalagi jika ia memperlihatkan jajaran giginya yang menggunakan behel dan oh ya tentu, kedua lesung pipinya.

Those dimples are cute!

Wanita Indonesia beberapa kali menarik perhatianku. Ramah, lembut, dan sangat friendly.
Tetapi, kalian jangan berfikiran terlalu jauh. Bagiku, Syanin tetap remaja yang bahkan masih seperti anak kecil. Ia lebih pantas disebut sebagai adikku.

Sempat aku melihatnya menangis seperti balita yang tak diberikan permen. Ia menangis karena kehilangan boneka panda kesayangannya. Yak, benarkan apa kataku bahkan ia sangat cengeng.

Hari ini, tepat 1 hari menjelang kejuaraan itu. Latihan hanya akan dilakukan pagi hari, selebihnya kami akan diberi kebebasan untuk sekedar refreshing.

Kulihat handphone -ku. Aku akan menghubungi anak itu.

***
Syanin POV

Saat sedang mempersiapkan diri, tiba-tiba ponsel pink -ku berdering.

Ku buka aplikasi LINE, dan terdapat nama Lee Yong Dae disana.

Lee Yong Dae
Hari ini pakai jersey berwarna merah. Latihan mulai pukul 8, jangan sampai telat. See you.

Mungkin aku sehati dengannya? Karena, saat ini aku memang sudah memakai warna itu.

Syanindita Fareya
Ok, capt! Looking forward to see you.

Send.

***
Author POV

Mereka sudah berada di lapangan saat ini, sesi latihan dimuali dengan pemanasan. Latihan kali ini tidak terlalu berat, mungkin pelatih tahu jika anak didiknya butuh penyegaran.

Tetapi tidak bagi pasangan ini; Lee Yong Dae dan Syanindita Fareya. Mereka masih latihan, bermain single. Lee Yong Dae memposisikan dirinya sebagai seorang pelatih dan Syanin sebagai anak didiknya. Kali ini cukup banyak mereka berkomunikasi, bahkan beberapa kali candaan keluar dari mulut mereka berdua. Tak dipungkiri, memang keadaan ini harus dibangun. Mereka pemain ganda, butuh chemistry yang kuat diantara mereka. Komunikasi yang nyambung, tak sekedar menyalahkan satu sama lain.

90 menit dirasa cukup untuk latihan tambahan ala mereka kali ini. Mereka berdua terlihat lelah dan terduduk di pinggir lapangan untuk sekedar menghilangkan keringat sebelum kembali ke asrama.

Lee Yong Dae membuka botol minumnya yang berisi ginseng merah. Setelah itu, ia membuka percakapan dengan wanita yang ada disampingnya.

"Apa kamu suka berada di Korea?"

Syanin langsung menjawab
"Aku sangat menyukai Korea. Korea adalah negara favorite-ku setelah Inggris dan Jepang. Cuaca di Korea selalu membuatku tenang."

Lee Yong Dae terkekeh, ia pun menjawab
"Indonesia bukan favorite-mu? Justru aku menyukai Indonesia, disana seperti rumah keduaku. Dukungan rakyat Indonesia bagiku tak main-main, kebudayaannya pun. Yang tak ku sukai hanya soal cuaca, suhu disana sangat panas bagiku."

Badminton Is LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang