Ten - four years ago..

752 41 11
                                    

Balik lagi di cerita abal-abalku haha. Semoga kalian suka, cerita masih berlanjut mungkin sampai part 20 atau lebih. Jangan lupa vote & comment ya, karena berarti banget buat aku supaya semangat buat nulis hehe.

Enjoy!

***********
Syanin POV

Tak terasa 4 tahun sudah aku mengenalnya. Mengenal idolaku jauh lebih dekat dari sebelumnya. Disini juga lah aku berdiri menyandang predikat atlet nasional di pelatnas PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia). 2 tahun lalu, tepatnya ditahun 2014 aku berhasil merebut gelar juara Kejuaraan Nasional sekaligus sebagai tiket untuk menuju ke tempat ini. Bukan hal yang mudah bagiku untuk bisa merebut gelar tersebut mengingat diriku pernah takluk dalam kejuaraan tersebut.

Sepulang dari Korea saat itu, aku seperti menemukan jiwaku kembali, juga seperti mendapat suntikan semangat. Saat itu juga aku bertekat untuk lebih giat dalam berlatih dan juga lebih memperkuat mental & psikis di dalam diriku. Pagi-siang-sore-bahkan malam aku jatuh bangun saat latihan di klub, semua aku lakukan untuk membuat kepercayaan diriku kembali seperti dulu.

Tak dapat dipungkiri, dukungan dari orang-orang dan lingkungan sekitar sangat amat berarti bagiku. Selain orang tua, teman-teman, pelatih dan juga dia. Dia yang tak pernah letih menyemangatiku, dan dia juga yang selalu percaya jika aku bisa menaklukan lawanku. Berulang kali dia memahariku jika aku cepat putus asa, seakan-akan dia mengetahui dan mengontrol semua kegiatanku.

Tetapi aku jika harus berterima kasih kepadanya, di dalam perjalanan karirku setelah cidera, ia adalah orang pertama yang berdiri untuk memapah menuju cita-citaku. Dan saat ini disinilah aku, bergabung dengan senior-senior hebat, pemain-pemain kelas dunia yang suatu saat aku yakin, diriku bisa seperti mereka.

********
Author POV

4 tahun bukanlah waktu yang singkat dalam pertemanan, ya, pertemanan. Lebih tepatnya hubungan yang dianggap hanya sebatas kakak-adik. Selama itu pula Lee Yong Dae bersikap biasa saja terhadap 'adiknya' itu. Ia seolah melupakan perasaannya yang tumbuh sejak 4 tahun lalu, sejak pertama kali ia bertemu dan membawa Syanin menjadi juara di negaranya.

Tahun ini, menjadi tahun yang penting bagi Lee Yong Dae. Bahkan bukan baginya saja, tetapi bagi seluruh pemain-pemain hebat dunia. Karena pada pertengahan tahun ini akan digelar pertandingan akbar bertajuk Olimpiade di Rio De Janeiro, Brazil. Dan alasan itulah yang kini membuat Lee Yong Dae menjaga fokus dan tak terlalu banyak berkomunikasi dengan Syanin.

Satu bulan lagi juga akan diadakan turnamen bulutangkis tertua yaitu All England 2016 yang akan diselenggarakan di Birmingham. Lee Yong Dae maupun Syanin sama-sama mengikuti turnamen tersebut.


**********
Lee Yong Dae POV

Latihan dan fokus itulah yang sedang aku jalani satu tahun belakangan ini. Aku dan partnerku dinyatakan lolos kualifikasi untuk mengikuti Olimpiade pada tahun ini. Karena, target yang diberikan tak main-main. Aku harus bisa membawa medali emas bagi negaraku, mengingat predikat peringkat 1 dunia rasanya itu merupakan target yang realistis. Tetapi bukan berarti semua lawan dapat kami atasi dengan mudah, salah satunya pasangan ganda dari Indonesia; Mohammad Ahsan & Hendra Setiawan, menjadi lawan terberat kami saat ini.

Saat ini pun fokusku harus terbagi dengan baik, yaitu All England 2016, Thomas Cup 2016, Indonesia SSP 2016 dan puncaknya Olimpiade Rio 2016. Rasanya tak mungkin bagiku untuk membagi fokus yang lebih untuk wanitaku, tepatnya yang kuanggap adikku sendiri; Syanin.
Bisa mengirim pesan sekedar ucapan selamat pagi atau kata-kata semangat rasanya sudah sangat cukup.

Bangga dan senangnya luar biasa saat diriku mengetahui bahwa bocah itu berhasil masuk asosiasi bulutangkis Indonesia. Setidaknya, ia mendapat pelatihan yang lebih baik, dan dapat menambah jam terbang dengan mengikuti turnamen-turnamen internasional. Bahkan, tahun lalu ia berhasil hattrick menjadi juara beruntun di level IC! Such a powerful girl...

Rindu, itulah yang menggambarkan perasaanku saat ini kepadanya.

Tiba tiba....

LINE

Syanindita Fareya
Good morning! Semangat hari ini, sampai berjumpa di Birmingham.

Yak anak itu, hampir saja aku lupa bahwa bulan depan aku bisa menemuinya.

Lee Yong Dae
Morning. You too, Syan. See you! xx

Tak kulihat balasan pesan darinya, baiklah mungkin aku juga harus segera berlatih kembali.


******
Syanin POV

Tak ada latihan khusus menjelang All England ini, karena tak ada target dari pelatih. Mungkin belum saatnya target medali diberikan untukku, mengingat kejuaraan ini merupakan pertandingan level SS kedua bagiku; setelah sebelumnya aku diturunkan saat Indonesia SSP 2015. Selebihnya aku hanya mengikuti pertadingan level junior saja.

"Syan, target All England apa nih?" Tiba-tiba Gischa menghampiriku.

"Targetnya bisa lolos ke babak satu dulu haha. Kalau bisa juara lah hmm"

"Semua bisa terjadi, Syan. Yang penting kamu fokus pertandingan lah disana. Jangan fokus ke yang lain." Gischa menambahkan.

"Hmm..maksudnya apa ya? Gausah nyindir deh." Aku menanggapi dan menoleh ke arahnya.

"Hehe ga kok, Syan. Semangat ya! Salam sama oppa LYD lho ya. Dadah." Lalu Gischa beranjak dan berlari menjauhiku.

Dasar nyebelin.




♥♥♥♥♥

Aku tau part ini pendek banget, maaf ya. Next part aku usahain lebih panjang. See you!

Badminton Is LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang