Happy Reading & Enjoy All
"Apa mau kalian sebenarnya?!" Teriak gadis itu karena rasa takut yang luar biasa sedang menyelimutinya.
"Kau mati. Itu saja."
Perempuan itu memicingkan matanya, mencoba melihat wajah pemilik suara itu. Tapi pandangannya tak menemukan objek apapun. Terlalu gelap. Ditambah lagi perempuan itu menunduk dan memakai topi. Gadis itu menggeleng.
"Aku bahkan tak mengenalmu, bagaimana mungkin kau ingin membunuhku, hah?! Siapa kau sebenarnya?!"
"Aku tak perlu menjelaskan apapun padamu, Miss. Josephine. Segeralah mati dan semuanya beres."
Gadis itu menggeleng keras dengan air mata yang terus berderai.
"Kau mau naik mobil ini sendiri atau menggunakan caraku?"
Gadis itu melihat mobil hitam tak jauh di belakang perempuan itu lalu memandang ke belakang, tepatnya pada tebing curam yang menantinya jika kakinya salah langkah sedikit saja. Lalu logikanya berjalan. Sebuah mobil di tepi jurang jelas bukan ketidaksengajaan.
"Kalian ingin memanipulasi kematianku? Kenapa harus mobil?" Tanyanya dengan suara bergetar.
"Kau bisa lompat jika kau mau. Tapi darling, aku sarankan agar kau mati di dalam mobil ini. Detik-detik menjelang kematian memang menyakitkan, tapi setidaknya tubuhmu aman di dalam sini. Aku akan menutup jendelanya sehingga tidak akan ada binatang buas yang memakan sisa-sisa tubuhmu. Ah, dan jangan lupakan kemungkinan jasadmu untuk ditemukan. Kau tidak mau, kan jasadmu baru ditemukan setelah bertahun-tahun lamanya?"
Perempuan yang dipanggil Miss. Josephine itu menggigit bibirnya. Tidak, kah Tuhan ingin memberinya keajaiban? Sekali saja. Dipandanginya perempuan yang berjarak lima meter di depannya itu lekat-lekat. Dia memang tidak bisa melihat wajahnya, tapi dia akan mengingat suaranya. Suara perempuan yang menyuruhnya mati tanpa perasaan sedikitpun.
"Aku tak akan mati. Kau dengar itu? Aku tak akan mati! Kaulah yang akan mati duluan dan aku akan menyaksikannya. Aku janji itu..."
Suaranya melemah dan air matanya semakin menetes dengan deras. Dia melihat tebing curam itu dengan tubuh yang bergetar. Dia ketakutan, tapi tak akan ada yang menolongnya. Daripada masuk ke dalam mobil, lebih baik dia melakukannya dengan caranya sendiri.
Miss. Josephine mundur perlahan-lahan. Tak butuh banyak langkah untuk bisa mendekati tebing itu karena pada dasarnya dia memang sudah tersudut di situ. Dia memejamkan matanya saat akhirnya memilih melompat.
Beberapa saat kemudian terdengar bunyi seperti benda jatuh yang menghantam sesuatu yang keras. Perempuan berbaju hitam dengan topi itu mendekati bibir tebing. Seringaian muncul di wajahnya.
Misinya berhasil.
Targetnya mati.
***
Prolog sampai chapter lima sudah aku revisi :)
Kenapa cerita ini aku revisi? Karena menurut aku cerita ini masih berantakan haha tanda baca masih nggak sesuai tempat dan terlalu banyak scene yang terlalu bertele-tele.
Pertama kali baca naskah ini setelah sekian lama membuat aku... ternganga. Seriusan! Aku sempet mikir 'Alangkah hebatnya aku waktu itu karena bisa nulis satu partnya sekitar 3000 words. Bahkan ada yang sampe 6000 words'
Sekarang? Ku tak sanggup :v
Dan setelah aku baca-baca lagi, ternyata banyak banget scene yang bertele-tele. Di versi revisi inilah yang bertele-tele itu aku delete dan digantikan dengan yang jelas namun nggak mengubah alur yang dulu.
Aku pribadi lebih suka dengan versi yang sekarang dan aku harap kalian juga suka :)
Post awal : 28 Mei 2016
Revisi : 29 Maret 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Supermodel | #1 Winstone's Series
RomanceSUDAH TERSEDIA DI GOOGLE PLAY BOOKS. Alexander James Winstone Aku mengenalnya. Gadis yang hilang bagaikan ditelan bumi saat memutuskan belajar di Paris. Kini dia kembali dengan keadaan yang benar-benar berubah. Dia sudah menjadi seorang Supermodel...