Happy Reading & Enjoy All
"Larissa, kau punya tamu!"
Larissa mengerutkan keningnya saat mendengar teriakan Alice yang ada di luar. Siapa yang bertamu sepagi ini? Bahkan Larissa baru saja selesai mandi.
Buru-buru Larissa memakai pakaiannya dan bergegas keluar. Dengan tangan yang menggosok rambutnya yang basah menggunakan handuk, Larissa bertanya pada Alice, "Siapa tamuku?"
Dan Larissa langsung mematung saat melihat sosok Alexander yang duduk angkuh di sofa ruang tamu dengan coffe buatan Alice –yang entah enak atau tidak- dengan ekspresi menilai ruang tamunya.
Mata pria itu bertemu dengan mata Larissa. Untuk sejenak dia mematung, lalu berdehem. "Kau tampak segar, Larissa. Bagaimana tidurmu semalam?" tanyanya dengan lembut.
Tidak, Larissa menggeleng. Dia salah mengartikan. Pria itu tidak lembut sekali, hanya sedikit lebih baik dari yang kemarin-kemarin. Larissa mendengus dan langsung mengambil posisi duduk di sofa seberang yang dibatasi oleh meja kaca.
"Kenapa kau kemari?" Ketus Larissa karena merasa tak suka. Otaknya kembali memutar memori pertengkaran mereka semalam.
"Aku ingin memperbaiki keadaan." Jawab pria itu singkat yang membuat Larissa kembali mengerutkan keningnya. Lalu matanya jatuh ke keranjang besar yang berisi bunga segar yang ada di meja kaca di depannya. Bunga itu mengeluarkan harum yang semerbak.
"Semalam aku terlalu memaksamu dan aku tahu kau tak menyukainya." Lalu mata Alexander memindai ruangan Larissa sekali lagi. "Dan yah, sekalian untuk mengucapkan selamat atas tempat tinggal barumu. Apartemen yang indah, Miss. Josephine."
"Mr. Winstone, kau terlalu bertele-tele. Apa kau punya banyak waktu kosong hari ini?" Sindir Larissa yang membuat Alexander mengerutkan bibir tak suka.
"Larissa, tutup mulutmu! Sopanlah pada Mr. Winstone."
Larissa memutar mata karena Alice tiba-tiba saja datang dan menceramahinya. Dia muak.
"Mr. Winstone, maafkan Larissa. Dia memang agak sensitif menjelang runway besar."
Dasar pembohong, batin Larissa mengejek Alice.
"Miss. Eve, aku kemari karena ingin mengajak Larissa keluar. Apa saja jadwal kesibukannya hari ini?"
"Aku sangat tidak!"
"Dia tidak sibuk!"
Baik Larissa maupun Alice bersuara di waktu yang bersamaan, tapi sayangnya jawaban mereka tidak sama. Larissa melotot ke arah Alice yang mengatakan dirinya tidak sibuk.
"Apa-apaan kau ini, Eve? Aku ini sangat sibuk!!"
"Kesibukan apa yang kau maksud, hah? Tidur seharian?"
Keduanya seolah-olah bisa berkomunikasi melalui mata batin. Larissa melotot, begitupun dengan Alice. Keduanya sama-sama memiliki ego yang besar.
"Siapa yang harus kupercaya?"
"Aku, Mr. Winstone. Kau tidak lupa, kan kalau aku asisten pribadinya? Aku tahu jadwalnya dan hari ini dia tidak memiliki jadwal. Rencananya Larissa hanya akan tidur seharian lalu malamnya akan geladi untuk runway Diamond Collection." Sambar Alice dengan membeberkan jadwal Larissa.
Larissa mendengus. Dia kalah cepat dan rasanya menyebalkan.
"Baiklah, terima kasih atas informasinya, Miss. Eve. Kalau begitu aku akan membawa Larissa pergi selama beberapa jam. Kau tidak keberatan, kan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Supermodel | #1 Winstone's Series
RomansaSUDAH TERSEDIA DI GOOGLE PLAY BOOKS. Alexander James Winstone Aku mengenalnya. Gadis yang hilang bagaikan ditelan bumi saat memutuskan belajar di Paris. Kini dia kembali dengan keadaan yang benar-benar berubah. Dia sudah menjadi seorang Supermodel...