Chapter 5

10K 619 10
                                    

Happy Reading & Enjoy All

Rebecca menyeringai ke arah Alexander yang terlihat sibuk dengan seorang pria. Mungkin saja itu asistennya. Dengan langkah seringan bulu perempuan itu mendekat ke arah Alexander.

"Apa yang kau lakukan di sini, Alex? Bukankah kau tidak pernah peduli dengan runway? Lalu kenapa malam ini kau justru menetap hanya untuk geladi resik yang sangat tak penting ini?"

Alexander menipiskan bibirnya karena obrolannya dengan orang kepercayaannya diinterupsi dengan sangat tak sopan. Alexander membalikkan tubuhnya dengan wajah datar yang siap menerkam orang yang mengusiknya.

"Apa maumu yang sebenarnya, Miss. Wilson?"

Rebecca mengangkat bahunya dengan senyum menipu. "Aku hanya ingin mengobrol denganmu, Alex. Aku merindukanmu."

Alex membuang muka mendengar kalimat Rebecca yang terdengar sangat menjijikkan itu.

"Jangan bertingkah seolah-olah kita memiliki hubungan yang lebih, Miss. Wilson. Jangan mencoba-coba untuk membuat skandal denganku lagi atau aku akan membuatmu benar-benar menyesal."

Rebecca menipiskan bibirnya dengan kesal.

"Dan jangan berbicara informal padaku. Kita tidak sedekat itu sampai kau bisa memanggilku dengan nama depanku."

"Lalu apa hubunganmu dengan Larissa sangat dekat?" Rebecca mencela. "Dia memanggilmu dengan nama depanmu saja. Bahkan kalian berciuman, tidak, kau menciumnya tanpa takut akan terjadi skandal." Rebecca mendongakkan dagunya dengan sombong.

"Apa aku masih harus menjelaskannya, Rebecca Wilson? Apa ciumanku yang sangat panas dan penuh gairah itu tak cukup menjelaskan?"

Rebecca seperti tertampar dengan ucapan Alexander. Dia menatap Alexander dengan kemarahan yang terlihat jelas di matanya.

"Jangan mengganggu Larissa walau seujung rambutnya saja, Rebecca. Kalau kau melakukannya, aku benar-benar tak akan mengampunimu."

"Apa masalahmu, hah? Memangnya sepenting apa dia sampai kau mengancamku seperti ini?! Kau lupa, dia modelmu. Hanya modelmu!"

Alexander terkekeh penuh ejekan. "Dia bukan hanya sekedar modelku, Rebecca. Dia lebih dari itu. Dan aku serius tentang ancamanku. Karirmu di dunia modeling akan hancur kalau kau sampai mengusik Larissa."

***

Alexander memustuskan untuk kembali ke dalam untuk menjemput Larissa. Rebecca sudah keluar dan bisa mengganggunya, itu berarti sesi geladi resik memang sudah berakhir. Hal ini semakin dipertegas dengan keadaan lorong-lorong yang biasanya dilalui staff untuk lalu lalang terlihat lenggang.

Geladi resik sudah berakhir dan lorong-lorong juga sudah terlihat sepi. Apa Larissa sudah pulang?

Perasaan tak suka langsung melingkupi Alexander. Seharusnya tadi dia memberitahu Alice kalau dirinya ada di sini dan berniat mengajak Larissa pulang bersama. Tapi dia lupa. Dia terlalu sibuk dengan pekerjaannya sampai melupakan fakta kenapa dia masih di sini sampai selarut ini.

Alexander mengerutkan keningnya mendengar suara teriakan yang terdengar samar-samar. Matanya mengedar. Tiba-tiba saja perasaan tak enak melingkupinya. Suara itu terdengar familiar.

Dengan langkah cepat Alexander melewati lorong-lorong. Sampai akhirnya dia menemukan siapa yang berteriak untuk meminta tolong.

Dan mata Alexander membulat sempurna saat melihat Alice yang duduk kebingungan dengan memangku kepala Larissa yang terpejam. Alexander langsung mendekat ke arah Alice dan mengambil alih kepala Larissa dengan sangat khawatir.

Supermodel | #1 Winstone's SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang