Rayya membuka pintu Caffe dan menemukan (Namakamu) sedang mengelap meja yang kotor. Dengan langkah seribu,Rayya segera mendekati (Namakamu).
"Hallo Bee!!" sapa Rayya dengan sedikit menekankan kata 'Bee' diakhir kalimatnya. (Namakamu) menoleh lalu mndengus malas.
"Jangan panggil gue gitu Ray. Nama gue itu (Namakamu). Bukan Bee. Ngerti?"
Rayya hanya cengengesan saja mendengar perkataan (Namakamu) yang lemas dan tak ada semangat sama sekali. Sepertinya (Namakamu) bukan risih dengan panggilan yang ia sebut,sepertinya ia sedang bingung oleh biaya nya Kak Bryn.
Rayya mengikuti arah langkah (Namakamu) yang menuju luar Caffe hendak mencuci sesuatu. Karena keran air Caffe berada tepat didepan Caffe nya. Jadi pelayan yang hendak mencuci Kain Lap dan Pel-an harus ke depan dahulu. Kecuali piring-piring kotor. Mereka sudah disediakan tempat dibelakang.
Rayya menatap sendu (Namakamu). "(Nam)...yakin lo gak mau minjam dari gue? gue ikhlas deh. Kebetulan Orang Tua gue baru aja dapat gajihan. Pasti ada sisa buat lo. Gue pinjamin ya?"
(Namakamu) menggeleng sambik mencuci Kain Lap. Ia tak mau merepotkan kali ini. Cukup ia dan Bryn yang menanggung semuanya. Sambil merentangkan Kain Lap agar kering (Namakamu) berucap "Gue gak mau ya Ray ngerepotin lo. Lagian gue udah sering minjem-minjem. Gue gak mau lo terlalu ikut campur urusan gue walaupun lo itu sahabat gue"
"Jangan sok jago deh kamu. kalau kamu butuh. Bilang aja butuh,jangan gengsi. Lama-lama dunia ini berat sama ke-gengsian antar manusia. Aku bisa minjemin ke kamu kok"
Rayya membulatkan matanya melihat siapa yang ada dibalik tubuh (Namakamu). Itu idolanya!!
(Namakamu) memasang wajah datar "Lo ngapain hah? bukannya seorang artis kayak lo harusnya sibuk di Tv ya? sibuk sama gosip yang beredar." bukan seperti pertanyaan. Melainkan seperti sindiram tajam dari (Namakamu).
Siapa lagi kalau bukan Iqbaal.
Rayya menggigit jarinya melihat idolanya dari dekat. Ia lalu menggeser posisi (Namakamu) agar (Namakamu) tak menghalanginya.
"Yaampun Iqbaal...lo ganteng banget sih..boleh foto gak?" pinta Rayya polos. Iqbaal hanya tertawa dan mengangguk. Lalu menuruti keinginan Rayya. Dengan mendekati teman (Namakamu). Iqbaal semakin mudah mencari informasi tentang (Namakamu).
(Namakamu) mengeram kesal melihat Rayya yang malah tidak mendukungnya sama sekali untuk menjauhi artis gila itu. (Namakamu) menarik lengan Rayya agar berada disampingnya.
"Setelah lo maksa-maksa gue gak jelas di Caffe kopi kemarin. Sekarang lo mau sok-sok-an minjamin gue uang? lo pikir lo siapa hah?! lo gak tahu semua tentang gue!! lo cuma Artis sombong yang bisanya cuma jadi orang yang gak tahu diri. Dan lo itu gak usah sok-sok-an deketin gue. Denger ya Iqbaal. Gue itu gak kenal sama lo!! gue gak percaya kalau lo itu teman kecil gue. Lo bukan siapa-siapa gue dari dulu....dan selamanya!! ayo Ray,kita pergi aja!"
(Namakamu) menarik paksa Rayya masuk kedalam Caffe. Meninggalkan Iqbaal dengan semua senyuman jahil yang ada.
'Aku bakal bikin kamu ingat sama aku (Nam). Walaupun aku gak tahu kenapa kamu jadi lupa sama Boo kamu sendiri'
***
(Namakamu) mendesah pasrah. Baru saja ia diberi tahu oleh Kak Bryn bahwa Kak Bryn tak bisa membayar keperluan kuliahnya itu. (Namakamu) berfikir keras bagaimana caranya ia bisa mendapatkan uang dalam waktu dekat.
Kata Kak Bryn,walaupun Kak Bryn mendapat beasiswa,tetap saja untuk urusan yang satu ini,Kak bryn harus membayar sebesar Sepuluh juta rupiah.
(Namakamu) berjalan gontai kekursi taman yang kosong. Ditemani hamparan sejuk angin yang membuatnya mengantuk. Disini adalah tempat yang paling enak bagi (Namakamu) untuk menghirup nafas rileks setelah seharian bekerja.
Tapi pikirannya masih dipenuhi oleh uang yang harus ia dapatkan demi membantu sang Kakak.
"Yakin gak mau pinjam dari aku?"
(Namakamu) tertegun sebelum akhirnya menyadari siapa pemilik suara itu. Ia bersidekap dada. "Ngapain lo ngikutin gue?"
Iqbaal tertawa lalu duduk disamping (Namakamu). "Aku gak ngikutin kamu,cuma kebetulan aja lagi kesini nemenin sepupu jalan-jalan"
(Namakamu) tersenyum kecut. Alasan basi,ia tahu Iqbaal mengikutinua sejak ia selesai bekerja dan langsung melesat ke taman ini.
"Biasanya dulu,kalau kamu lagi bosan. Pasti kita pergi ketaman ini sambil makan ice cream. Terus kalau kamu lagi sedih,kamu pasti nangis dipundak aku. Dan kalau sekarang kamu mau nangis,aku siap kok pinjamin pundak aku buat kamu pakai sebagai pelampiasan kesedihan kamu" ujar Iqbaal sambil menepuk pundak sebelah kirinya. Menawarkan pada (Namakamu).
"Siapa elo" desis (Namakamu).
Iqbaal tersenyum miris. Ternyata gadis ini masih belum mengingat dirinya sama sekali,ternyata gadis ini masih menganggapnya 'artis sombong'.
Iqbaal menghela nafas kasar lalu menatap (Namakamu) "Sekarang cerita ke aku (Namakamu). Kenapa kamu bisa sampai kayak gini? kamu kecelakaan? apa gimana sih? cerita semuanya ke aku (Namakamu)...aku salah apa sampai kamu lupain gitu aja?"
"Baal...please..gue gak kenal sama lo! gue gak tahu lo itu siapa..berhenti maksa gue Baal.." lirih (Namakamu) penuh penekanan.
Iqbaal tak menyerah,ia akan terus membuat (Namakamu) ingat dengannya. Ia berfikir keras bagaimana caranya agar (Namakamu) bisa ingat kalau dirinyalah Boo seperti yang (Namakamu) panggil dulu.
"Gimana kalau..aku kasih penawaran ke kamu?" tawar Iqbaal. (Namakamu) menautkan alisnya.
"Penawaran?"
"Iya,jadi aku bakal pinjamin kamu uang sesuai yang kamu butuh sekarang. Bahkan kamu boleh pinjam kalau kamu butuh kapan aja. Kamu gak usah ganti uangnya" ucap Iqbaal yakin.
"Gak usah ganti? hah? gak salah dengar kan gue?"
Iqbaal menggeleng mantap "Enggak kok. Tapi..ada syaratnya.." Iqbaal tersenyum jahil.
(Namakamu) memutar matanya malas,seperti yang ia tebak,pasti lelaki ini ada maunya. (Namakamu) menyerongkan badannya lebih menghadap Iqbaal. Lalu mengangkat dagunya "Syarat nya apa?"
Iqbaal tersenyum kemenangan,dalam hati ia berterima kasih pada Cassie yang sudah menerangi jalan yang hampir saja buntu. Iqbaal berdehem sebentar lalu melanjutkan "Jadi..kamu ganti uang yang kamu pinjam dengan nurutin semua permintaan aku! i mean kamu harus mau jalan-jalan sama aku. Makan sama aku,pokoknya kalau aku ajak kamu,kamu harus mau! dan..kamu juga...harus mencoba ngingat siapa aku sebenarnya dihati kamu...Bee.." Suara Iqbaal semakin terdengar melirih diakhir. Ini memang yang dia inginkan. Ia ingin Bee ingat dengan Boo.
(Namakamu) menatap sendu Iqbaal yang begitu gigih ingin ia tahu siapa Iqbaal sebenarnya. (Namakamu) merasa tersentuh dengan ketekunan Iqbaal. Bahkan (Namakamu) tak yakin jika ia pernah amnesia seperti dugaan Iqbaal.
"Lo..bener-bener mau buat gue ingat Baal?" (Namakamu) tak yakin. Iqbaal tersenyum tipis.
Iqbaal langsung memeluk (Namakamu) dengan erat,menyembunyikan wajah tampannya dipundak (Namakamu) yang dibalut baju khas pelayan Caffe.
"Aku janji..bakal bikin kamu ingat lagi Bee"
BERSAMBUNG...
Vomments Please:)
KAMU SEDANG MEMBACA
About Remember
FanfictionKejadian dimasa lalu yang akhirnya terungkap. (Namakamu) yang tak ingat sama sekali,dan iqbaal yang baru menyadarinya