2

4.3K 343 8
                                    

"J-jimin ?"
"Diam hyung, aku merindukanmu."

Deg
Jantung Yoongi seolah ingin melompat keluar dari tempatnya. Berbagai angan masuk dalam benaknya, memaksanya berpikir lebih keras, ia ingin sekali berontak, tapi tubuhnya seolah kaku dan tidak bisa berkutik.

Keadaan seperti itu tidak jauh beda dengan yang Jimin rasakan. Rasa penyesalan, rasa rindu, rasa haru, dan rasa cinta bercampur menjadi satu. Tunggu ! Cinta ? Benarkah ? Ya! Jimin baru merasakannya saat Yoongi meninggalkannya. Hanya saja waktu itu Jimin belum menyadari sepenuhnya. Ia berpikir kalau ia hanya mencintai Jungkook, tapi hatinya selalu bedesir saat bersama Yoongi, tapi tidak bersama Jungkook.
Jimin mengeratkan pelukannya pada Yoongi saat merasakan tidak ada penolakan. Jimin merasa sangat merindukan Yoongi, ia tidak bisa mengendalikan dirinya. Dia benar-benar tidak bisa. Jimin melepas pelukannya, memegang kedua bahu Yoongi erat. Jimin menatap mata Yoongi lekat sampai

Chup

Yoongi membolakan matanya merasakan benda lembut dan basah menempel sempurna di bibir tipisnya. Yoongi tidak bisa menolak, juga tidak bisa bergerak. Rasanya seperti di bekukan di sebuah kutub utara. Yoongi merasakan Jimin melumat bibirnya pelan.

Yoongi merasa pening bukan main, tiba-tiba ingatan itu datang lagi. Yoongi semakin mengingatnya, hingga ia tersadar siapa yang tengah menciumnya ini. Dengan mengumpulkan tenaganya Yoongi mendorong Jimin dengan kasar dan terdengar suara 'cupp' dari bibir yang terlepas paksa.

Yoongi menahan amarahny pada Jimin. Semua yang Jimin lakukan seolah mempermainkan perasaannya.

"Apa yg kau lakukan huh ?"
"Hyung," lirih Jimin.
"Diam Park. Jangan kau anggap aku menerima perlakuan itu begitu saja. Tidak semudah itu."
"Kenapa hyung. Kau bahkan masih kekasihku.!"
"Apa kau bilang ? Kekasih ?"
"Ya !" ucap Jimin lantang. "Aku masih kekasihmu. Kita belum mengakhirinya."
"Ck, dengan mudah dan beraninya kau mengatakan aku kekasihmu. Setelah semua ini huh ? Lalu apa hubungan kita dulu saat kau bahkan tak menganggapku ? Apa itu juga kekasih ?"
"Kau harus tau hyung, aku-"
"Tidak ! Aku tidak butuh kata-kata apapun."
"Kau tidak mengerti apapun hyung. Saat itu-"
"Apa ? Apa yang tak aku mengerti ? Perasaanmu pada Jungkook ? Atau perasaan palsu mu padaku ? Atau kemarahanmu pada Taehyung ? Apa yang aku tidak mengerti ? Aku mengerti semuanya. Aku tau !"
"Hyung, tapi kau harus tau satu ha-"
"Cukup. Aku lelah Jimin."
"Hyung ! Betapa egoisnya dirimu jika tidak mendengar penjelasanku."

Yoongi tidak mau peduli. Ia langsung masuk ke mobil dan melajukannya dan tidak mau mendengar kata-kata Jimin.

"Brengsek !" ucap Yoongi sambil memukul stir mobilnya. "Kau brengsek Park Jimin."
.
,
,
,
,
Jimin merasa sakit. Yoongi telah membencinya. Ia tau ia salah. Tapi ia ingin memperbaiki semuanya. Lalu Jimin ingat bagaimana kata Jungkook dan Taehyung tadi.

" Jika kau mau mendapatkan hati Yoongi hyung. Jelaskan. Kalau dia tidak mau mendengarkan, maka dekati dia. Dengan cara yang membuat nya mulai memikirkanmu lagi. Kau tau maksud kami kan ?"

Jimin lalu tersenyum mengingatnya. "Baiklah hyung, jika kau menjauh. Aku akan mendekat. Bagaimana pun caranya." ucap Jimin bermonolog.
.
,.
.
.
.
Hari ini hari pertama Yoongi masuk ke kampus barunya. Karena dia mahasiswa pindahan, maka dia tetap mahasiswa semester 4. Yoongi berjalan di koridor kampus yang nampak masih sepi. Ia bingung ruang kepala yayasan di mana.

"Bodoh. Kenapa aku tidak menelfon Hoseok, Taehyung, Namjoon atau Jungkook saja." Yoongi merutuki kebodohannya sendiri.

Segera Yoongi menelfon Jungkook, tapi tidak di angkat juga. "Kemana kelinci itu ?"
Lalu Yoongi beralih menelfon Hoseok. Dan untung di angkat.

"Ya hoseok kau dimana ? Aku butuh bantuanmu."
"..."
"Aku ada di kampus. Tapi aku tidak tau di mana letak ruang ketua yayasan."
"..."
"Kalau disini tidak sepi. Aku tidak akan menelfon mu"
"..."
"Aish ya sudah."

Please Promise My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang