4

3.6K 296 7
                                    

"Jimin aku-"

Jimin memandang Yoongi penuh harap, ia benar-benar berharap jika Yoongi menerimanya.

Yoongi berfikir sejenak, ia tidak bisa percaya begitu saja. Meskipun hatinya begitu ingi mengatakan 'iya' tapi ia takut. Takut kalau Jimin hanya memprmainkannya. Yoongi berfikir betapa bodohnya dia menerima Jimin, tanpa mempertimbangkan dulu.

"Hyung, apapun jawabanmu aku akan menerimanya. Aku tau kau tidak siap. Dan aku tau, kau masih ragu. Aku akan menunggumu hyung."

Yoongi menatap mata Jimin "maaf Jimin, beri aku waktu. Aku, aku-"

Jimin mengusap pipi Yoongi lembut dan menatapnya dalam "aku mengerti. Aku tau kau masih mencintaiku, itu lebih dari cukup hyung." Jimin membawa Yoongi dalam dekapannya, "berapapun waktu yang kau minta, akan aku penuhi hyung. Sehari, seminggu, sebulan, setahun, selama apapun hyung. Aku akan menunggumu."

Yoongi mengangguk di sela pelukannya. "Terimakasih."
.
.
.
.
.
.
.
.
Yoongi berada di dapur, ia memasak sayuran yang ia beli kemarin. Ia ingat, Jimin masih sakit, jadi Yoongi memasakkan nya sayur, agar Jimin lebih bertenaga.

Jimin membuka matanya ia melihat ke jendela kamar, suda pagi. Ia melihat ke arah sofa, Yoongi tidak ada. Artinya Yoongi sudah bangun. Yah ! Memang semalam Jimin menginap di apartement Yoongi, tapi Yoongi menolak tidur bersama Jimin, tapi Yoongi juga tidak mau Jimin sendirian. Jadilah Yoongi tidur di sofa. Memang setelah mereka mengungkapkan isi hatinya masing-masing, hubungan mereka membaik.

Jimin habis mandi dan keluar kamar, melihat Yoongiefang menata makanan di meja makan.

"Hyung ?"
"Jimin ? Kau siudah bangun ? Kenapa kau tidak tidur ? Kau masih sakit."
"Aniya hyung, aku harus ke kampus. Aku sudahehat."
"Aigoo, kau mengeyel sekali sih !"
"Aku baik hyung."
"Aish, baiklah. Tapi kau, harus berangkat denganku. Cepat sarapan, aku sudah menyiapkannya."
.
.
.
.
.
Yoongi berangkat ke kmpus bersama Jimin, Yoongi menuntun Jimin turun dari mobilnya, sehingga membuat banyak pasang mata yang menatapnya.

"Kau mau ku antar sampai kelas ? Aku tau kakimu masih sedikit sakit."
"Jika tidak merepotkanmu, tidak apa hyung."
"Baiklah." lalu Yoongi mengantar Jimin sampai di depan kelas Jimin. Yoongi segera pergi saat Jimin masuk ke kelasnya.

Taehyung langsung heboh saat tau Jimin di antar Yoongi, "huaaaa Jimin, kau bersama Yoongi hyung ? Apa kau sudah balikan ?" suara Taehyung yang keras membuat banyak orang mengerubungi Jimin ?

"Yah Jimin ? Kau dan sunbae manis itu berpacaran ?"
"Wahh Jimin, kau hebat sekali."
"Bukankah dia sangat dingin ? Tapi kau bisa meluluhkanya, daebak !"

Jimin menghela nafas bosan. "Kalian kenapa yang sewot sih ? Jangan percaya perkataan alien gila itu."

Tepat saat Jimin menyelesaikan ucapannya ada dosen Jung yang masuk, sehingga membuat kerumunan itu buyar sendiri-sendiri.

Jimin menatap Taehyung yang tersenyum dengan ceria, Jimin hanya menggeleng dan menghela nafas saja.
.
.
.
.
Jam istirahat tiba, dan setelah ini Yoongi tidak ada kelas. Ia berfikir untuk pulang saja, lagipula setelah ini Yoongi tidak mau kemana-mana.

"Hai hyung !"

"Jungkook !"

"Kemarin aku dan Taehyung langsung pulang, saat aku bangun kau tidak ada."

"Maaf niat ku keluar sebentar untuk membelikan kalian bahan untuk makanan, tapi malah-"

"Ya, ya aku sudah dengar."

"Mwo ! Kau tau ?"

"Hmm, sudahlah. Hyung mau kemana ?"

"Aku mau pulang, sebptelah ini tidak ada kelas."

Please Promise My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang