Maaf banget ya baru bisa update, ini juga ceritanya pendek banget. bagian ini belum diprivate, aku sempet sakit seminggu jadi updatenya telat banget nggak sesuai info. next chapter baru diprivate. makasi yang udah mau nunggu cerita ini. :)
happy reading :*
---------------------------------------------------------------------------------
Aku sangat kepanasan, seluruh tubuhku nyeri apalagi pada bagian sensitifku. Aku meraba seluruh tubuhku dan rasanya semakin panas. Kurasa Dion memasukkan sesuatu kedalam minuman tadi. Dan dengan bodohnya aku mau meminumnya. Dion mendekatiku dengan senyum jeleknya. Dari awal aku tidak suka melihat caranya tersenyum. Dia mengusap pipiku dan rasanya sangat menyengat. Semua tubuhnya rasanya sangat sensitif.
Sungguh disini sangat panas, ingin rasanya membuka semua pakaian yang aku kenakan dan berendam di air es. Aku berdiri dengan sedikit limbung tapi Dion memegangiku. Aku mencoba membuka bajuku, aku sudah tidak tahan.
"Wowowow santai sayang, jangan disini okey?" Dion menghentikanku ketika aku mulai membuka kancing kemejaku. Aku menatapnya dengan pandangan sayu, kurasa aku sudah gila. Dion mulai menciumi leherku dan rasanya sangat menyenangkan. Aku mengadahkan kepalaku untuk memudahkan Dion melakukannya ciumannya dileherku.
Tanpa sadar aku mendesah dan menekan kepala Dion untuk terus bermain dileherku. Tangan Dion tidak tinggal diam, dia mulai meremas payudaraku dan aku makin mendesah nikmat. Ketika aku menikmati apa yang Dion lakukan, tiba-tiba Dion berhenti. Aku membuka mataku yang entah kapan sudah tertutup karna terlalu menikmati. Saat aku mulai memandang kearah Dion, ternyata dia sudah tersungkur kelantai dengan seorang laki-laki yang mendudukinya sambil menghajarnya.
Laki-laki itu Bian. Dia menghajar Dion sampai babak belur dan sampai dipisahkan oleh satpam club ini. Bian menghampiriku yang masih bergerak gelisah menahan hasrat dan panas pada tubuhku.
"Kita pulang!" kurasa Bian marah, tatapannya sangat menakutkan. Dia menyeretku menuju kearah parkir mobilnya. Aku masih merasakan panas ditubuhku, bukannya menghilang malah kurasa panasnya semakin menjadi. Bian mendudukkanku dikursi penumpang sebelahnya. Dan dia duduk dibelakang kemudi. Karna reaksi tubuhku aku menarik Bian dan mencium bibirnya. Aku mulai meraba dada bidangnya.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Bian sedikit membentakku. Aku bukannya berhenti malah aku menciumi leher Bian. Dia mencoba menjauhkanku darinya tapi aku mulai bangun dan duduk dipangkuan Bian. Aku seperti kehilangan kesadaran dan tubuhku bergerak dengan sendirinya. Aku seperti wanita murahan tapi entah kenapa otakku kalah akan reaksi tubuhku.
Aku tidak memperdulikan protes Bian dan terus menciuminya. Malah aku menahan tangan Bian diatas kepalanya. Bian mencoba mendorongku dan dia berhasil melepaskan tangannya dariku.
"Kau mabuk? Hentikan Seva!" aku memandang Bian dengan sayu.
"Panas .. panas" hanya itu yang aku katakan dan mulai membuka kemeja yang aku kenakan.
"Sial!! Kau meminum obat perangsang? Bajingan brengsek!!" aku tak memperdulikan Bian yang sedang mengumpat. Aku terus membuka kemejaku, dan ketika terlepas aku membuangnya ke jok belakang. Kami masih diparkiran club dan aku juga masih duduk diatas pangkuan Bian. Ketika aku ingin membuka bra ku Bian menghentikannya. Aku memandangnya dengan terus bergumam kata panas.
"Seva aku mohon tahan hasratmu, jangan disini oke?" Bian memandangku tajam tapi aku bukannya menuruti kata-kata Bian, aku kembali menciumi lehernya dan mencoba membuka bra-ku yang masih ditahan oleh Bian.
"Seva!! Aku mohon tahan sebentar, kita pulang oke?" aku hanya mampu menggeleng dan terus berkata panas. Bian berusaha memegangi tanganku yang terus mencoba membuka pakaian yang masih melekat ditubuhku.
"Sial!!" umpat Bian sambil mengacak rambutnya.
Akhirnya Bian melepas jaket yang dikenakannya, memakaikannya padaku dan menyeretku keluar dari mobil. Dia terus menarikku sampai di Hotel terdekat. Setelah melakukan registrasi Bian kembali menarikku menuju sebuah kamar yang telah disewanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh Gay , Look At Me Please 🔞
RomanceDia Sevanya Callista , seorang wanita yang berumur 24 tahun bertemu dengan seorang pria dengan tidak sengaja yang telah menolongnya dari sebuah musibah. Seharusnya dia hanya membalas budi tapi kejadian tidak terduga membawanya semakin jauh.. Setelah...